Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satgas Waspada Investigasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Tongam L Tobing, mengatakan kehadiran pinjaman online atau pinjol ilegal di tengah masyarakat sulit terbendung. Padahal, OJK disebutnya telah menghentikan sebanyak 3.365 pinjol ilegal.
"Namun demikian, pemblokiran ini bukan solusi jangka panjang. Karena kita blokir hari ini nanti sore dia ganti nama, kemudian bikin baru lagi, ini jadi tantangan tentunya buat kita," kata Tongam dalam acara Zooming With Primus, Kamis (22/7/2021).
Menurut dia, yang jadi akar masalah pinjol ilegal ini adalah mereka selalu membebani dan merugikan masyarakat sebagai pihak peminjam. Itu dilakukan dengan menetapkan suku bunga tinggi untuk uang pinjaman, fee terlampau tinggi, denda terbatas, dan itu semua terjadi dengan kesepakatan bersama pihak peminjam.
Advertisement
Namun, Tongam coba melihat dari sisi maraknya kehadiran pinjol ilegal tersebut. Kemunculannya bisa tak terbendung lantaran adanya kemudahan dalam membuat aplikasi atau situs web dengan teknologi informasi.
"Kemudian lokasi servernya juga banyak di luar negeri. Pelakunya di luar negeri, di sini operatornya, atau malah di sini hanya menggunakan jasa debt collector. Dari mana mereka tahu, tentu mereka punya nomor-nomor hp yang bisa menghubungkan antara peminjam dengan debitur di sini," tuturnya.
Dilihat dari sisi masyarakat, Tongam pun menyatakan literasi masyarakat akan akses pinjaman online ilegal pun masih rendah. Banyak peminjam yang tidak melakukan pengecekan legalitas saat ingin mengakses pinjaman dari pinjol ilegal.
"Jadi ini menjadi masalah bagi kita yang perlu kita tingkatkan agar masyarakat kita mengetahui bahwa akses ke pinjol ilegal membahayakan," ujar Tongam.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kesulitan Keuangan
Di sisi lain, ia juga menyadari jika banyak masyarakat Indonesia yang saat ini masih dilanda kesulitan keuangan. Salah satu jalan keluar termudah memang dengan menarik duit pinjaman dari pinjol ilegal.
"Kalau ini sulit kita respon. Ini respon keuangan, tentu jadi tugas kita bersama bagaimana masyarakat kita memenuhi kebutuhan dasarnya. Mereka tidak punya penghasilan cukup, jadi jalan satu-satunya adalah meminjam," pungkas Tongam.
Advertisement