3 Manfaat yang Didapat dari Penerbitan Recovery Bond

Jika recovery bond tidak diterbitkan, masyarakat Indonesia akan terus berteriak memohon bantuan kepada pemerintah untuk bertahan hidup.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Apr 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2020, 19:00 WIB
Rupiah Tetap Berada di Zona Hijau
Teller menunjukkan mata uang rupiah dan dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Hingga hari ini, US$ 1 dibanderol Rp 14.020. Rupiah menguat 0,71% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah, mengatakan bahwa tidak ada untung rugi dalam penerbitan recovery bond. Menurutnya penerbitan recovery bond tersebut demi menangani pandemi virus Corona.

“Ini kita tidak sedang berdagang, kita tidak ngomongin untung dan rugi, ini yang kita lihat untungnya saja, yaitu manfaatnya karena sekarang ini kita coba lihat dulu peruntukannya,” kata Piter kepada Liputan6.com, Rabu (1/4/2020).

Piter menyebutkan, ada tiga keuntungan atau manfaat yang diperoleh dari penerbitan recovery bond yakni pertama untuk menanggulangi wabah Corona. Ia yakin seluruh masyarakat di Indonesia menyetujui hal itu.

“Saya kira semua orang di Indonesia setuju. Kalau pemerintah mengeluarkan pengeluaran lebih besar untuk menanggulangi wabah Corona, kan baik tujuannya,” ujarnya.

Kedua, untuk membantu masyarakat yang terdampak. Berarti tujuannya memang baik. Ia menegaskan tidak ada yang disebut rugi untuk membantu.

Ketiga, memberikan bantuan untuk perusahaan-perusahaan agar bisa bertahan di tengah mengahadapi wabah virus Corona. Sehingga perusahaan-perusahaan ini diharapkan bisa membantu membangkitkan ekonomi.

“Ya itu baik juga kalau perusahaan-perusahaan collapse (runtuh atau bangkrut), yang akan rusak sendiri perekonomian secara nasional, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan meningkat, dan sebagainya, kita tidak melihat untung rugi tapi peruntukannya untuk sesuatu yang baik,” tegasknya.

Oleh karena itu, ia menegaskan kembali tidak ada rugi dalam penerbitan recovery bond ini, karena tujuannya untuk yang masyarakat butuhkan.

 

Bantuan

Rupiah Masih Tertahan di Zona Merah
Teller menunjukkan mata uang rupiah di Jakarta, Selasa (15/10/219). Rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.166 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, jika recovery bond tidak diterbitkan, Piter menilai maka masyarakat Indonesia akan terus berteriak memohon bantuan kepada pemerintah untuk bertahan hidup di tengah pandemi virus corona ini.

“Kalau kita tidak terbitkan recovery bond, terus nanti masyarakatnya teriak-teriak lagi, sekarangkan masyarakat lagi teriak-teriak, bahwasannya meminta pemerintah bantu dong bantu. Kan enggak cukup Rp 405,1 triliun ini,”

Dia mengatakan bahwa Rp 405,1 triliun itu diambil dari anggaran yang sudah ada, sebagian lagi harus dianggarkan baru, ada tambahan, lalu yang tambahan ini perlu pembiayaan baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya