Pameran di Kuala Lumpur, Teh Produksi PTPN III Laku Rp 57 Miliar

Volume ekspor teh curah (bulky) Indonesia ke Malaysia setiap tahun tercatat sekitar 8.500-9.500 ton.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 22 Nov 2021, 19:50 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2021, 19:50 WIB
Pemetik Teh Kaki Gunung Kerinci
Sebagian ibu-ibu warga Kabupaten Kerinci di kaki Gunung Kerinci adalah pemetik teh peninggalan Belanda yang kini dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara (PTPN). (Liputan6.com/B Santoso)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia melalui PT Perkebunan Nusantara III Holding (PTPN III) berhasil membukukan transaksi penjualan teh senilai USD 4 juta atau Rp 57 miliar pada gelaran Selangor International Expo Food and Beverage (SIE F&B). Pameran itu berlangsung secara hibrida pada 18—21 November 2021 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi menyatakan, partisipasi Kementerian Perdagangan dan PTPN III Holding pada pameran ini bertujuan untuk terus mendorong kinerja ekspor Indonesia ke Malaysia, khususnya sektor makanan dan minuman pascapandemi COVID-19",

"Transaksi yang terjadi pada pameran ini menunjukkan bahwa produk mamin Indonesia sangat diminati pasar Malaysia," kata Didi, dikutip dari rilis Kemendag, Senin (22/11/2021).

Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Hermono mengungkapkan, SIE F&B 2021 merupakan pameran internasional pertama di sektor mamin yang diselenggarakan secara hibrida.

"Antusiasme para pelaku usaha di Malaysia sangat tinggi setelah berbulan-bulan mengalami pembatasan oleh pemerintah. Hal ini bisa dilihat dari jumlah pengunjung yang jauh melampaui perkiraan sebelumnya," ungao Dubes Hermono.

Atase Perdagangan di Malaysia, Deden Muhammad Fajar Shiddiq membeberkan data dari Departemen Statistik Malaysia pada periode Januari–September 2021, bahwa total impor Malaysia untuk produk teh dari Indonesia sebesar RM 39,6 juta atau sekitar Rp 134,8 miliar.

Nilai ini naik 8,25 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Angka tersebut bahkan menempatkan Indonesia sebagai negara asal impor teh kedua setelah China untuk Malaysia.

"Pada perioode Januari—September 2021 impor teh Malaysia naik 4,1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Ini harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk terus meningkatkan penjualan teh Indonesia ke Malaysia. Kami menggandeng Asosiasi Teh Malaysia sebagai mitra untuk melakukan promosi teh di sini," jelas Deden.

Adapun Asisten Manager Marketing Division PTPN III Holding Asep Barkah menyampaikan bahwa selama empat hari penyelenggaraan, produk teh PTPN III Holding banyak mendapatkan permintaan dari pengusaha teh di Malaysia.

Hal ini mengingat negeri jiran ini merupakan salah satu negara tujuan ekspor teh Indonesia.

"Volume ekspor teh curah (bulky) Indonesia ke Malaysia setiap tahun tercatat sekitar 8.500-9.500 ton. Pada SIE 2021 ini, kami berhasil mendapatkan tiga kontrak dengan nilai total sebesar USD 4 juta dan tidak menutup kemungkinan transaksi akan terus bertambah karena proses penjajakan telah berhasil dilakukan,” papar Asep.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Persaingan Global

Senyum Ceria Pemetik Teh Kabawetan di Pagi Hari
Para perempuan pemetik di Perkebunan teh Kabawetan Kepahiang Bengkulu ini memulai aktifitas dengan senyum kegembiraan (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Asep melanjutkan, perdagangan teh secara global saat mengalami persaingan yang cukup kompetitif. Berbagai negara lainnya seperti Kenya, Sri Lanka, dan India berupaya juga untuk memasuki pasar Malaysia yang masyarakatnya mempunyai tingkat konsumsi teh cukup tinggi.

"Namun demikian, teh Indonesia masih menjadi primadona bagi masyarakat Malaysia dengan karakter mutu dan rasa yang sesuai dengan selera pasar Malaysia," pungkasnya.

Vice President Indonesia Trade Association (ITA) Kandi Rahayu menambahkan, selain teh, pameran ini turut menghadirkan berbagai produk mamin yang didistribusikan pebisnis Indonesia di Malaysia yang tergabung ITA.

Adapun berbagai produk UKM yang didatangkan langsung dari Indonesia dan mendapatkan respons menjanjikan dari pelaku usaha di Malaysia.

"ITA akan terus berkolaborasi dengan para UKM di Indonesia untuk mendatangkan berbagai produk mamin ke Malaysia karena memiliki peluang sangat tinggi. Ini mengingat jumlah diaspora Indonesia di Malaysia merupakan yang terbesar di dunia serta karakteristik pasar yang sangat cocok dengan produk-produk UKM Indonesia," tutup Kandi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya