Pengusaha Sebut 5 Faktor Pengaruh Pola Belanja Masyarakat saat Lebaran 2025

efisiensi anggaran pemerintah, gangguan logistik, dan persaingan e - commerce berpotensi mempengaruhi pola belanja masyarakat

oleh Arie Nugraha Diperbarui 19 Mar 2025, 23:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 23:00 WIB
Trik Belanja Baju Lebaran Anti Boncos di Bazaar Brand Lokal
Ikuti tips belanja baju Lebaran hemat dan maksimal di GlamLocal Grand Indonesia, temukan tren busana terbaru, dan raih diskon spesial! (Glamlocal)... Selengkapnya

Liputan6.com, Bandung - Para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Jawa Barat (Aprindo Jabar) menyebutkan pola belanja atau konsumsi masyarakat pada musim lebaran 2025 akan dipengaruhi lima faktor yang saling berkaitan.

Menurut Ketua DPD Aprindo Jabar, Yudi Hartanto, kelima faktor itu yakni penurunan penghasilan masyarakat, efisiensi anggaran pemerintah, gangguan distribusi logistik, persaingan e-commerce, serta kenaikan harga barang.

"Saat ini 46 persen konsumen memilih belanja di toko online (marketplace) ketimbang toko offline seperti ritel. Ujungnya semakin menekan keuntungan ritel konvensional," ujar Yudi dalam Statistik Webinar Series #1 2025 Diskominfo Jabar di Kota Bandung, Kamis (13/3/2025).

Webinar yang diselenggarakan Diskominfo Jabar mengambil tema 'Memahami Pola Konsumsi dan Dampaknya Terhadap Ekonomi Daerah' Musim Lebaran 2025', dihadiri para stakeholders ekonomi.

Yudi mengatakan ffisiensi anggaran pemerintah, gangguan logistik akibat bencana alam, dan persaingan e - commerce, juga berpotensi mempengaruhi pola belanja masyarakat.

"Kelima faktor ini akan sangat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat," kata Yudi.

Di tengah berbagai tantangan tersebut Aprindo memproyeksikan kenaikan penjualan 15 persen dibanding awal tahun, tetapi akan lebih rendah dibanding musim Lebaran tahun lalu.

"Kita tetap berupaya di antaranya dengan integrasi antara toko fisik dan online, diversifikasi produk, dan program layanan promo," sebut Yudi.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Data BPS

Sementara itu Direktur Statistik Harga BPS Indonesia, Windhiarso Ponco Adi Putranto, mengungkapkan ada beberapa komoditas yang berpotensi menyebabkan inflasi saat Ramadan dan Lebaran.

"Perlu diwaspadai daging ayam ras, tarif angkutan udara, telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, beras, dan emas perhiasan," sebut Adi.

Menurutnya, komoditas ini pula yang menyebabkan terjadinya inflasi hingga 17 persen pada 2024 pada periode yang sama.

Sedangkan, Kepala Diskominfo Jabar Ika Mardiah menyebutkan, Statistik Webinar Series #1 2025 Diskominfo Jabar bertujuan memahami pola konsumsi masyarakat sebelum, saat, dan setelah lebaran, dan memahami dampak Lebaran terhadap inflasi, daya beli dan ekonomi secara umum.

"Harapannya, selama periode Lebaran 2025, kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan inflasi yang tetap terkendali, kemudian meningkatkan kesadaran dan peran aktif pemerintah serta masyarakat dalam mengelola ekonomi selama periode Lebaran dengan strategi yang bijak," kata Ika.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya