Harga Emas Tak Mampu Bertahan di Atas USD 1.800 per Ounce

Langkah Bank Sentral Eropa yang mempertahankan kebijakan moneter juga mendorong beberapa investor melakukan aksi jual dan imbasnya harga emas tertekan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Jul 2020, 08:30 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2020, 08:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia. Harga emas di pasar spot turun 0,8 persen menjadi USD 1.796 per ounce. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas kembali turun ke bawah USD 1.800 per ounce pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan harga emas ini adalah penguatan dolar AS.

Selain itu, langkah Bank Sentral Eropa yang mempertahankan kebijakan moneter juga mendorong beberapa investor untuk melakukan aksi jual atau ambil untung sehingga harga emas mengalami tekanan.

Mengutip CNBC, Jumat (17/7/2020), harga emas di pasar spot turun 0,8 persen menjadi USD 1.796 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup turun 0,7 persen menjadi USD 1.800,30 per ounce.

Analis senior OANDA Edward Moya menjelaskan, kuncinya adalah bank sentral akan tetap menjalankan kebijakan stimulus yang sama dalam beberapa waktu dan mungkin akan lebih banyak lagi.

"Hal ini membuat pasar sedikit mengambil jeda dari tren kenaikan harga emas yang telah terjadi beberapa waktu ini, "kata dia. Oleh karena itu, harga emas mengalami tekanan sedikit.

Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan bahwa mereka akan menggunakan kekuatan stimulusnya sepenuhnya bahkan ketika ekonomi zona euro telah menunjukkan tanda-tanda rebound dari resesi yang disebabkan pandemi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Nilai tukar

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Selain itu, sentimen lain yang menekan harga emas adalah nilai tukar dolar AS yang naik 0,3 persen.Hal ini membuat emas batangan mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Beberapa investor mengunci keuntungan tetapi investor menengah dan jangka panjang dengan kuat mempertahankan posisi mereka dan mereka akan membeli jika ada penurunan yang signifikan," tambah Moya.

Harga emas spot mencapai USD 1.817,71 per ounce, tertinggi sejak September 2011, minggu lalu dan telah meningkat 18 persen sepanjang tahun ini.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang. Harga emas telah naik beberapa waktu belakangan karena langkah-langkah stimulus besar-besaran dan keputusan moneter suku bunga rendah.

Analis senior Kitco Jim Wyckoff juga mengatakan bahwa meningkatnya ketegangan AS dan China dan peningkatan infeksi virus korona di beberapa negara membuat harga emas tetap naik.


Logam Lain

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Harga logam mulia lainnya, untuk harga paladium naik 0,4 persen menjadi USD 1.988,92 per ounce. Sementara harga platinum kehilangan 1,2 persen menjadi USD 822.42 per ounce. Untu perak tergelincir 1,2 persen menjadi USD 19,15 per ounce.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya