Aprindo Gandeng Microsoft Wujudkan Transformasi Digital Sektor Ritel

Aprindo dan Microsoft bekerja sama menyelenggarakan rangkaian kegiatan Hari Ritel Nasional 2021 secara hybrid.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Nov 2021, 16:30 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2021, 16:30 WIB
Papan Nama Microsoft di Sebuah Gedung
Papan Nama Microsoft di Sebuah Gedung. Kredit: Mohammad Rezaie via Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka menyambut Hari Ritel Nasional pada 11 November, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Microsoft bekerja sama menyelenggarakan rangkaian kegiatan Hari Ritel Nasional 2021 secara hybrid.

Kegiatan tersebut digelar dengan tema “Ritel Tangguh, UMKM Maju, Indonesia Bangkit”.

Termasuk di dalam inisiatif ini antara lain, kerja sama Aprindo dengan Microsoft dalam mengakselerasi transformasi digital peritel dan UMKM melalui perilisan microsite serta buku panduan untuk Ritel dan UMKM Modern Indonesia.

Buku panduan itu dapat diakses melalui tautan https://ritelmodernindonesia.com/.

Dalam kegiatan ini, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag RI Oke Nurwan mengatakan bahwa di Indonesia, konsumsi rumah tangga khususnya di sektor ritel masih menjadi yang tertinggi dengan menyumbang 58,9 persen Produk Domestik Bruto (PDB)

"Para peritel, baik yang berdiri sendiri maupun yang berada di Pusat Perbalanjaan atau Mall memiliki kontribusi penting dalam mendorong pemulihan ekonomi rumah tangga," demikian papar Oke Nurwan dalam Konferensi Pers Hari Ritel Nasional 2021, Rabu (10/11/2021).

Ekonomi digital Indonesia diproyeksi akan tumbuh delapan kali lipat pada tahun 2030. Dengan tingginya jumlah ritel di Indonesia dan besarnya potensi digitalisasi ritel, maka percepatan digitalisasi ritel akan berkontribusi positif terhadap percepatan ekonomi digital Indonesia.

Oke juga membahas tentang bagaimana pandemi COVID-19 telah mengakselerasi pergerseran konsumsi masyarakat yang tadinya melakukan pembelian secara offline, kini kebanyak sudah beralih menjadi online.

"Pemerintah akan sangat mendukung dan mendorong adanya penyesuaian dan transformasi digital, terutama untuk sektor ritel," ujarnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mencatat bahwa ada 5.000 toko gerai ritel dari wilayah Indonesia paling Barat, yaitu Aceh, sementara di Papua, ada 45.000 toko dengan 600 perusahaan ritel - dari yang ritel jejaring maupun ritel lokal.

Semua ritel tersebut, masing-masing sudah memilki platform bisnis mereka secara online,

"Apa keberlanjutan dari konektivitas dan sinergi ini? yaitu adalah akan bermuara kepada kepuasan konsumen. Di mana konsumen saat ini juga, dengan dua arus yaitu arus globalisasi dan arus digitalisasi, akan merubah perilaku pembelian mereka," imbuh Roy Mandey.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pandemi Terkendali, Bisnis Ritel Diprediksi Kembali Moncer

Ilustrasi desain ritel
Ilustrasi desain ritel (dok.unsplash)

Pandemi yang telah berjalan lebih dari dua tahun ini telah menurunkan kinerja ekonomi secara keseluruhan. Namun, para ekonom memiliki kepercayaan bahwa perekonomian akan mengalami rebound dan memulai sebuah babak baru setelah pemerintah menurunkan level PPKM menjadi batas bawah yang membuat dunia bisnis kembali pulih.

Salah satu bisnis yang diperkirakan akan kembali bergairah adalah sektor Fast Fashion Retail yang dijalani oleh Ximivogue, sebuah global brand yang telah dikenal oleh khalayak luas dan kini mulai melebarkan sayapnya dengan melakukan ekspansi menawarkan kepemilikan saham mereka di LandX.

“Salah satu hal yang membuat Ximivogue dapat bertahan di masa krisis pandemi adalah memiliki pendiri yang berpengalaman dengan strateginya yang tepat, membuat bisnis Ximivogue semakin berkembang dengan bertambahnya outlet yang tersebar di beberapa kota dengan lokasi yang strategis. Salah satu strategi briliannya adalah bermitra dengan LandX untuk bisa menambah outlet-outlet yang rencananya akan kami buka di Pondok Indah Mall (Jakarta) dan Tunjungan Plaza (Surabaya)," kata Direktur Ximivogue Indonesia, Bernard Permadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (8/11/2021).

Ximivogue secara resmi memulai pasar globalnya pada tahun 2015 dan telah memiliki lebih dari 10.000 karyawan di seluruh dunia. Kini, Ximivogue telah bekerja sama dengan lebih dari 90 negara yang tersebar di beberapa wilayah dengan jumlah outlet mencapai lebih dari 1.600 dan 6 di antaranya sudah ada di Indonesia yang telah berada di Jakarta, Bekasi dan Medan.

Selain menyediakan produk-produk terbaik demi menciptakan gaya hidup yang berkualitas, Ximivogue juga mempunyai misi untuk memberikan kebahagiaan dan kejutan kepada setiap pelanggan dengan harga yang terjangkau dan berkomitmen untuk selalu berusaha melampaui ekspektasi pelanggan.

“Kami sangat bersemangat dengan Ximivogue menjadi salah satu mitra kami dan memilih LandX sebagai layanan urun dana untuk ekspansi. Dengan core value dan target market yang luas, mulai dari muda hingga tua, dengan produk yang ditawarkan berbagai macam jenisnya. Kami tidak heran jika bisnis ini memiliki potensi yang cukup menjanjikan," ungkap Founder dan Chief Executive Officer LandX Andika Sutoro Putra.

“Di era pandemi ini saat waktu luang bertambah dan teknologi informasi sudah makin maju, kaum milenial dapat memanfaatkan waktunya untuk memulai sadar berinvestasi sejak dini dengan memiliki saham sebuah perusahaan dan mendapatkan keuntungan dari bisnis yang beresiko rendah. Saat ini LandX telah memiliki 42 persendari total user (investor) dengan rata-rata usia 17-24 tahun dan kami yakin akan bertambah lagi, saat ini, LandX menawarkan berinvestasi mulai Rp 1 juta sudah memiliki saham sebuah perusahaan dengan dividen berkisar 10 persen-15 persen per tahun," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya