Liputan6.com, Jakarta Diabetes gestasional adalah kondisi meningkatnya kadar gula darah yang terjadi selama masa kehamilan, biasanya terdeteksi pada trimester kedua atau ketiga. Meski bersifat sementara dan sering kali hilang setelah melahirkan, kondisi ini tidak boleh dianggap remeh. Diabetes gestasional bisa membahayakan ibu dan bayi jika tidak ditangani dengan tepat sejak awal.
Penyebab utama dari diabetes gestasional adalah perubahan hormon selama kehamilan yang memengaruhi cara tubuh memproses insulin. Akibatnya, gula darah sulit dikendalikan dan cenderung meningkat. Risiko akan lebih tinggi jika ibu memiliki riwayat diabetes dalam keluarga, berat badan berlebih, atau pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya.
Baca Juga
Mengenali gejala dan ciri-ciri diabetes gestasional sangat penting agar ibu hamil bisa segera melakukan pemeriksaan dan penanganan medis. Berikut penjelasan apa itu diabetes gestasional, apa saja gejalanya, dan bagaimana cara mengelolanya agar kehamilan tetap sehat dan aman.
Advertisement
Gejala Diabetes Gestasional
Berikut adalah beberapa gejala diabetes gestasional yang penting dikenali, meskipun pada banyak kasus gejalanya bisa sangat ringan atau bahkan tidak terasa sama sekali:
1. Sering merasa haus berlebihan
Ibu hamil dengan diabetes gestasional sering merasakan haus yang tidak biasa, meskipun sudah cukup minum. Ini terjadi karena tubuh berusaha membuang kelebihan gula melalui urin, yang kemudian memicu dehidrasi.
2. Buang air kecil lebih sering dari biasanya
Sering buang air kecil merupakan tanda tubuh sedang berusaha mengeluarkan kelebihan gula melalui ginjal. Meski buang air kecil lebih sering juga bisa menjadi gejala umum kehamilan, jika sangat berlebihan, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter.
3. Mudah merasa lelah atau lemas
Tubuh yang tidak bisa mengolah gula dengan baik akan kekurangan energi. Hal ini membuat ibu hamil dengan diabetes gestasional cepat merasa lelah, lemas, atau tidak bertenaga, bahkan setelah cukup istirahat.
4. Penglihatan kabur sementara
Kadar gula darah yang tinggi bisa menyebabkan perubahan cairan di dalam mata, yang berdampak pada gangguan penglihatan seperti pandangan kabur atau berbayang.
5. Infeksi berulang, terutama di area vagina atau saluran kemih
Peningkatan kadar gula dalam tubuh bisa mendukung pertumbuhan jamur atau bakteri, sehingga ibu hamil lebih rentan mengalami infeksi saluran kemih (ISK) atau infeksi jamur vagina secara berulang.
6. Mual dan muntah berlebihan (kadang menyerupai morning sickness)
Beberapa ibu hamil mengalami gejala mual atau muntah berlebihan yang sebenarnya terkait dengan kadar gula yang tidak stabil, bukan hanya karena perubahan hormon kehamilan biasa.
Namun, penting diingat bahwa gejala ini juga umum terjadi pada kehamilan normal. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin kadar gula darah sangat penting untuk mendiagnosis diabetes gestasional sedini mungkin.
Â
Advertisement
Diagnosis Diabetes Gestasional
Diagnosis biasanya dilakukan melalui Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO), yang melibatkan pengukuran kadar gula darah sebelum dan setelah mengonsumsi larutan glukosa. Wanita dengan faktor risiko tinggi, seperti riwayat keluarga diabetes, obesitas, atau usia di atas 35 tahun, disarankan untuk menjalani TTGO lebih awal.
Tes TTGO biasanya dilakukan antara minggu ke-24 hingga 28 kehamilan. Prosedur tes ini meliputi pengukuran kadar gula darah puasa, kemudian setelah mengonsumsi larutan glukosa 75 gram, kadar gula darah diukur kembali setelah 1 jam dan 2 jam. Hasil tes akan menunjukkan apakah kadar gula darah berada dalam rentang normal atau menunjukkan adanya diabetes gestasional.
Diagnosis ditegakkan jika gula darah puasa ≥ 92 mg/dL, gula darah 1 jam setelah minum glukosa ≥ 180 mg/dL, atau gula darah 2 jam setelah minum glukosa ≥ 153 mg/dL. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk interpretasi hasil tes dan rencana perawatan yang tepat.
