Harga Emas Naik Dipicu Ketegangan AS-China

Harga emas naik pada hari Jumat karena meningkatnya ketegangan AS-China

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Mei 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2020, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada hari Jumat karena meningkatnya ketegangan AS-China. Ini menambah kekhawatiran lambatnya pemulihan ekonomi global yang telah pulih dari pandemi virus corona.

Dikutip dari laman CNBC, Sabtu (23/5/2020), harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi USD 1,735.43 per ons, setelah jatuh 1,4 persen pada hari Kamis, dan menuju penurunan mingguan. Emas berjangka AS naik 0,8 persen menjadi USD 1,736.20.

"Sikap agresif Cina terhadap keamanan Hong Kong dapat memperburuk hubungan yang sudah tegang (dengan AS) dan kemungkinan konfrontasi antara kapal perang AS dan kapal angkut Iran menuju Venezuela adalah kekhawatiran utama menuju akhir pekan yang panjang, mendorong pembelian investor," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan logam mulia di BMO.

Gesekan AS-Cina muncul ke permukaan lagi atas sumber virus corona dan semakin meningkat dengan proposal China untuk memberlakukan undang-undang keamanan di Hong Kong, sekaligus menarik kritik dari Washington.

Ketegangan ini menambah kekhawatiran pemulihan ekonomi global yang lebih lambat, menekan pasar ekuitas tetapi mendukung dolar AS, juga dianggap sebagai tempat yang aman. Meningkatkan kesengsaraan ekonomi, Beijing menurunkan target pertumbuhan tahunan untuk pertama kalinya.

 

Prediksi Harga Emas

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Fitch Solutions memperkirakan emas telah bertahan di atas level kunci USD 1.700 per ons, membangun dorongan untuk mencapai puncak 2011 di kuartal mendatang.

Suku bunga lebih rendah untuk jangka waktu lebih lama dengan pelonggaran kuantitatif, ketidakpastian makro dan geopolitik dan arus investor yang kuat harus terus mendukung emas pada enam hingga 12 bulan, kata Fitch.

Di sisi fisik, permintaan meningkat di pusat-pusat Asia karena ekonomi mulai bangkit akibat pelonggaran lockdown.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya