Indonesia Jadi Pelopor Bayar Jalan Tol Pakai Teknologi Satelit

Sistem pembayaran tol non-tunai/nirsentuh tanpa henti berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) akan mulai diterapkan di Indonesia pada 2022.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Mar 2021, 16:10 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2021, 16:10 WIB
Kementerian PUPR Siap Terapkan Teknologi Transaksi Pembayaran Tol Non-Tunai Tanpa Sentuh
Sejumlah pengguna jasa tol saat melakukan transaksi pembayaran di gerbang tol Karang Tengah, Tangerang, Selasa (24/11/2020). Sistem baru tersebut bertujuan mengurangi kepadatan di gardu pembayaran jalan tol. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Sistem pembayaran tol non-tunai/nirsentuh tanpa henti berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) akan mulai diterapkan di Indonesia pada 2022. Sistem transaksi ini pun ditargetkan bisa diimplementasikan 100 persen di seluruh jalan tol pada 2023 mendatang.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danang Parikesit, menjelaskan penerapan transaksi tol MLFF akan menggunakan teknologi satelit Global Navigation Satelite System (GNSS).

Menurut dia, Indonesia akan jadi negara pertama di dunia yang menerapkan pembayaran tol menggunakan teknologi satelit untuk semua jenis kendaraan, termasuk mobil pribadi.

Sebab selama ini, sistem pembayaran MLFF berbasis GNSS digunakan hanya untuk kendaraan berat atau logistik di Eropa.

"Ke depan kita akan gunakan teknologi yang lebih maju, dan Indonesia barangkali jadi negara pertama yang gunakan teknologi ini untuk kendaraan pribadi," kata Danang dalam sesi webinar, Rabu (24/3/2021).

Danang pun memproyeksikan, skema pembayaran tol tanpa henti ini mulai bisa dijalankan separuhnya di seluruh jalan tol di Indonesia pada 2022 mendatang. Implementasinya akan dimulai di kawasan Jabotabek yang memiliki volume lalu lintas tol tinggi.

"Harapan saya di tahun 2022 itu kita sudah mulai dengan 50 persen gate menggunakan layanan nirsentuh ini," ujar Danang.

Dia menargetkan, sistem pembayaran tol tanpa henti berbasis MLFF ini nantinya dapat dioperasikan penuh secara luas di seluruh jaringan tol Indonesia pada 2023.

"Dengan demikian tahun 2023 kita akan penuh 100 persen full menggunakan layanan nirsentuh ini di jalan tol," pungkas Danang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BPJT Tegaskan Tak Ada Uji Coba Bayar Tol Tanpa Berhenti Berbasis MLFF hingga 2022

Sistem Transaksi Jalan Tol Tanpa Henti
Pengendara melintas memasuki gerbang tol transaksi non tunai di pintu masuk tol ruas Tangerang, Banten, Rabu (17/7/2019). Pembayaran tarif tol nantinya akan menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) berupa aplikasi FLO yang tertempel pada kendaraan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan tidak akan melakukan uji coba terkait sistem bayar tol tanpa berhenti atau transaksi tol nirsentuh berbasis multi lane free flow (MLFF) hingga 2022.

Kepala BPJT Danang Parikesit juga coba memberikan klarifikasi terkait dua video uji coba transaksi tol nirsentuh menggunakan stiker Radio Frequency Identification (RFID) milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk, bahwa itu bukan bagian dari MLFF.

Danang mengatakan, skema bayar tol tanpa henti sendiri tidak akan lagi dilakukan uji coba setelah pemerintah menetapkan pemenang lelang sistem tol MLFF.

"Saya kira setelah lelang itu berproses tidak ada lagi uji coba. Dan semua badan usaha tidak lagi melakukan uji coba karena sudah ditunjuk pemenangnya oleh pemerintah," kata Danang dalam sesi webinar, Rabu (24/3/2021).

Pemerintah sendiri telah menetapkan perusahaan asal Hongaria, Roatex Ltd Zrt sebagai pemenang lelang sistem bayar tol nirsentuh berbasis MLFF, dan BPJT telah meneken perjanjian kerjasama dengan PT Roatex Indonesia Toll System (RITS).

"Nanti pun kalau ada uji coba, yang melakukan uji coba adalah badan usaha tersebut," sambung Danang.

Dijelaskannya, RITS saat ini tengah mempersiapkan sistem transaksi tol MLFF dengan teknologi Global Navigation Satelite System (GNSS). Tahun 2021 ini, perusahaan bersangkutan akan melakukan dan merampungkan konstruksi.

"Sehingga dengan demikian kita akan pasti menunggu, tidak ada uji coba lagi, kita akan menunggu barangkali sampai akhir tahun ini dibangun konstruksinya untuk segala sensor yang diperlukan. Nanti tahun 2022 itu baru kita mulai penggunaan dan implementasinya," tutur Danang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya