Menko Luhut Kritisi Anggaran Pemerintah Ratusan Triliun untuk Impor

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, kembali mengkritisi anggaran belanja barang dan modal pemerintah yang masih banyak dari impor.

oleh Andina Librianty diperbarui 19 Mei 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2021, 18:00 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Bandara Dhoho, Kediri, Senin (26/4/2021). (Foto: Kemenko Marves)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Bandara Dhoho, Kediri, Senin (26/4/2021). (Foto: Kemenko Marves)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, kembali mengkritisi anggaran belanja barang dan modal pemerintah yang masih banyak dari impor. Bahkan 80 persen dari anggaran yang seharusnya bisa dibelanjakan di dalam negeri, justru untuk impor.

Luhut mengatakan ada Rp 1.300 triliun dari APBN untuk belanja barang dan modal. Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen dari Rp 480 triliun sebenarnya bisa dibelanjakan di dalam negeri.

"Tapi yang terjadi sekarang mungkin hampir 80 persen lebih itu kita belanjakan ke luar negeri," kata Luhut saat mengunjungi PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (PT YPTI) di Sleman, Yogyakarta (19/5/2021).

Jadi sebenarnya, menurut Luhut, ada dana Rp 300 triliun yang bisa dibelanjakan di dalam negeri dan sekaligus bisa membentuk investasi di industri. Pasalnya, ratusan triliun tersebut diklaim bisa menghasilkam jutaan lapangan kerja.

"Kalau kita letakkan USD 22 miliar atau Rp 300 trilunan kurang lebih, itu menciptakan lapangan kerja bisa jutaan," sambungnya.

Oleh sebab itu, Luhut mengimbau Kementerian dan Lembaga untuk meningkatkan belanja produk dalam negeri. Salah satunya contohnya dengan memanfaatkan berbagai produk dalam negeri yang dibuat oleh PT YPTI.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dukungan Kemenperin

Kementerian Perindustrian juga terus mendukung penggunaan produk dalam negeri, khususnya di sektor manufaktur. Langkah ini dilakukan untuk mendongkrak program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) sebagai upaya menekan impor.

PT. YPTI merupakan perusahaan manufaktur yang berdiri sejak 1999. Perusahaan ini telah mengimplementasikan program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri dengan mengembangkan welcab Toyota Sienta (alat bantu disabilitas), komponen pembangkit listrik, alat kesehatan (ventilator dan GeNose C19), mesin perkakas (CNC Milling) serta alat peraga pendidikan untuk sekolah vokasi.

Pengembangan alat kesehatan yaitu ventilator dan GeNose C19 bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada. PT. YPTI berperan pada produksi komponen mekanik dan plastik pada GeNose C19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya