Lewat Joglo Tumiyono, Widodo Makmur Unggas Targetkan 1 Juta Agropreneur

PT Widodo Makmur Unggas (WMU) mendorong lahirnya agropreneur melalui Joglo Tumiyono.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Nov 2020, 10:30 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2020, 10:30 WIB
Peternak Ayam Potong
Pekerja memberi pakan ternak ayam potong yang sudah siap dijual di Kawasan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/09/2020). Harga ayam potong di sana dijual Rp 24 ribu per kilogram, di mana saat masa pandemi harganya mengalami naik turun di pasaran. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - PT Widodo Makmur Unggas (WMU) mendorong lahirnya agropreneur melalui Joglo Tumiyono. Bangunan yang didedikasikan bagi pengembangan masyarakat, tempat pendidikan, dan pelatihan generasi muda sebagai bentuk pengabdian pada bangsa. Joglo Tumiyono menargetkan 1 juta pengusaha berbasis agropreneur dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

"Widodo Makmur Unggas secara spesifik menekankan kepada agropreneur, karena Indonesia adalah salah satu negara agraris terbesar di dunia. Jadi bukan hanya melalui program mentoring dan pendampingan saja, tapi memberikan pengetahuan dibarengi dengan praktek nyata di dunia bisnis," kata Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas, Ali Mas'adi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (7/11/2020).

Joglo Tumiyono menjadi pusat pelatihan dan pembelajaran para entrepreneur muda yang terdidik dan terampil agar siap menjadi pelaku ekonomi berdasarkan minat mereka di bidang peternakan, pertanian atau pengolahan bahan makanan. Para entrepreneur muda ini akan dididik agar mampu mengelola bisnisnya dengan baik serta berkelanjutan.

Manfaat Joglo Tumiyono bagi bisnis Perseroan, tentunya WMU akan memiliki jaringan yang lebih luas. Pembentukan agropreneur ini, sesuai dengan visi dan misi Perseroan.

Sebab, salah satu dari visi WMU adalah jembatan untuk mendukung kesejahteraan peternak dan petani Indonesia. Hal tersebut diterjemahkan menjadi agropreneur.

"Kami bukan hanya mencetak agropreneur semata. Tetapi agropreneur yang menjadi agen-agennya Widodo Makmur Unggas. Jadi petani dan peternak tidak lagi hanya menjadi pekerja, tapi mereka menjadi pengusaha yaitu agropreneur," tegasnya.

WMU pun membuka peluang apabila terjadi sinergi atau kerja sama antara agropreneur binaannya dengan pihak eksternal seperti perusahaan yang memiliki misi sejalan dengan Perseroan. Bagaimanapun yang terpenting adalah menciptakan ekosistem bisnis yang kondusif dan produktif. Sejalan dengan 25 tahun Widodo Makmur Perkasa induk perusahaan dengan motto maju bersama membangun negeri.

"Ini sesuai dengan peringatan 25 tahun Widodo Makmur Perkasa," ucap dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jawab Tantangan Bonus Demografi

FOTO: Harga Telur Ayam
Peternak ayam petelur Madsai (41) mengambil telur yang siap dikirim ke pasar di Desa Pengasinan, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/10/2020). Harga telur eceran sempat mencapai Rp 24 ribu per kilogram, sekarang turun Rp 18,500 per kilogram. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Kehadiran program ini untuk menjawab tantangan atas ledakan bonus demografi anak muda yang produktif, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang untuk mewujudkan tujuan utamanya.

Melalui Joglo Tumiyono, Perseroan ingin berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional, sehingga bisa menciptakan peluang-peluang bisnis dan juga mengurangi kemiskinan.

"Jadi kami berharap untuk berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi nasional dengan cara menciptakan peluang bisnis, mengurangi kemiskinan, dan harapannya bisa menjadi milestone untuk ekonomi Indonesia yang lebih baik di masa depan," jelas Ali.

Berdiri di tahun 2019, Joglo Tumiyono merupakan salah satu bangunan joglo terbesar di dunia, menempati luas lahan 2,2 hektare di Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Berada di antara kawasan pegunungan, Gunung Merapi, Makam Sunan Bayat, lokasi petilasan jalur gerilya Pangeran Diponegoro dan berdekatan dengan kawasan wisata Umbul Ponggok.

Joglo Tumiyono dibangun berdasarkan konsep kawasan Joglo terpadu yang dibuat oleh para arsitek muda cerdas di JOSO, konsultan arsitek dan merupakan anak perusahaan PT Widodo Makmur Perkasa yang berkolaborasi dengan lebih dari 60 seniman ukir yang didatangkan khusus dari Jepara yang dikenal sebagai Kota Ukir dan pencipta salah satu Langgam Ukir Nusantara.

Mewakili nilai-nilai yang dipegang oleh WMU yaitu kolaborasi dan sinergi, pembangunan Joglo Tumiyono juga melibatkan para arsitek, ahli teknik sipil, para perajin seniman lampu, patung, arca, batu bata, para tukang kayu dan pekerja bangunan.

Melibatkan juga para seniman batu gunung Merapi dari Muntilan, lampu chandelier perunggu buatan dari seniman Yogyakarta, begitu juga seniman patung tembaga terbaik dari Yogyakarta, perajin genting tradisional dan batu bata Bali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya