Sejumlah Daerah Mulai Isolasi, Arus Logistik Anjlok

Secara keseluruhan kegiatan sektor logistik turun sampai 40-50 persen dampak dari isolasi yang diterapkan di beberapa wilayah.

oleh Tira Santia diperbarui 30 Mar 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2020, 16:00 WIB
Semrawut Kemacetan Truk Kontainer di Tanjung Priok
Kemacetan arus kendaraan saat melintas di Jalan Yos Sudarso arah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/7). Kemacetan disebabkan mahalnya tarif tol pelabuhan yang mencapai Rp 45 ribu sehingga sopir memilih jalan bawah. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan, munculnya pandemic virus corona covid-19 ini membuat sektor logistik mengalami penurunan dan kendala akibat sebagian wilayah di Indonesia sudah menerapkan lockdown mandiri.

Zaldy menyebut secara keseluruhan kegiatan sektor logistik turun sampai 40-50 persen, meskipun ada beberapa pengiriman yang naik seperti pengiriman bahan makanan segar. 

“Seharusnya lockdown tidak membuat distribusi logistik terhenti, Pemda atau Pemprov tidak bisa menutup wilayahnya untuk jalur logistik, yang boleh ditutup untuk jalur orang,” kata Zaldy kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (30/3/2020).

Menurutnya, hingga kini masih ada ketidakjelasan di lapangan. Hal ini karena pemerintah pusat terlambat membuat aturan pelaksana karantina wilayah atau lockdown sehingga setiap daerah membuat kebijakan sendiri-sendiri yang tidak sama.

“Pemerintah perlu menjaga distribusi logistik tetap lancar keseluruh indonesia karena ketersediaan barang sangat vital,” ungkapnya. 

 

Pengusaha Logistik Harus Diperhatikan

Semrawut Kemacetan Truk Kontainer di Tanjung Priok
Kemacetan arus kendaraan saat melintas di Jalan Yos Sudarso arah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/7). Lambatnya proses masuk menuju pelabuhan juga menjadi salah satu penyebab kemacetan. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Selain itu, Zaldy berharap pemerintah juga memperhatikan pengusaha sektor logistik jika nantinya pemerintah melakukan karantina wilayah. Sehingga masyarakat masih bisa mendapatkan kebutuhan pokoknya walaupun tidak keluar rumah.

Sementara itu, ia juga berharap agar pemerintah memperhatikan dan memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) bagi perusahaan logistik, agar personil logistik yang dilapangan tetap aman selama menjalankan tugas, begitupun untuk melindungi konsumen.

“Makanya APD untuk personil logistik sangat penting, di mana sekarang ini APD sangat jarang dan mahal,” ujarnya.

Kendati begitu, penerapan karantina wilayah yang masih di sebagian wilayah saja, Zaldy menginginkan pemerintah lebih tegas dalam menentukan kebijakan daerah untuk melakarang barang masuk.

“Ini perlu dibenarkan dengan aturan yang jelas dari pemerintah pusat,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya