Bertolak ke AS, Menteri Edhy Belajar Budidaya Udang Pakai Teknologi

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bertolak ke Amerika Serikat untuk memperkuat kerja sama bidang kelautan dan perikanan.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2020, 11:41 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2020, 11:30 WIB
Edhy Prabowo
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bertolak ke Amerika Serikat untuk memperkuat kerja sama bidang kelautan dan perikanan dengan salah satu lembaga riset di negara adidaya tersebut. Kerja sama ini dalam rangka mengoptimalkan budidaya udang secara berkelanjutan di Indonesia.

Menteri Edhy akan mengunjungi Oceanic Institute (OI) di Honolulu, Negara Bagian Hawaii. OI merupakan organisasi penelitian dan pengembangan nirlaba yang fokus pada produksi induk udang unggul, budidaya laut, bioteknologi, dan pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan. Lembaga ini afiliasi dari Hawai'i Pacific University (HPU) sejak tahun 2003.

"Selasa malam Pak Menteri bersama pendamping bertolak dan transit dulu di Korea Selatan. Alhamdulillah telah tiba di Los Angeles untuk transit menjalani tes pcr/swab sebagai syarat wajib masuk Hawaii," ujar Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Agung Tri Prasetyo, Kamis (19/11).

Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar mengungkapkan, KKP memilih menjalin kerja sama dengan OI, lantaran lembaga ini memiliki teknologi dan para ahli yang mumpuni di sektor budidaya berkelanjutan, khususnya spesies udang. Target dari kerja sama adalah adanya transfer teknologi serta pendampingan teknis di bidang genetika udang dari OI.

Selain itu, KKP berharap mendapatkan grand parent stock (GPS) vaname yang dapat menghasilkan induk-induk unggul, yakni tahan salinitas rendah, toleran terhadap penyakit, dan pertumbuhannya cepat. Bahkan dengan potensi yang dimiliki, Indonesia berpeluang menghasilkan great grand parent stock (GGPS).

"Dengan adanya transfer teknologi dalam menghasilkan induk udang unggul, artinya kita dapat mengurangi ketergantungan dari induk udang impor," jelas Antam.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Manfaatkan Teknologi

XL Axiata
XL Axiata menghadirkan solusi IoT untuk mendukung hasil tambang ikan dan udang jadi lebih maksimal (Foto: XL Axiata)

Melalui kerja sama dengan OI, sambung Antam, rencana KKP membangun broodstock center modern berskala internasional termasuk fasilitas Nucleus Breeding Center juga bisa lebih mudah. Sebab dibutuhkan para ahli untuk membantu baik dari segi ilmu genetika dan disain broodstock center.

"Dengan aplikasi teknologi tepat guna dan modern, harapannya budidaya udang Indonesia bisa unggul. Bahkan kita bisa mengekspor indukan udang ke negara yang membutuhkan," paparnya.

Lebih jauh Antam menjelaskan, pengembangan budidaya udang nasional adalah arahan langsung Presiden Joko Widodo saat menunjuk Edhy Prabowo menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Sehingga kerja sama dengan OI menjadi salah satu upaya Menteri Edhy menjawab arahan tersebut.

"Merujuk arahan Presiden kepada Pak Menteri Edhy untuk pengembangan budidaya udang vaname, nah ini salah satu upaya ke sana. Untuk pengembangan budidaya di Indonesia, kita perlu kerja sama dengan para expert," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya