Jack Ma Menghilang, Muncul Video soal Kemungkinan Dipenjara atau Tewas

Jack Ma di konfrensi Bund Summit di Shanghai pada 24 Oktober 2020, secara terang-terangan mengkritik regulator China.

oleh Andina Librianty diperbarui 05 Jan 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2021, 18:00 WIB
Jack Ma Bicarakan Digital Ekonomi di Depan Delagasi IMF-Bank Dunia
Presiden Bank Dunia Jim Yong kim bersama Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menghilangnya miliarder Jack Ma pendiri Alibaba selama dua bulan terakhir memunculkan sejumlah spekulasi. Menyusul laporan tersebut, muncul sebuah video dengan konten yang memperkirakan Jack Ma telah dipenjara atau tewas.

Dikutip dari Newsweek pada Selasa (5/1/2020), menyusul laporan hilangnya Jack Ma, sebuah video dari wawancara pada September 2019 telah dibagikan ulang ratusan kali di Twitter saat orang-orang berspekulasi tentang apa yang terjadi.

Di dalam video tersebut, Guo Wengui, yang melarikan diri dari Tiongkok sebagai buronan pada 2014, mengatakan kepada Real Vision bahwa Jack Ma akan menghadapi dua kemungkinan di msa depan setelah meninggalkan Alibaba.

"Hanya ada dua cara bagi miliarder di China, penjara dan mati," katanya. Wengui sebelumnya pernah mengklaim telah mengungkapkan rincian dugaan korupsi di China.

Kyle Bass yang mewawancari kemudian menegaskan kembali, "Jadi dia akan masuk penjara, atau akan dibunuh."

Wengui kemudian mengungkapkan bagaimana keterlibatan Jack Ma di perusahaan finansial miliknya, Ant Financial, menyebabkan masalah besar bagi China. Pasalnya, perusahaan itu dinilai menantang sistem perbankan negara tersebut.

Negeri Tirai Bambu disebut ingin "mengambil kembali" perusahaan yang sekarang dikenal sebagai Ant Group itu, yang merupakan afiliasi dari Alibaba Group.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Investigasi China

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Regulator China pada Desember 2020 menggelar investigasi anti-monopoli ke Alibaba, setelah sebelumnya memperkenalkan aturan finansial yang lebih ketat. Aturan tersebut dinilai untuk mencegah Ant Group melakukan IPO pasca kritik Jack Ma terhadap pemerintah China di Shanghai.

Jack Ma di konfrensi Bund Summit di Shanghai pada 24 Oktober 2020, secara terang-terangan mengkritik regulator China. Ia mengatakan, peraturan keuangan lama negara itu menghambat inovasi teknologi.

"China tidak memiliki masalah risiko keuangan sistemik. Keuangan China pada dasarnya tidak ada risiko, sebaliknya, risiko berasal dari tidak adanya sistem," kata Jack Ma.

"Inovasi yang baik tidak takut regulasi, tapi takut regulasi ketinggalan zaman. Kita seharusnya tidak menggunakan cara mengelola stasiun kereta untuk mengatur bandara," jelas pria berusia 56 tahun tersebut.

Ia juga mengkritik perbankan China dengan mengatakan mereka telah beroperasi dengan mentalitas pegadaian.

Pernyataan Jack Ma dinilai sangat berani mengingat ia berbicara di depan Wakil Presiden China, Wang Qishan, yang selama bertahun-tahun menjadi pusat administrasi keuangan China.

Kritik Jack Ma juga ditujukan kepada Wakil Perdana Menteri, Liu He, yang mengawasi kebijakan makroekonomi. Semua pernyataan Jack Ma disebut tentu dilaporkan ke pimpinannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya