Dapat Gelar Profesor dari Univesitas Hong Kong
Miliarder sekaligus pendiri raksasa teknologi Alibaba, Jack Ma baru saja mencetak prestasi baru.
Melansir Channel News Asia, Sabtu (22/4/2023) Jack Ma telah diangkat menjadi profesor bisnis kehormatan di universitas ternama di Hong Kong, University of Hong Kong.
Penunjukan itu datang beberapa pekan setelah Jack Ma kembali tampil secara publik di mana dia sebelumnya jarang terlihat di China, menyusul tindakan keras pemerintah terhadap industri teknologi lebih dari dua tahun lalu.
Pada Jumat 21 April 2023 kemarin, University of Hong Kong mengatakan bahwa Jack Ma telah menerima gelar profesor kehormatan dari sekolah bisnisnya.
Dalam pengumuman itu, seorang juru bicara universitas menyampaikan pihaknya menyambut baik Jack Ma untuk berbagi "pengetahuan dan pengalamannya yang kaya dalam inovasi dan pengembangan bisnis".
Menurut media lokal di Hong Kong, jabatan profesor memiliki masa jabatan tiga tahun yang berakhir pada Maret 2026.
Situs web universitas itu bahkan telah memuat profil Jack Ma yang menonjolkan keahliannya dalam "manajemen dan strategi".
Namun ternyata, ini bukan kali pertama Jack Ma mendapat gelar di universitas. Pada tahun 2018, universitas yang sama menganugerahkan sang miliarder gelar doktor kehormatan.
Namun, Jack Ma "tidak memiliki rencana untuk kuliah umum atau pidato", menurut South China Morning Post, surat kabar milik Alibaba.
Yayasan Jack Ma, sebuah organisasi amal yang didirikan olehnya pada tahun 2014, mengatakan kepada SCMPP bahwa "setelah absen dari dunia pendidikan, Ma berharap untuk kembali ke kehidupan kampus".
Sumbang USD 14 Juta untuk Pengembangan Vaksin Virus Corona
Orang terkaya China, Jack MA, telah menyumbangkan USD 14 juta melalui yayasannya untuk membantu mengembangkan vaksin untuk virus Corona, menurut sebuah laporan New York Times.
Para pendiri Alibaba akan membagikan USD 5,8 juta kepada dua organisasi penelitian pemerintah China dengan sisa dana untuk mendukung upaya pencegahan dan pengobatan, CNN Business melaporkan.
"Kami memiliki puluhan ilmuwan yang bekerja pada hal ini sehingga kami cukup yakin kita bisa mendapatkan sesuatu yang dibuat yang akan bekerja dan tetap aktif untuk jangka panjang," kata Paul Stoffels, Chief Scientific Officer perusahaan, kepada CNBC.
Tapi dia bilang itu bisa memakan waktu hingga satu tahun untuk vaksin yang akan tersedia di pasar.
"Kita akan melihat dalam beberapa minggu ke depan bagaimana ini terjadi," tambah Stoffels, menurut laporan.
Virus Corona baru-yang telah menewaskan lebih dari 100 orang-muncul di pusat kota Cina Wuhan dan belum memiliki obat penangkalnya.

Berita Terbaru
Biar Ibadah Puasa Nyaman, PLN Imbau Pelanggan Bayar Listrik di Awal Waktu
Delta Dunia Kantongi Restu Ubah Nama Jadi Buma International Group
Pegadaian Liga 2 Edisi 2024/2025 Sukses Digelar, Ini Juaranya
Resep Kupat Tahu Lezat dan Praktis untuk Hidangan Spesial
Kandas di Piala FA, Manajer Manchester United Justru Ungkap Target Juara Liga Inggris
Wedang Temulawak: Minuman Herbal untuk Melancarkan Pencernaan Setelah Berbuka Puasa
Serikat Pekerja Sritex Berharap Pabrik Dibuka Kembali
Tradisi Berbagi 3.500 Porsi Makanan Buka Puasa Gratis di Masjid Jogokariyan Jogja yang Setia Gunakan Piring Keramik
Ditargetkan Beroperasi Awal 2026, BYD Indonesia Kebut Pembangunan Pabriknya
Kebakaran Hutan Terparah dalam 3 Dekade Landa Jepang, 1.700 Pemadam Dikerahkan
Waspada! Anak Autis Lebih Rentan Tenggelam, Kenali Ciri-Cirinya
Makan Tiga Buah Kurma Saat Sahur, Ini 4 Manfaat Kesehatan yang Didapat