Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun pada hari Selasa karena meningkatnya jumlah kasus Covid-19 memicu kekhawatiran permintaan, meskipun kerugian ditutup setelah Presiden AS Donald Trump menenangkan ketegangan atas perdagangan AS-China.
Trump menulis dalam tweet Senin malam bahwa perjanjian perdagangan sepenuhnya utuh. Pasar telah resah oleh komentar mengejutkan dari penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro yang mengatakan bahwa kesepakatan yang dimenangkan China telah berakhir.
"Harga minyak membutuhkan hubungan yang sehat antara AS dan China," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York seperti dikutip dari CNBC, Rabu (24/5/2020).
Advertisement
Dia juga mencatat bahwa harga minyak mentah memangkas keuntungan ketika pedagang tidak terkesan oleh laporan manajer pembelian AS.
Brent futures turun 45 sen, atau 1 persen, menjadi USD 42,63 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate menetap 36 sen, atau 0,88 persen, lebih rendah pada USD 40,37 per barel. Pada hari Senin, kontrak diselesaikan di level tertinggi sejak awal Maret.
Harga minyak memangkas kenaikan awal setelah Indeks Pembelian Manajer (AS) menunjukkan rebound dari tingkat depresi coronavirus, hanya saja tidak setajam di Eropa.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tren Harga Emas Masih Naik
"Melihat kekuatan pasar fisik dan memulihkan permintaan minyak global, kami berpikir bahwa harga minyak mentah masih dalam perjalanan lebih tinggi," kata bank Nordik SEB dalam sebuah catatan.
Riset Global Bank of America (BofA) telah menaikkan perkiraan harga minyak untuk tahun ini. Sekarang mengharapkan minyak mentah Brent rata-rata USD 43,70 per barel pada tahun 2020, naik dari perkiraan sebelumnya USD 37.
Advertisement