Sri Mulyani Ajak Perguruan Tinggi Terlibat Aktif Lakukan Riset Ekonomi Syariah

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajak seluruh perguruan tinggi untuk melakukan riset ekonomi keuangan syariah secara berkelanjutan.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Sep 2020, 13:20 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2020, 13:20 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengajak seluruh perguruan tinggi untuk melakukan riset ekonomi keuangan syariah secara berkelanjutan.

Hal itu penting untuk memperbaiki dan menyempurnakan berbagai kebijakan di dalam ekonomi Islam dan industri syariah yang betul-betul bisa berjalan dan menjawab sesuai kebutuhan zaman.

"Kita masih bisa terus meningkatkan kemampuan dan peranan dari riset di bidang ekonomi dan keuangan syariah. Saya tentu berharap perguruan tinggi akan terus melakukan riset dengan cara bersungguh-sungguh dan terus membuka dari sisi data metodologi dan cara menganalisa agar kita terus bisa meningkatkan kemampuan kita di dalam memperbaiki dan menyempurnakan berbagai kebijakan," kata dia dalam Forum Riset Ekonomi Keuangan Syariah (FREKS) 2020 di Jakarta, Senin (21/9).

Sri Mulyanimengatakan, di dalam forum riset ekonomi keuangan syariah yang menghadirkan para peneliti riset dari berbagai negara ini menjadi momentum tepat. Dia berharap keterhubungan atau link and match dari riset-riset itu dapat memberikan rekomendasi kebijakan untuk pemerintah ke depan.

"Ini dapat memberikan rekomendasi dari kebijakan pemerintah dan merupakan suatu evidence-based atau suatu basis yang didasarkan data dan fakta yang kemudian kita ramu di dalam rangka untuk terus memperbaiki kebijakan-kebijakan," kata dia.

Bendahara Negara ini menambahkan, peranan riset tersebut juga bisa bermanfaat utamanya di dalam konteks Covid-19. Artinya riset-riset yang dilakukan sangat berguna tidak hanya menjawab kebutuhan umat manusia, namun diharapkan juga bisa menjawab tantangan yaitu Covid-19.

"Sebuah tantangan yang kita yakin itu diciptakan oleh Allah SWT yang harus kita bisa jawab namun juga merupakan suatu tanggung jawab moral kita semuanya tema-tema yang diangkat di dalam penelitian. Tentu saya harapkan juga tema yang sesuai dengan prioritas riset nasional kita juga rencana induk riset nasional kita yang tentu bisa jawab kebutuhan dari industri keuangan syariah namun pada saat yang sama juga merupakan jawaban dari isu-isu yang sifatnya adalah pembangunan nasional," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sri Mulyani: Tak Hanya Pemerintah, Pengembangan Ekonomi Syariah Jadi Tugas Bersama

Rapat Kerja
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019). Pemerintah bersama Komisi XI DPR RI kembali melakukan pembahasan mengenai asumsi dasar makro dalam RAPBN 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah tidak hanya semata-mata menjadi tugas pemerintah saja.

Peran seluruh peran pemangku kepentingan lainnya juga diperlukan untuk sama-sama mendorong ekonomi dan keuangan syariah.

"Kembangkan ekonomi dan keuangan syariah tidak hanya tugas pemerintah tetapi suatu kepedulian seluruh pemangku kepentingan. Ini kepedulian kolektif untuk menimbulkan energi yang lebih besar dalam menciptakan tatanan ekonomi yang memiliki value atau nilai keislaman," kata Sri Mulyani pada pembukaan acara forum riset ekonomi dan keuangan syariah, di Jakarta, Senin (21/9/2020).

Dia mengatakan, untuk mendorong ekonomi dan keuangan syariah saat ini dihadapkan tantangan besar.

Adanya pandemi Covid-19 memberikan suatu tekanan yang besar dalam ekonomi di bidang kemanusiaan seluruh dunia. Akibatnya tidak hanya menekan sektor industri namun juga berdampak pada keuangan syariah.

"Dampak ekonomi akibat covid -19 dirasakan oleh seluruh industri termasuk industri dan ekonomi serta keuangan syariah," kata dia.

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI) ini mengatakan, sebelum terjadi covid perbankan syariah Indonesia telah bukukan kinerja cukup baik dengan pertumbuhan double digit degan market share diatas 5 persen.

Namun di saat terjadi covid-19 seluruh industri keuangan termasuk perbankan dan perbankan syariah melakukan perubahan dalam rencana pertumbuhan mereka diakibatkan risiko akibat covid-19.

"Pandemi ini tidak hanya masalah kesehatan dan mengancam jiwa tapi memmpengaruhi kondisi sosial dan ekonomi yang sebabkan seluruh masyarakat harus lakukan soscial distancing dan berimbas ke industri ekonomi dan keuangan syariah," jelas dia.

Sri Mulyani menambahkan, semenjak merdeka hingga sekarang pandemi ini menjadi sangat luar biasa dan pertama kali dialami seluruh dunia.

Dia pun berharap agar kita semua dapat melihat situasi ini tidak hanya dari sisi negatif. Namun juga mengajak seluruhnya agar tetap berikhtiar bertawakal dan terus upayakan agar Indonesia bisa menagani krisis tersebut.

"Kita terus upayakan agar Indonesia bisa menangani sisi tantangan kesehatan dan implikasi sosial ekonomi kemasyrakatakan termasuk industri keuangan dan industri keuangan syariah," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya