Liputan6.com, Jakarta - Sebagai salah satu hari raya bagi umat Islam, Idul Fitri bukan hanya sebagai perayaan kemenangan setelah melaksanakan puasa sebulan penuh, tetapi juga sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan.
Pada hari yang penuh berkah ini, setiap Muslim dianjurkan untuk melaksanakan sholat Id. Namun, salah satu perbedaan yang kerap terjadi adalah mengenai tempat pelaksanaan sholat Id.
Advertisement
Sholat Idul Fitri yang dilaksanakan di masjid atau di tanah lapang tidak hanya merupakan bagian dari ibadah, tetapi juga merupakan kesempatan bagi kita untuk berkumpul bersama, mempererat tali persaudaraan, dan rasa kebersamaan.
Advertisement
Baca Juga
Di sisi lain, meskipun sholat Id ini bukan ibadah yang disyaratkan harus dilaksanakan di satu tempat tertentu, banyak yang merasa penting untuk memahami lebih dalam tentang alasan di balik pemilihan tempat yang tepat untuk sholat Id.
Apakah sholat di lapangan terbuka memberikan makna kebersamaan yang lebih bermakna, ataukah masjid, sebagai tempat ibadah utama, lebih menekankan pentingnya konsentrasi dan kekhusyukan dalam beribadah? Berikut ulasannya mengutip dari laman NU Online.
Saksikan Video Pilihan ini:
Melaksanakan Sholat Id di Tanah Lapang adalah Sunnah
Sholat Id tidak disyaratkan harus dilaksanakan di Masjid. Bahkan menurut pendapat Imam Malik sholat Id juga baik dilaksanakan di lapangan terbuka. Karena Nabi Muhammad SAW juga melakukan sholat Id di lapangan kecuali karena ada hujan atau penghalang lainnya.
Adapun perbedaan di antara tanah lapang dengan masjid bahwa tanah lapang berada di tempat terbuka, sedangkan masjid berada di dalam sebuah tempat (bangunan) yang tertutup.
عَنْ أَبِي سَعِيْدِ الْخُدْرِي رضي الله عنه قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَ اْلأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى. فَأَوَّلُ شَيْئٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلاَة، ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُوْمُ مُقَابِلَ النَّاسِ، وَ النَّاسُ جُلُوْسٌ عَلَى صُفُوْفِهِمْ، فَيَعِظُهُمْ وَ يُوْصِيْهِمْ وَ يَأْمُرُهُمْ. فَإِنْ كَانَ يُرِيْدُ أَنْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ، أَوْ يَأْمُرُ بِشَيْئٍ أَمَرَ بِهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ
“Dari Abi Sa'id Al-Khudri RA, ia berkata: "Rasulullah SAW biasa keluar menuju mushola (tanah lapang/lapangan) pada hari Idul Fitri dan Adha. Hal pertama yang beliau lakukan adalah sholat. Kemudian beliau berpaling menghadap manusia, di mana mereka dalam keadaan duduk di shaf-shaf mereka. Beliau memberi pelajaran, wasiat, dan perintah. Jika beliau ingin mengutus satu utusan, maka (beliau) memutuskannya. Atau bila beliau ingin memerintahkan sesuatu, maka beliau memerintahkannya dan kemudian berpaling ...." (HR. Bukhari 2/259-260, Muslim 3/20, Nasa`i 1/234; )
Mengerjakan sholat Id di mushola (tanah lapang) adalah sunnah, karena dahulu Nabi SAW keluar ke tanah lapang dan meninggalkan masjidnya, yaitu Masjid Nabawi yang lebih utama dari masjid lainnya. Waktu itu masjid Nabi belum mengalami perluasan seperti sekarang ini.
Advertisement
Keutamaan Menunaikan Sholat Id di Masjid
Namun demikian, menunaikan sholat Id di masjid lebih utama. Imam As-Syafi'i bahkan menyatakan sekiranya masjid tersebut mampu menampung seluruh penduduk di daerah tersebut, maka mereka tidak perlu lagi pergi ke tanah lapang (untuk mengerjakan sholat Id) karena sholat Id di masjid lebih utama. Akan tetapi jika tidak dapat menampung seluruh penduduk, maka tidak dianjurkan melakukan sholat Id di dalam masjid.
أَنَّهُ إِذَا كاَنَ مَسْجِدُ البَلَدِ وَاسِعاً صَلُّوْا فِيْهِ وَلاَ يَخْرُجُوْنَ.... فَإِذَا حَصَلَ ذَالِكَ فَالمَسْجِدُ أَفْضَلُ
”Jika Masjid di suatu daerah luas (dapat menampung jamaah) maka sebaiknya sholat di Masjid dan tidak perlu keluar.... karena sholat di masjid lebih utama”
Dari fatwa Imam As-Syafi'i ini, Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani telah membuat kesimpulan seperti berikut: "Dari sini dapat disimpulkan, bahwa permasalahan ini sangat bergantung kepada luas atau sempitnya sesuatu tempat, kerana diharapkan pada Hari Raya itu seluruh masyarakat dapat berkumpul di suatu tempat. Oleh kerana itu, jika faktor hukumnya (’illatul hukm) adalah agar masyarakat berkumpul (ijtima’), maka sholat Id dapat dilakukan di dalam masjid, maka melakukan sholat Id di dalam masjid lebih utama daripada di tanah lapang". (Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Baari, jilid 5, h. 283)
Hikmah yang Perlu Dipahami
Sebenarnya, melaksanakan sholat Id hukumnya sunnah, baik di masjid maupun di lapangan. Akan tetapi melaksanakannya di lapangan maupun di masjid tidak menentukan yang lebih afdhal.
Sholat di lapangan akan lebih afdhal jika masjid tidak mampu menampung jamaah. Akan tetapi menyelenggarakan sholat Id lebih utama di masjid jika masjid (termasuk serambi dan halamannya) mampu menampung jamaah.
Sekali lagi, fokus utama dalam hukum sholat Id ini adalah dapat berkumpulnya masyarakat untuk menyatakan kemenangan, kebahagiaan dan kebersamaan.
Di antara hikmah berkumpulnya kaum muslimin di satu tempat adalah untuk menampakkan kemenangan kaum muslimin; untuk menguatkan keimanan dan memantapkan keyakinan; untuk menyatakan fenomena kegembiraan pada Hari Raya; untuk menyatakan salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Advertisement