Penting untuk diingat bahwa deteksi dini sangat krusial dalam manajemen diabetes gestasional. Diagnosis yang tepat dan cepat memungkinkan intervensi dini untuk mengontrol kadar gula darah dan meminimalkan risiko komplikasi bagi ibu dan bayi. Dengan perawatan yang tepat, ibu hamil dengan diabetes gestasional dapat menjalani kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sehat.
Pengobatan dan Pencegahan Diabetes Gestasional
Pengobatan Diabetes Gestasional:
- Fokus utama adalah menjaga kadar gula darah tetap normal.
- Perubahan gaya hidup: diet sehat dan olahraga teratur.
- Diet tinggi serat, rendah gula dan karbohidrat sederhana.
- Pilih protein tanpa lemak.
- Olahraga ringan seperti jalan kaki 30 menit per hari sangat dianjurkan.
- Obat atau insulin mungkin diperlukan jika perubahan gaya hidup belum cukup.
Pencegahan Diabetes Gestasional:
- Menjaga berat badan ideal sebelum dan selama kehamilan.
- Konsumsi makanan sehat dan seimbang.
- Lakukan aktivitas fisik secara rutin.
- Gaya hidup sehat meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan risiko resistensi insulin.
Pemantauan dan Konsultasi Rutin
Rutin memeriksa gula darah dan berkonsultasi dengan tenaga medis sangat penting, terutama bagi ibu hamil dengan faktor risiko tinggi. Pemantauan ini membantu mendeteksi dan mengatasi masalah sejak dini.
Deteksi Dini dan Perawatan Tepat
Diabetes gestasional perlu ditangani serius. Pemeriksaan rutin dan gaya hidup sehat membantu mencegah komplikasi, memastikan kehamilan tetap aman, dan bayi lahir sehat.
Advertisement
Pertanyaan Umum Seputar Diabetes Gestasional
1. Apa itu diabetes gestasional?
Jawaban: Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang hanya terjadi selama kehamilan. Kondisi ini terjadi ketika hormon kehamilan mengganggu cara tubuh memproses insulin, sehingga kadar gula darah meningkat. Biasanya terdiagnosis antara minggu ke-24 hingga 28 masa kehamilan dan umumnya hilang setelah persalinan.
2. Apa penyebab utama diabetes gestasional?
Jawaban: Penyebab utamanya adalah perubahan hormon selama kehamilan yang memengaruhi kemampuan tubuh dalam menggunakan insulin secara efektif. Faktor risiko seperti kelebihan berat badan, riwayat keluarga dengan diabetes, dan kehamilan sebelumnya dengan diabetes gestasional juga meningkatkan kemungkinan terkena kondisi ini.
3. Apa saja gejala diabetes gestasional?
Jawaban: Gejalanya sering kali ringan atau tidak disadari, namun beberapa tanda umum meliputi:
- Sering haus
- Sering buang air kecil
- Kelelahan berlebihan
- Pandangan kabur
- Infeksi berulang (terutama saluran kemih atau vagina)
4. Apakah diabetes gestasional berbahaya?
Jawaban: Jika tidak ditangani dengan baik, diabetes gestasional bisa menimbulkan risiko bagi ibu dan bayi, seperti:
- Berat badan bayi terlalu besar (makrosomia)
- Risiko lahir prematur
- Hipoglikemia pada bayi setelah lahir
- Risiko ibu mengalami diabetes tipe 2 di masa mendatang
5. Bagaimana cara mengetahui seseorang mengalami diabetes gestasional?
Jawaban: Dokter akan melakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO) antara minggu ke-24 hingga 28 kehamilan. Tes ini mengukur respons tubuh terhadap gula yang diminum, untuk menilai apakah kadar gula darah berada dalam batas normal.
6. Apakah diabetes gestasional bisa disembuhkan?
Jawaban: Karena hanya terjadi selama kehamilan, diabetes gestasional biasanya akan hilang setelah melahirkan. Namun, ibu tetap harus menjaga pola hidup sehat karena risiko terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari lebih tinggi.
7. Bagaimana cara mengelola diabetes gestasional?
Jawaban: Pengelolaan meliputi:
- Mengatur pola makan sehat dan seimbang
- Rutin berolahraga ringan sesuai anjuran dokter
- Mengecek kadar gula darah secara teratur
- Mengonsumsi obat atau insulin jika diperlukan
