Liputan6.com, Jakarta - Secara resmi, akhirnya Inggris keluar dari pemerintahan Ini Eropa pada 31 Januari 2020 . Peristiwa ini dikenal dengan British Exit atau Brexit.
Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan Brexit tidak akan berdampak pada Indonesia. "Brexit tidak berdampak," kata Airlangga di Wisma Antara Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).
Baca Juga
Sementara itu, Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan perlu kajian khusus untuk memastikan Brexit berpengaruh pada investasi di Indonesia.
Advertisement
"Kita butuh kajian tentang berapa besar dampaknya (Brexit)," kata Bahlil di lokasi yang sama.
Wacana Brexit kata dia memang sudah ada sejak tahun 2016. Namun pengaruhya terhadap Indonesia belum bisa dipastikan. Lantaran baru 2 hari lalu secara resmi diumumkan, Indonesia pun belum memiliki kajian.
"Belum ada pengkajian, baru diputuskan kok," singkat Bahlil.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Brexit Bisa Ganggu Aliran Modal Asing ke Indonesia
Direktur Riset Centre of Reform On Economics (Core), Piter Abdullah, mengatakan hubungan antara Inggris dan Eropa pasca Brexit menjadi sebuah ketidakpastian bagi ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Kemungkinan terburuk di dalam negeri akan berdampak terhadap aliran modal asing ke Tanah Air.
"Ketidakpastian ini bisa berdampak negatif terhadap perekonomian global, menurunkan risk appetite yang berujung tertahannya aliran modal ke instrumen berisiko termasuk menahan aliran modal yang masuk ke Indonesia," kata dia kepada merdeka.com, Minggu (2/2/2020).
BACA JUGA
Kendati begitu, meskipun ada risiko terhadap aliran modal asing namun kondisi pasar keuangan diyakini tidak berdampak begitu besar. "Seperti disebutkan bu SMI (Sri Mulyani Indrawati) beliau lebih khawatir dengan Corona ketimbang dampak Brexit," imbuh dia.
Di luar dampak negatif, brexit juga dinilai menawarkan peluang besar bagi Indonesia. Salah satunya yakni mendorong tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di Inggris. Mengingat, Inggris sendiri kekurangan tenaga kerja pasca keluar dari Benua Biru.
"Inggris pasca Brexit juga kemungkinan akan kekurangan tenaga kerja. Ini juga harusnya dimanfaatkan untuk menyalurkan tenaga kerja Indonesia," tandas dia.
Advertisement