Tingkat Kemiskinan Diprediksi Naik Jadi 10,25 Persen di Akhir 2021

Tingkat kemiskinan di akhir tahun 2021 akan naik mencapai 10,25 persen. Hal itu dampak Panjang pandemi covid-19 gelombang 2.

oleh Tira Santia diperbarui 30 Des 2021, 12:10 WIB
Diterbitkan 30 Des 2021, 12:10 WIB
800 Juta Warga India Hidup Dalam Kemiskinan
Seorang gadis muda memandikan saudaranya di sebelah jalur kereta api di New Delhi, India, Selasa (16/10). Hasil survei terhadap 104 negara yang dirilis bulan lalu menemukan bahwa sekitar 1,3 miliar orang hidup dalam kemiskinan. (AP Photo/Altaf Qadri)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Anggaran DPR RI MH Said Abdullah, memperkirakan tingkat kemiskinan di akhir tahun 2021 akan naik mencapai 10,25 persen. Hal itu dampak Panjang pandemi covid-19 gelombang 2.

“Saya memperkirakan jumlah penduduk miskin kita hingga akhir tahun 2021 akan sedikit naik sebagai efek panjang gelombang kedua Covid19. Hal ini menjadi pekerjaan besar kita di tahun 2022,” kata Said dalam catatan akhir tahunnya, dikutip Liputan6.com, Kamis (30/12/2021).

Menurut catatannya, penduduk miskin pada Maret 2021 sebesar 10,14 persen atau 27,54 juta orang, capaian ini lebih baik bila dibandingkan September 2020 dimana jumlah penduduk miskin mencapai 10,19 persen atau 27,55 juta.

Namun, meningkatnya angka kemiskinan akibat pandemi Covid-19 gelombang 2 memaksa kita merumuskan strategi percepatan penurunan kemiskinan yang tepat. Sehingga tidak menutup kemungkinan masih terjadi kenaikan tingkat kemiskinan hingga akhir tahun 2021.

“Saya memperkirakan tingkat kemiskinan di akhir tahun 2021 sebesar 10,25 persen,” ujar Said.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kemiskinan Rakyat

FOTO: Dampak Covid-19, Jumlah Penduduk Miskin Jakarta Meningkat 1,11 Persen
Warga memancing dekat pemukiman penduduk di kawasan Pluit, Jakarta, Kamis (10/12/2020). Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan jumlah penduduk miskin di Jakarta meningkat 1,11 persen akibat terdampak pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Said menegaskan, upaya mengentaskan kemiskinan rakyat adalah salah satu pesan utama konstitusi. Oleh sebab itu, agenda menurunkan tingkat kemiskinan rakyat haruslah menjadi porsi besar dalam kinerja pemerintahan.

“Agenda menurunkan kemiskinan harus dipadukan dengan penurunan stunting, dan reformasi subsidi untuk orang miskin. Saya berharap pemerintah dengan daya maksimal bisa mencapai penurunan tingkat kemiskinan sesuai target APBN 2022 dikisaran 8,5 -9 persen,” ucapnya.

Kendati begitu, torehan kinerja baik masih dicatatkan oleh pemerintah. Misalnya, indikator kesejahteraan sosial menunjukkan keadaan yang lebih baik, jumlah pengangguran di Indonesia ada sebanyak 9,1 juta orang per Agustus 2021.

“Jumlah itu turun sekitar 670.000 orang dari posisi per Agustus 2020 yang mencapai 9,77 juta orang. Capaian ini patut kita syukuri, dengan tetap waspada atas ancaman varian omicron,” pungkas Said.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya