Liputan6.com, Jakarta - Setiap tugas pasti memiliki tantangan tersendiri. Asalkan menjalaninya dengan baik semua bisa berjalan maksimal. Apalagi bertugas di lokasi dengan keterbatasan infrastruktur dan medan. Seperti di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) kerap menjadi tantangan tersendiri.
Seperti tugas yang diemban Marketing Analisis dan Mikro (Mantri) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, bernama Usra.
Perempuan berusia 29 tahun ini bercerita, selama 1,6 tahun menjadi mantri BRI unit Simboro, Kantor Cabang Mamuju, Sulawesi Barat, banyak pengalaman menarik yang dihadapi saat bertugas melayani nasabah.
Advertisement
Dia sedikit bercerita pengalaman tak terlupakan saat pertama kali bekerja sebagai mantri. Ketika itu, harus melakukan survei ke suatu daerah pelosok di Mamuju. Sempat kebingungan, Namun berbekal keberanian dan tekad meski buta arah, alamat nasabah akhirnya ditemukan.
Baca Juga
Usai berhasil mendatangi rumah nasabah, Usra menghadapi tantangan lain. Yakni harus melanjutkan survei ke perkebunan milik sang nasabah.
Tak disangka, jarak yang ditempuh dari rumah nasabah ke kebun juga memiliki medan tak biasa. Selain cukup jauh harus melewati sungai dan gunung.
“Kebunnya melewati sungai dan gunung. Sebagai perempuan rasanya mau nangis tapi lama-kelamaan jadi tahu juga bagaimana keluarga nasabah. Sekarang jika saya datang ke satu wilayah nasabah saya sudah banyak kenal,” kata Usra kepada Liputan6.com, Rabu (21/4/2021).
Usra melanjutkan pengalaman menarik lainnya. Itu terjadi saat gempa melanda Mamuju pada Jumat 15 Januari 2021, pukul 2 pagi waktu setempat.
Dia sempat panik dan bingung harus berlindung kemana. Akhirnya, Usra dan keluarga pun mengungsi ke tenda pengungsian.
Meski dengan kondisi yang ada, Usra harus tetap melaksanakan tugasnya. Sebab itu, 3 hari usai gempa, dia kembali masuk bekerja untuk memantau kondisi para nasabah.
Layanan tetap diberikan meski diketahui kantor cabang BRI tempatnya bekerja ikut rusak akibat gempa. Aktivitas layanan bank ini pun harus berlangsung hanya melalui tenda.
“Saya harus tetap kunjungan ke nasabah karena saat itu sudah masuk akhir bulan. Tapi bukan untuk menagih, hanya melakukan pendekatan kepada nasabah menanyakan kondisi dan keadaan keluarga nasabah. Kemudian saat itu saya juga harus tetap melakukan pembinaan kepada nasabah juga, karena kita sama-sama kena musibah,” ungkap dia.
Ternyata, ada salah satu nasabah yang tidak bisa dihubungi melalui telepon. Usra akhirnya mengunjungi langsung ke rumahnya.
Dia terkejut karena melihat langsung rumah nasabah rata dengan tanah. Bergegas, dia mencari tahu keberadaan nasabah tersebut demi memastika kondisi dan akhirnya ketemu.
“Ternyata nasabah yang bersangkutan ada di tenda pengungsian. Setelah saya sampai di tenda pengungsian ternyata salah satu dari anak nasabah meninggal dunia, di situ dalam hati saya ‘saya harus lebih kuat dari nasabah',” ujar Perempuan 29 tahun itu.
Gempa membuat banyak nasabah kesulitan membayar kewajiban mereka. Nah, di sini BRI memberi kemudahan bagi mereka.
Sebab nasabah masih berkewajiban membayar angsuran, padahal kondisinya tidak bisa recovery dengan cepat saat imbas gempa. Tawaran restrukturisasi diajukan saat itu. Alhasil, kini sebagian nasabah sudah pulih dan bisa melaksanakan kewajibannya kembali.
“Itulah tantangan terberat itu ketika gempa, diri sendiri saja panik tapi tetap harus menjalankan kewajiban. Untuk data-data pekerjaan, Alhamdulillah karena kita ada aplikasi BRISPot disitu tersimpan data jadi datanya aman,” lanjut Usra.
Jadi Pribadi Lebih Berani
Sejauh menjadi mantri, Usra mengaku tidak mendapatkan kendala berat. Jika ada kesulitan biasanya langsung dicarikan solusi oleh kepala unit. Demikian pula bila kepala unit tidak bisa memberikan solusi diserahkan ke BRI lainnya untuk dibantu.
Kini Usra memegang sebanyak 505 nasabah/debitur dari berbagai segmen. Mulai dari KUR saja, kredit mikro dan lainnya.
Ibu satu anak ini mengatakan, rata-rata nasabahnya berperilaku baik dengan pembayaran yang lancar alias tidak ada kasus gagal bayar.
Hanya saja ketika peristiwa gempa diakui banyak nasabah yang usahanya hancur terdampak gempa sehingga mereka tidak ada modal untuk membayar angsuran.
“Makanya kami menawarkan restrukturisasi sambil menunggu nasabah ini recovery lagi. Biasanya di sini ada yang punya usaha sampingan selain punya toko juga berkebun. Alhamdulilah juga ada nasabah yang naik kelas, pernah tahun lalu saya pas pegang KUR ada nasabah yang sukses pinjamannya naik kelas dari KUR menjadi nasabah komersil,” jelas dia.
Para nasabah pun mengaku senang dengan pelayanan Usra. Usra dikenal selalu melakukan pendekatan secara personal. Ini membuat nasabah merasa nyaman, seperti saat survei.
“Otomatis nasabah akan terbuka kepada kita ketika survey. Mereka menilai kinerja saya bagus, dan mereka nyaman dengan saya, tapi karena ada pembagian wilayah baru jadi mau tidak mau saya harus ikuti perintah,” imbuhnya.
Demikian, Usra mengaku senang bisa menjadi salah satu bagian dari BRI. Dengan menjadi mantri BRI memiliki banyak pengalaman baru. Selain itu, bisa menjadi pribadi yang lebih berani dalam menghadapi berbagai tantangan pekerjaannya.
Di sisi lain, sangat terbantu dengan aplikasi yang dikembangkan oleh BRI yakni BRISPOT. Pasalnya aplikasi tersebut memudahkan dirinya untuk menginput dan memantau nasabah.(*)
Advertisement