Penawaran Masuk Hasil Lelang SUN Tembus Rp 55,3 Triliun, Ini Rinciannya

Arah kebijakan perbaikan ekonomi AS sangat menentukan kepercayaan investor terhadap pasar keuangan baik domestik maupun global.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2021, 12:00 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Ilustrasi surat utang negara atau SUN. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Total penawaran lelang surat utang negara atau SUN melalui sistem lelang Bank Indonesia mencapai Rp 55,3 triliun, hingga 19 Januari 2021. Adapun penawaran lelang tersebut untuk seri SPN03210420 (new issuance), SPN12220106 (reopening), FR0086 (reopening), FR0087 (reopening), FR0088 (reopening), FR0083 (reopening) dan FR0089 (reopening).

"Demand yang masuk pada lelang kali ini sebesar Rp55,3 triliun dengan bids to cover ratio sebesar 2,3 kali," katabDirektur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Deni Ridwan, Jumat (22/1/2021).

Jika dirincikan untuk seri SPN03210420 (new issuance) penawaran yang masuk mencapai Rp 1,02 triliun, SPN12220106 (reopening) Rp 2,64 triliun, FR0086 (reopening) senilai Rp 6,46 triliun.

Selanjutnya untuk jumlah penawaran yang masuk pada FR0087 (reopening) mencapai Rp 16,8 triliun, FR0088 (reopening) Rp 8,4 triliin, FR0083 (reopening) Rp 11,21 triliun dan FR0089 (reopening) Rp 8,6 triliun.

Dia mengatakan, jika dibandingkan dengan lelang sebelumnya, incoming bids pada hari ini turun sebesar 43,1 persen. Hal ini disebabkan kondisi pasar keuangan yang masih belum stabil akibat kekhawatiran akan jumlah kasus Covid-19 yang masih tinggi.

Selain itu, investor masih wait and see terkait penunjukan Menteri Keuangan AS serta pelantikan presiden terpilih AS, Joe Biden.

Arah kebijakan perbaikan ekonomi AS sangat menentukan kepercayaan investor terhadap pasar keuangan baik domestik maupun global. Terdapat juga pengaruh aksi risk off yang dilakukan oleh investor, seiring dengan meningkatnya volatilitas US Treasury (UST) yang beberapa hari terakhir levelnya cenderung naik.

Namun demikian, demand investor untuk SUN bertenor panjang masih tetap tinggi. Pada lelang kali ini, incoming bids untuk SUN dengan tenor 10 dan 20 tahun mencapai 50,8 persen dari total, di mana tenor 10 tahun merupakan seri yang paling diminati dengan permintaan yang masuk mencapai Rp16,9 triliun.

"Meskipun yield UST cenderung naik dan berdampak pada kenaikan yield SUN, namun pada lelang kali ini masih terdapat seri SUN dengan yield yang masih menguat terutama untuk seri-seri baru, yaitu FR0088 dan FR0089 akibat masih tingginya minat investor terhadap seri-seri tersebut," jelas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Awali 2021, Pemerintah Sukses Jual SUN dalam Dolar AS dan Euro

Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengawali tahun 2021, Pemerintah Republik Indonesia sukses melakukan transaksi penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam 2 mata uang asing (dual-currency. Yaitu US Dollar dan Euro dengan format SEC-Registered Shelf Take-Down.

Penerbitan SUN dual-currency ini memanfaatkan window di awal tahun ketika terdapat likuiditas di pasar yang cukup tinggi dan adanya sentimen positif di pasar keuangan sebagai respon atas perkembangan vaksin Covid-19.

Hasil dari penerbitan kali ini akan digunakan untuk memenuhi pembiayaan APBN secara umum. Termasuk untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan penguatan reformasi struktural.

Transaksi kali ini mengukir capaian yield terendah sepanjang sejarah untuk seluruh tenor yang diterbitkan. Untuk seri-seri dengan denominasi USD, initial price guidance berada pada area 2.350 persen untuk tenor 10 tahun, area 3.550 persen untuk tenor 30 tahun dan area 3.850 persen untuk tenor 50 tahun.

“Dengan profil kredit Indonesia yang sangat baik di mata investor, transaksi ini berhasil mendapatkan orderbook yang dalam dan berkualitas sehingga final price guidance dapat ditekan hingga 45 bps ke 1,900 persen untuk tenor 10 tahun, 3,100 persen untuk tenor 30 tahun dan 3,400 persen untuk tenor 50 tahun,” seperti dikutip dari laman Direktorat Surat Utang Negara, DJPPR, Kementerian Keuangan, Kamis (7/1/2021).

Memanfaatkan momentum yang sangat tepat, Pemerintah juga berhasil menekan harga SUN denominasi Euro sebesar 40 bps dari initial price guidance di area MS+175bps ke final price giudice di MS+135bps. Transaksi kali ini juga mencatatkan tenor terpanjang untuk SUN denominasi Euro yang pernah diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia.

Keseluruhan transaksi mendapatkan harga yang kompetitif, dengan final pricing yang berada pada level yang paling ketat untuk semua seri dan mencapai negative new issue premium yang signifikan. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap credit story Indonesia dan optimisme atas pemulihan ekonomi Indonesia.

Keempat seri SUN yang diterbitkan pada transaksi kali ini diperkirakan akan memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch, serta akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.

Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah Citigroup, DBS Bank Ltd., Deutsche Bank, Mandiri Securities and Standard Chartered Bank, sedangkan yang bertindak sebagai co-Managers adalah PT BRI Danareksa Sekuritas and PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya