Liputan6.com, Jakarta - Kementerian BUMN memutuskan untuk menggabungkan atau merger perusahaan pengelola pelabuhan di Indonesia. BUMN yang digabung tersebut adalah Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV. Setelah proses merger, perusahaan gabungan ini resmi beroperasi mulai hari ini 1 Oktober 2021.
Dalam merger ini PT Pelindo II akan bertindak sebagai surviving entity atau perusahaan penerima penggabungan. Setelah merger, nama perusahaan hasil penggabungan menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.
Direktur Utama Pelindo II yang juga OC Integrasi Pelindo Arif Suhartono menyampaikan, salah satu alasan utama integrasi Pelindo I hingga IV untuk menekan biaya logistik karena sebelumnya ada ketidakefisienan.
Advertisement
Hal yang melatarbelakangi pelaksanaan merger ini berkaitan dengan logistik. Biaya logistik yang ada di Indonesia sekitar 23 persen pada 2018-2019, dan kontribusinya 2,8 persen berasal dari logistik berkaitan dengan air.
”Hal tersebut pelabuhan dan shipping lain sendiri. Memang kontribusi Pelabuhan sea cost sekitar 1,4 persen. Ini yang lebih besar dari land transportasi dan inventory,” kata dia seperti dikutip Jumat (1/10/2021).
Selain itu, manfaat untuk perekonomian nasional, standarisasi bisnis dan pelayanan pada Pelindo pasca merger, diharapkan berdampak pada penurunan biaya logistik secara bertahap. Efisiensi biaya logistik ini dapat membantu meningkatkan ekonomi nasional.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Buka Lapangan Kerja
Bahkan integrasi Pelindo juga akan membuka lapangan kerja baru melalui investasi di sektor pelabuhan yang semakin meningkat. Dengan demikian berpotensi menurunkan angka pengangguran. Semakin tingginya jumlah pekerja, akhirnya bisa meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selama 2021-2025.
Arif menegaskan, untuk prospek perkembangan bisnis perusahaan sendiri, merger Pelindo akan membuka kesempatan perusahaan untuk go global.
"Integrasi ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs," pungkasnya.
Advertisement