BPOM: Vaksin Pfizer Bisa Digunakan Tanpa Uji Klinik di Indonesia

BPOM menanggapi rencana Menko Luhut Binsar Panjaitan, yang mengajak Pfizer untuk bekerjasama dengan PT Bio Farma (Persero)

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Nov 2020, 18:15 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2020, 18:15 WIB
Kasus Virus Corona Bertambah, Bio Farma Kebut Penemuan Vaksin Anti Covid-19
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menanggapi rencana Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, yang mengajak Pfizer untuk bekerjasama dengan PT Bio Farma (Persero) dalam produksi vaksin Covid-19.

Kepala BPOM Penny Lukita mengatakan, pihaknya siap mengawal mutu dan khasiat vaksin Pfizer jika ingin masuk dan digunakan di Indonesia.

"Badan POM dalam hal ini (mengikuti) apapun keputusan dari pemerintah untuk memilih vaksin mana yang akan masuk ke Indonesia. Kami siap mendampingi, melihat aspek mutunya, aspek keamanannya dan aspek khasiatnya," ujarnya dalam sesi teleconference, Kamis (26/11/2020).

Bahkan, ia menyatakan, jika vaksin Pfizer tersebut sudah dikaji secara matang oleh otoritas obat negara tempat asalnya, maka BPOM bisa memberikan pengecualian.

"Tidak harus melalui uji klinik di Indonesia, atau sudah tersedia data uji klinisnya, tentunya nanti jadi bahan yang bisa langsung digunakan untuk Badan POM untuk evaluasi kelayakannya untuk mendapat izin penggunaannya di Indonesia," tuturnya.

Sebelumnya, Penny menyampaikan, pembuat vaksin Pfizer telah berkomunikasi dengan BPOM untuk melakukan uji klinis di Indonesia. Menurut data final uji klinis, vaksin Covid-19 buatan Pfizer efektif hingga 95 persen melawan infeksi virus corona.

Pfizer juga telah mengajukan permohonan izin penggunaan darurat kepada Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat (AS).

Vaksin Pfizer membutuhkan dua dosis dan diperkirakan akan menarik biaya USD 20 per dosis vaksin. Pfizer bersama dengan BionTech menargetkan bisa memproduksi 1,3 miliar dosis vaksin Covid-19 pada 2021 mendatang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Akankah Indonesia Beli Vaksin Pfizer dari AS?

Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan beberapa waktu lalu sempat mengatakan, ia telah pulang membawa oleh-oleh dari Amerika Serikat terkait vaksin Covid-19 racikan Pfizer.

Saat berdiskusi dengan Wakil Presiden AS Mike Pence, Luhut menyatakan AS akan bantu pengadaan vaksin Covid-19 untuk Indonesia. Dia mengungkapkan sudah ada kesepakatan antara Pfizer dengan Bio Farma untuk melakukan kerja sama tersebut.

Menyikapi pernyataan tersebut, Direktur Operasi PT Bio Farma M Rahman Roestan menyampaikan, pihaknya akan selalu mengkaji setiap usul kerjasama vaksin Covid-19 dari negara luar.

"Sekali lagi untuk potensi kerjasama kita harus kaji betul. Karena beberapa parameter harus kita pertimbangkan," kata Rahman dalam sesi teleconference, Kamis (26/11/2020).

Bukan hanya masalah kecepatan dan kecukupan, ia menambahkan, tapi juga soal kepraktisan peredaran vaksin Covid-19 di lapangan. Sebab itu akan diukur lewat keberhasilan pendistribusiannya di berbagai provinsi.

"Kita kan negara kepulauan dengan kondisi negara tropis. Tentunya akan ada penyesuaian yang harus kita kaji betul," ujar dia.

"Jadi sama secara umum, semua potensi kerjasama dengan global partner harus kita review secara komprehensif," tandas Rahman.

Senada, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukita mengatakan, pihaknya akan melakukan pendampingan untuk melihat apakah vaksin Covid-19 tersebut laik disuntikan secara massal di Indonesia.

"Jawaban saya sebenarnya sama. Badan POM dalam hal ini apapun keputusan dari pemerintah untuk memilih vaksin Covid-19 mana yang akan masuk ke Indonesia, kami siap mendampingi melihat aspek mutunya, aspek keamanannya dan aspek khasiatnya," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya