Liputan6.com, Jakarta - Deputi Manajer Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, PT Wijaya Karya (Persero), Bismayoedi W mengatakan pembangunan bendungan pencegah banjir tersebut ditargetkan selesai akhir 2021.
"Hingga Maret, progres pembangunan bendungan Kuwil sudah mencapai 78,4 persen. Ditargetkan akhir 2021 pengerjaannya rampung," kata Bisma dikutip dari Antara. Seni (12/4/2021).
Baca Juga
Dari sisi penganggaran, menurut dia, tidak akan menjadi kendala karena Kementerian Pekerjaan Umum-Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengalokasikan sebesar Rp200 miliar lebih.
Advertisement
"Total anggaran untuk pengerjaan paket satu ini lebih dari Rp600 miliar, dan yang sudah terserap lebih dari Rp400 miliar," jelasnya.
Lebih Rp200 miliar yang telah dialokasikan itu menurut pria semampai ini, akan diplot untuk penimbunan tubuh bendungan.
"Secara teknis kami optimis bisa diselesaikan hingga akhir tahun, itu harapan Kementerian PUPR, tidak lagi tambah waktu kerja," katanya.
Meski begitu, ada kendala nonteknis yang bisa mempengaruhi progres penyelesaian bendungan yang salah satu fungsinya meminimalisasi banjir di Kota Manado, ibu kota provinsi, yaitu cuaca.
"Bisa kita lihat kondisi cuaca belakangan ini (hujan deras), akan tetapi kami akan berupaya maksimal di sisa waktu hingga akhir tahun ini untuk menyelesaikan pembangunannya," ujarnya.
Bendungan Kuwil Kawangkoan ini dikerjakan dalam dua paket, paket satu dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk kerja sama operasi dengan PT Daya Mulia Turangga, sementara paket dua dikerjakan oleh PT Nindya Karya.
Lingkup kerja paket satu mencakup pembangunan terowongan pengelak dan outlet, bendungan utama dan perkerasan puncak bendungan.
Sementara paket dua mencakup bangunan pelimpah, bangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, jalan inspeksi, jalan akses, bangunan fasilitas, bangunan pengambilan, terowongan pengelak serta jembatan spillway.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kalah dari Korea, Indonesia Baru Punya 230 Bendungan Sejak Merdeka
Kementerian PUPR menyampaikan program strategis pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia. Salah satu program tersebut ialah dengan memprioritaskan pembangunan jalan tol untuk aksesibilitas hingga bendungan untuk pengairan dan pembangkit listrik.
Hingga saat ini, tercatat, Indonesia memiliki 230 bendungan sejak merdeka dari tahun 1945. Jumlah ini ternyata terbilang kecil dibandingkan negara lain seperti Korea Selatan yang jumlahnya bisa 5.000 bendungan.
"Kita selama Indonesia merdeka 75 tahun memiliki 230 bendungan. Kalau kita bandingkan dengan Korea yang luasnya mungkin se-Jawa Tengah lebih sedikit, Korea punya 5.000 bendungan. Indonesia hanya 230 bendungan, selama 75 tahun merdeka," papar Staf Ahli Menteri PUPR Endra Atmawidjaja dalam Temu Nasional Relawan Jokowi, Kamis (25/3/2021).
Endra melanjutkan, karena itulah, Presiden Jokowi melakukan percepatan pembangunan bendungan untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia.
"Selama periode Pak Jokowi, ini sudah bangun 65 bendungan yang selesai selama 5 hingga 10 tahun. Ini bisa kita lihat visi Presiden untuk menjaga ketahan pangan karena bendungan ini kan airnya mengalir ke sawah-sawah," ujarnya.
Endra juga menjelaskan proyek strategis nasional pemerintah yang lain seperti tol Trans Sumatera dan Trans Papua, Bendungan Sindang Heula, food estate di Kalimantan Tengah hingga Jembatan Teluk Kendari.
"Jembatan Teluk Kendari di timur Indonesia karena Kendari jadi pusat ada nikel untuk baterai kendaraan listrik, jadi saya kira juga ini berjalan," ujarnya.
Advertisement