Erick Thohir: Mafia Mendominasi Impor Alat Kesehatan, Kita Harus Lawan

Mafia yang memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini harus ditindak tegas dan dilawan agar praktik kotor tidak menyulitkan negara.

oleh Athika Rahma diperbarui 16 Apr 2020, 17:10 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2020, 17:10 WIB
Peran Aktif Kimia Farma untuk Mencegah Penyebaran Virus Corona
Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi salah satu gerai Kimia Farma di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyoroti peluang pencaplokan importasi alat kesehatan yang saat ini sedang digencarkan demi memerangi virus Corona.

Dirinya menyatakan, mafia-mafia yang memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini harus ditindak tegas dan dilawan agar praktik kotor tidak menyulitkan negara apalagi di saat sulit seperti ini.

"Kalau kita nggak gotong royong, memangnya bangsa lain peduli? Jangan semuanya ujung-ujung duit terus, lalu kita kejebak short term policy, didominasi mafia (impor alkes), kita harus lawan itu. Pak Jokowi punya keberpihakan akan itu," kata Erick dalam siaran langsung di akun Instagramnya, @erickthohir, Kamis (16/4/2020).

Lebih lanjut, dirinya menyatakan 90 persen alat kesehatan dan bahan baku obat masih diimpor dari luar negeri. Oleh karenanya, peluang mafia bergelayutan di importasi alat kesehatan ini besar.

"Mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak, jangan kita ini selalu terjebak praktik kotor," ujarnya.

Tak lupa, Erick berharap, BUMN-BUMN yang sedang ditugaskan memproduksi ventilator agar berjuang sekuat tenaga. Nantinya, para penemu ventilator lokal juga akan diintegrasikan dengan industri pertahanan.

Adapun, BUMN yang ditugaskan memproduksi ventilator dalam negeri tersebut ialah PT Len Industri, PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad dan 15 tim lainnya.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Jokowi Minta Izin untuk Industri Alat Kesehatan Tak Dipersulit

FOTO: Presiden Jokowi Ajak Negara-Negara ASEAN Bersinergi Melawan COVID-19
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kanan) dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) saat KTT ASEAN Khusus Tentang COVID-19 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020). (Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan saat ini sudah ada 213 negara yang terkena pademi Covid-19. Dengan meningkatnya negara yang terkena dampak hal tersebut kata dia membuat seluruh negara merebutkan untuk memperoleh alat kesehatan.

"Kita harus melihat kembali seluruh potensi sumber daya yang kita miliki di negera kita terutama industri alat-alat kesehatan kita," jelas Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait Optimalisasi Industri Dalam Negeri Untuk Penanganan Covid-19 melalui siaran telelekonference di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (15/4).

Mulai dari industri bahan baku, obat, hingga farmasi. Sebab itu, kebutuhan bahan baku jangan sampai diekspor ke luar negeri.

"Baik itu yang saya lihat APD kita bisa produksi banyak, baik itu yang berkaitan dengan masker kita bisa produksi banyak, agar ini diatur," jelas Jokowi.

Sebab itu, dia meminta agar para menteri terkait tidak mempersulit perizinan para industri alkes. Sehingga kata dia, tidak ada lagi proses perizinan ini menghambat. Kemudian terkait impor bahan baku pun, Jokowi minta agar bea cukai, hingga Kemendag memberikan relaksasi proses perizinan.

"Terutama itu Kemendag ada relaksasi yang betul-betul dilakukan sehingga proses perizinan yang cepat dan terintegrasi betul-betul ada dan membantu mereka," jelas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya