Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto optimis menyambut optimis pengesahan protokol terkait kemitraan ekonomi komprehensif Asean-Jepang (AJ-CEP) dan persetujuan perdagangan preferensial antara Pemerintah Indonesia dan Mozambik (IM-PTA) yang dilakukan oleh Komisi VI DPR RI.
Menurut dia, pengesahan kedua perjanjian tersebut dapat memperluas ekspor produk asal Indonesia, khususnya ke pasar Jepang dan Mozambik.
"Penyelesaian kedua perjanjian ini bertujuan untuk menjaga ekspor ke pasar tradisional sekaligus meningkatkan ekspor ke negara non-tradisional. Selain itu, hal ini dapat memacu pemulihan ekonomi, khususnya pada masa pandemi Covid-19 ini," ujar Agus dalam sesi teleconference, Jumat (11/12/2020).
Advertisement
Untuk Jepang, Mendag Agus menyampaikan, Negeri Sakura selama ini merupakan mitra strategis bagi Indonesia. Implementasi protokol ini akan membuka berbagai peluang bagi sektor jasa potensial Indonesia untuk masuk ke pasar Jepang. Di samping itu, protokol ini juga akan membuka kesempatan yang lebih besar bagi masuknya investasi baru dari Jepang ke Indonesia.
"Dalam protokol ini, Jepang membuka sebanyak 12 sektor jasa dengan 147 subsektornya. Sementara Indonesia akan membuka 11 sektor jasa dengan 48 subsektornya. Untuk memanfaatkan terbukanya pasar jasa di Jepang, perlu ditingkatkan koordinasi lintas sektoral dan penguatan sektor jasa unggulan, seperti jasa distribusi, jasa transportasi, jasa pariwisata, dan jasa terkait kesehatan," paparnya.
Implementasi protokol ini juga diproyeksikan akan meningkatkan ekspor sektor jasa Indonesia ke Jepang menjadi USD 729,3 juta pada 2022, dan USD 891,9 juta pada 2025. Selain itu, protokol ini diprediksi akan meningkatkan nilai investasi Jepang ke Indonesia sebesar 3—5 persen hingga 2024 dengan total nilai investasi sebesar USD 6,25 miliar.
Terkait kesepakatan IM-PTA dengan Mozambik, Mendag Agus meneruskan, tujuan perjanjian dagang ini untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia melalui Mozambik, yang diharapkan dapat menjadi hub ekspor Indonesia guna menembus kawasan Afrika bagian selatan dan timur.
"IM-PTA merupakan tonggak sejarah bagi kedua negara karena merupakan perjanjian dagang pertama bagi Indonesia dengan negara di kawasan Afrika dan merupakan perjanjian pertama Mozambik dengan negara di Kawasan Asia," ungkapnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penurunan Tarif Bea Masuk
Dia menambahkan, melalui IM-PTA, Mozambik memberikan penurunan tarif bea masuk untuk 217 produk Indonesia. Di antaranya minyak sawit, produk karet, kertas, tekstil dan produk tekstil, furnitur, kendaraan bermotor, produk perikanan, obat dan peralatan medis, rempah-rempah, kopi, teh, serta makanan dan minuman olahan lainnya.
Sedangkan Indonesia juga memberikan penurunan tarif untuk 242 produk kepada Mozambik. Antara lain kapas, kacang-kacangan, biji bunga matahari, bijih alumunium, kopi, produk perikanan, serta sayur dan buah-buahan.
Dalam 5 tahun mendatang, ia memproyeksikan, IM-PTA akan meningkatkan ekspor Indonesia dari USD 129,71 juta pada 2019 menjadi USD 257 juta pada 2025. Indonesia juga diproyeksikan akan menikmati surplus sebesar USD 177 juta.
"Beberapa produk ekspor utama Indonesia ke Mozambik yang diproyeksikan akan mengalami peningkatan ekspor signifikan yaitu minyak kelapa sawit, sabun, asam lemak untuk industri, dan bahan aktif permukaan organik," tuturnya.
Khusus untuk produk minyak kelapa sawit dan turunannya, Indonesia akan sangat berpeluang meningkatkan pangsa pasar produk ini. Sebab melalui perjanjian dagang ini, Indonesia mendapatkan preferensi bea masuk yang semula 2,5 persen menjadi 0 persen untuk produk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), dan dari 20 persen menjadi 7,5 persen untuk produk minyak sawit olahan (refined palm oil).
"Oleh karena itu, Indonesia sangat berpeluang mendominasi pasar produk minyak kelapa sawit dan turunannya di Mozambik," pungkas Mendag Agus.
Advertisement