Penerbitan Global Sukuk Capai Rp 1.728,71 Triliun per Mei 2021

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang turut mengembangkan sektor industri keuangan Islam.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2021, 12:00 WIB
Pembelian Sukuk Tabungan ST006
Pekerja menunjukkan informasi Sukuk Tabungan (ST) Seri ST006 melalui website Kemenkeu di Jakarta, Kamis (7/11/2019). Sukuk Tabungan (ST) seri ST006 memiliki bunga 6,75 persen, minimal pemesanan Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar melalui mitra distribusi hingga 21 November. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang turut mengembangkan sektor industri keuangan Islam. Di mana Indonesia juga menjadi negara pertama di dunia yang menerbitkan Global Sukuk maupun Sukuk Hijau dan terus secara regular menerbitkannya.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, total penerbitan global sukuk maupun sukuk hijau total mencapai Rp1.728,71 triliun. Data ini dihimpun dari 2008 hingga bulan Mei 2021.

"Total penerbitan mencapai Rp1.728,71 triliun. Indonesia pun dinobatkan sebagai negara pertama dalam daftar penerbit sukuk di dunia, diikuti oleh Saudi Arabia dan Dubai," kata Sri Mulyani seperti ditulis di akun Facebooknya, Jumat (4/6).

Bendahara Negara ini memahami, saat ini keuangan Islam telah menjadi salah satu segmen industri keuangan global yang berkembang sangat cepat.

Di mana asetnya telah berkembang hingga tiga kali lipat dan tren positif ini diperkirakan akan terus berkembang dengan stabil mencapai lebih dari USD3 triliun di tahun 2024.

"Praktik keuangan Islam telah menarik perhatian beragam sektor karena keuangan Islam menggunakan konsep berbagi risiko, menempatkan keuangan pada sektor riil, dan memfasilitasi pendistribusian kembali kesejahteraan dan peluang," sebutnya.

Di sisi lain, pemerintah juga memiliki strategi pengembangan pasar keuangan Islam yang disiapkan untuk 5 tahun kedepan. Pertama, pengembangan produk pasar modal syariah.

Kedua, penguatan dan pengembangan infrastruktur pasar modal syariah. Ketiga, penguatan tingkat literasi dan inklusi pasar modal syariah. Terakhir, penguatan sinergi dengan para stakeholders keuangan Islam.

Reporyter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lampaui Target, Penjualan Sukuk Ritel SR014 Raup Rp 16,7 Triliun

Pembelian Sukuk Tabungan ST006
Pekerja melihat informasi mengenai Sukuk Tabungan (ST) Seri ST006 melalui website Kemenkeu di Jakarta, Kamis (7/11/2019). Pemerintah menerbitkan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel terakhir tahun 2019 secara daring, yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST006. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Setelah berakhirnya masa penawaran sejak 26 Februari-17 Maret 2021, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menetapkan hasil penjualan Sukuk Ritel seri SR014, dengan total volume pemesanan pembelian Rp 16,7 triliun.

Berdasarkan keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Selasa (23/3/2021), penjualan Sukuk Ritel seri SR014 menjangkau 35.626 orang di seluruh provinsi di Indonesia.

Adapun hasil penjualan Sukuk Ritel seri SR014 sebesar Rp 16,71 triliun tercatat oversubscribed 1,67x dari target penerbitan sebesar Rp 10 triliun, di tengah kondisi pasar keuangan yang masih belum stabil.

Kupon Sukuk Ritel seri SR014 sebesar 5,47 persen sendiri merupakan yang terendah sepanjang sejarah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. Meskipun terdapat tren kenaikan yield di pasar SBN secara year-to-date pada 2021.

Sementara jumlah investor Sukuk Ritel seri SR014 sebanyak 35.626 orang merupakan yang terbesar ketiga sepanjang penerbitan Surat Berharga Syariah Negara SBSN Ritel, setelah SR008 dan SR013.

Rata-rata pemesanan Sukuk Ritel seri SR014 adalah sebesar Rp 468,90 juta. Investor Generasi Y (milenial) yang membeli SR014 tercatat sebanyak 12.968 orang, atau 36,4 persen dari total investor, dengan nominal pembelian sebesar Rp3,10 triliun atau 18,56 persen dari total penjualan.

Pembelian SR014 oleh investor Generasi Z tercatat dilakukan oleh 331 orang (0,93 persen dari total investor) dengan nominal sebesar Rp119,44 miliar (0,71 persen dari total penjualan).

Dari sisi profesi, investor wiraswasta mencatat nominal pembelian terbesar yaitu Rp 7,24 triliun (43,35 persen dari total penjualan). Sedangkan investor pegawai swasta merupakan jumlah investor terbanyak yaitu 12.098 orang (33,96 persen dari total investor).

Partisipasi investor PNS/TNI/Polri pada Sukuk Ritel seri SR014 sebesar Rp 641,52 miliar (3,84 persen dari total penjualan) dengan jumlah investor sebanyak 2.110 orang (5,92 persen dari total investor).

Diborong Warga DKI Jakarta

sukuk-ritel130208b.jpg
Sukuk

Nominal penjualan terbesar terjadi pada DKI Jakarta, yakni Rp 6,14 triliun (36,77 persen dari total penjualan) dari 11.548 orang (32,41 persen dari total investor).

Porsi penjualan SR014 di wilayah Indonesia Timur sebesar 0,89 persen dari total penjualan, dengan porsi investor sebanyak 0,62 persen dari total investor. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan SR012 dan SR013, baik dari sisi nominal penjualan maupun jumlah investor.

Jumlah investor baru SR014 sebanyak 11.928 orang atau 33,48 persen dari total investor, dengan nominal pembelian sebesar Rp 4,28 triliun (25,63 persen dari total penjualan). Sementara investor baru SR014 paling banyak berasal dari Generasi Y/milenial, yakni 5.293 orang (44,37 persen dari total investor baru). 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya