Cegah Pencurian Ikan, KKP Sebar Speeboat Kecepatan Tinggi di Perbatasan

Penyelundupan dan pencurian ikan masih menjadi tantangan yang dihadapi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

oleh Septian Deny diperbarui 24 Apr 2021, 16:30 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2021, 16:30 WIB
Kapal pencuri ikan
Nahkoda dan ABK selanjutnya diperiksa untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut

Liputan6.com, Jakarta - Penyelundupan dan pencurian ikan masih menjadi tantangan yang dihadapi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dalam menjaga sumber daya perairan Indonesia.

Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan KKP, Drama Panca Putra mengakui, sepanjang tahun lalu tindak pencurian ikan di perairan Indonesia sempat meningkat.

Hal tersebut diungkapkan Drama dalam diskusi virtual bertajuk Potensi dan Ancaman Sektor Perikanan di Indonesia, Jumat 23 April 2021, kemarin. 

“Untuk kapal ikan asing, memang awal-awal Indonesia terkena covid-19 tahun lalu meningkat pencuriannya. Terbaca lewat radar kita. Sehingga hasil tangkapan KKP, Maret sampai Juni 2020 banyak sekali, terutama di wilayah 711 atau laut Natuna utara,” kata dia.

Tapi saat ini angka pencurian ikan mulai menurun, berkat kerja sama pengawasan multi instansi.

“Alhamdulilah mulai berkurang karena kerja sama KKP, dengan Bea Cukai, Polair, Bakamla dan TNI Angkatan Laut, kita kompak. Ada juga pencurian yang kita gagalkan atas laporan masyarakat,” ujar Drama.

Selain pencurian, aksi penyelundupan juga jadi pekerjaan rumah bagi KKP.

“Paling banyak (penyelundupan) kita temukan melalui perbatasan RI-Singapura. Jambi, Batam dan sekitarnya itu jadi daerah operasional mereka. Yang diselundupkan kebanyakan ikan Dori dan benih Lobster. Dilihat dari jenis komoditasnya, kita duga penyelundupan berasal dari Singapura dan Vietnam,” jelas Drama.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Faktor Penyebab Penyelundupan

Kapal pencuri ikan
Penangkapan berawal saat KRI Kerambit-627 di bawah kendali operasi Gugus Keamanan Laut (Guskamla) Koarmada I melaksanakan patroli di wilayah Perairan ZEE Indonesia

KKP mengakui, penyelundupan masih terjadi karena ada permintaan, terutama dari industri yang membutuhkan bahan baku dengan modal rendah. Tapi masalahnya, banyak ikan selundupan yang dijual untuk industri, akhirnya bocor ke pasar tradisional.

“Dampaknya menjadi tidak fair terhadap pelaku perikanan dalam negeri. Karena harga bahan selundupan yang masuk lebih murah, akhirnya pelaku usaha yang tertib jadi dirugikan. Iklim ini yang harus benar-benar kita jaga,” tegasnya. 

Drama memastikan, KKP berkomitmen untuk terus melawan aksi pencurian dan penyelundupan ini dengan berbagai pendekatan. “Pertama secara preemptiv kita kasih edukasi. Karena suka tidak suka selalu ada keterlibatan orang Indonesia di dalam penyelundupan ini. Mereka itu ya nelayan kita, saudara-saudara kita,” ucapnya.

Langkah kedua dengan meningkatkan patroli sebagai bentuk pencegahan. Di wilayah perbatasan, KKP sudah menyiapkan speedboat dengan kecepatan tinggi, untuk mengimbangi kapal pelaku penyelundupan yang bisa dipacu hingga 50 knot per jam.

“Dan terakhir ya tindakan represif untuk membuat efek jera, kalau perlu kita gunakan pasal berlapis. Banyak yang sudah dipenjarakan, pokoknya kita tuntaskan sampai titik darah penghabisan!,” pungkas Drama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya