World Bank, TaniHub, dan Microsoft Gelar Cultivhacktion Buat Cari Inovasi Sektor Pertanian

Cultivhacktion bertujuan untuk mengumpulkan berbagai solusi dari pihak-pihak yang memiliki inovasi teknologi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2021, 19:45 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2021, 19:45 WIB
Konferensi Pers Cultivhacktion
Konferensi pers acara Cultivhacktion bertepatan dengan Hari Tani Nasional, Jumat (24/9/2021) (Foto: Cultivhacktion)

Liputan6.com, Jakarta - Pertanian Indonesia memiliki potensi menjadi kekuatan utama pertanian dunia. Namun, ada sejumlah permasalahan yang masih ditemukan sehingga menghambat tercapainya potensi tersebut.  

Petani tidak memiliki informasi yang memadai terkait pola tanam, harga jual, kondisi pasar dan cuaca, hingga logistik. Keuntungan yang didapatkan pun tidak menentu karena tergantung dari jumlah komoditas.

Kecanggihan teknologi belum sepenuhnya digunakan dalam sektor pertanian. Penggunaan teknologi masih didominasi di daerah perkotaan.  

Diketahui pertanian berkontribusi terhadap 13 persen dari perekonomian di Indonesia dan menjadi sumber mata pencaharian bagi 33 juta petani. Selain itu, pertanian berperan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat yang terus meningkat.

Bertepatan dengan Hari Tani Nasional, World Bank, TaniHub, Microsoft, dan institusi lainnya menyelenggarakan acara Cultivhacktion. Nama acara tersebut merupakan singkatan dari kata Cultivate (Membudidayakan), Hackathon (Acara Para Pegiat Teknologi), dan Action (Tindakan).

Cultivhacktion bertujuan untuk mengumpulkan berbagai solusi dari pihak-pihak yang memiliki inovasi teknologi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani. Adapun solusi yang dicari dalam acara ini adalah solusi yang bersifat praktis sehingga bisa diterapkan oleh petani skala kecil untuk mempercepat penggunaan teknologi.

“Solusi-solusi ini juga akan digunakan oleh Bank Dunia dalam proyek yang akan segera dilaksanakan di Indonesia terkait pertanian. Bank Dunia sudah pernah melakukan hal seperti ini. Namun, baru kali ini kami melihat satu kegiatan di mana ada 10 partner terlibat dalam kegiatan tersebut,” papar Global Lead for Data-Driven Agriculture Bank Dunia Parmesh Shah dalam acara konferensi pers, Jumat (24/9/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penggunaan Teknologi Harus Dipercepat

Seorang karyawan TaniHub Group melakukan pendataan produk segar di fasilitas National Fulfillment Center (NFC) milik perusahaan di Cikarang, Jawa Barat. (Dok Tanihub)
Seorang karyawan TaniHub Group melakukan pendataan produk segar di fasilitas National Fulfillment Center (NFC) milik perusahaan di Cikarang, Jawa Barat. (Dok Tanihub)

Pertanian yang beralih ke digital mampu memberikan banyak manfaat. Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen mengatakan bahwa teknologi membantu para petani dan pelaku usaha pertanian mengakses informasi, membuat keputusan yang lebih baik, dan memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan.

National Technology Officer Microsoft Indonesia Panji Wasmana menambahkan bahwa pengunaan teknologi (digitalisasi) di sektor pertanian harus dipercapat. Manfaatnya adalah meningkatkan daya saing dan kesejahteraan para petani.

Menurutnya, ada dua elemen yang dibutuhkan agar teknologi bisa berkembang dan dimanfaatkan dengan baik oleh petani.

“Yang pertama adalah lebih banyak developers untuk menciptakan inovasi yang relevan dalam menjawab kebutuhan di lapangan. Selanjutnya, para pelaku industri pertanian bisa menggunakan solusi yang dikembangkan sehingga link and match ini menjadi sangat penting,” kata Panji. 


Pendaftaran Cultivhacktion Masih Dibuka

Petani
Acara Cultivhacktion bertujuan untuk mengumpulkan solusi dari pihak-pihak yang memiliki inovasi teknologi untuk memecahkan permasalahan para petani (Foto: Cultivhacktion)

Bagi masyarakat yang tertarik untuk mengikuti acara Cultivhacktion, bisa mengirimkan proposal yang berisi konsep solusi, serta mengikuti bootcamp pertanian dan teknologi terlebih dahulu.

Kemudian, 10 peserta terpilih diberikan kesempatan untuk mengembangkan prototipe solusi yang diusulkan kepada Microsoft Azure sekaligus menerima pembinaan dari tenaga ahli.

Tiga solusi terbaik akan mendapatkan dukungan lebih lanjut untuk mempertajam, serta melakukan uji coba dan meningkatkan skala. Sebagai tambahan informasi, periode pendaftaran dibuka hingga 5 Oktober 2021.

Cultivhacktion mendapatkan dukungan dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkata, “Sebagaimana kita ketahui, Jawa Barat adalah rumah bagi 50 juta orang dan memiliki tanah yang subur. Kita juga melihat terdapat tiga jenis ekonomi yang tetap bertumbuh kuat selama pandemi COVID-19, yaitu keamanan pangan, kesehatan, dan digital. Jadi, inilah yang kita temukan dalam Cultivhacktion, kombinasi dari pangan, ekonomi, dan inovasi digital.”  

Pada kesempatan tersebut, Ridwan berharap semua peserta acara sukses sehingga Jawa Barat bisa dijadikan sebagai contoh dalam inovasi pertanian dan ekonomi pangan.  

Reporter: Shania

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya