Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta kepada seluruh industri dalam negeri untuk memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), terumata di tengah pandemi Covid-19. Penggunaan AI sejalan dengan revolusi industri 4.0 untuk meningkatkan efisiensi.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan, penggunaan AI akan mampu mengurangi beban biaya industri. Juga dinilai efektif untuk membuka pasar baru untuk menyerap produk industri dalam negeri.
Baca Juga
"AI ini untuk mengurangi biaya. Kita berharap menumbuhkan industri lebih ekspansif lagi, karena potensi besar untuk mengetahui pasar pasar di luar negeri," ujar dia dalam Webinar #3 Road to IDF 2021 "Prospek Pemulihan Ekonomi Sektor Industri Otomotif Nasional", Rabu (14/10/2020).
Advertisement
Menurutnya, mekanisme kerja AI akan menggantikan sebagian fungsi manusia atau mesin dalam memproses informasi. Dengan menghasilkan machine language, semua data analitik bisa diproses, sehingga pengambilan keputusan bisa lebih cepat dan mengantisipasi kebutuhan atau permintaan pasar.
"Jadi, demand dari pada masyarakat di dunia bisa kita lihat dari tren melalui AI. Karena AI bisa tahu selera konsumen di luar negeri seperti apa," paparnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sektor Pionir
Maka dari itu, Kemenperin terus memperluas penggunaan teknologi industri 4.0 guna mendongkrak kualitas produk dan kapasitas produksinya. Menyusul dampak buruk pandemi Covid-19 bagi kinerja industri dalam negeri.
Sebelumnya, terdapat lima sektor yang menjadi pionir dalam penerapan industri 4.0 di tanah air, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronik.
"Namun, di tengah pandemi Covid-19, Kemenperin menambah dua sektor lagi sebagai pionir, yakni industri farmasi dan alat alat kesehatan. Langkah ini sebagai komitmen pemerintah untuk memperluas penerapan industri 4.0," imbuhnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement