Liputan6.com, Jakarta Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) menargetkan penyaluran dana bergulir pada 2022 sebesar Rp 1,8 triliun atau meningkat Rp 2 miliar dari tahun sebelumnya.
Target penyaluran dana bergulir tersebut terbagi dalam dua pola penyaluran, yakni pola konvensional sebesar Rp 900 miliar, dan pola syariah sebesar Rp 900 miliar.
’"Dengan kenaikan target yang diberikan oleh pemerintah, tentu kami akan menjalankan berbagai strategi yang dapat mencapai target tersebut,’’ ujar Direktur Utama LPDB-KUMKM, Supomo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Advertisement
Supomo mengatakan, untuk mencapai target penyaluran dana bergulir tersebut, ada sejumlah strategi yang diterapkan. Antara lain dengan melakukan transformasi bisnis proses, bekerja sama antar Badan Layanan Umum (BLU), serta melakukan venture capital approach. Dari sisi penyaluran LPDB-KUMKM akan semakin gencar melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis yang bekerja sama dengan pemerintah daerah khususnya Dinas Koperasi dan UKM Provinsi/Kabupaten/Kota terutama untuk wilayah-wilayah yang masih minim penyerapan dana bergulir.
’"Kami juga terus melakukan transformasi untuk mewujudkan yang namanya transparansi, akuntabel. Contoh, cash management system, ridi online dan e-proposal. Itu semua dalam rangka efektivitas, transparansi dan akuntabel,’’ kata Supomo.
Pihaknya lebih intensif melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah dan Dinas Koperasi dan UKM di seluruh Indonesia. Salah satu kerja sama ini adalah dengan melakukan sosialisasi penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM, dan juga melaksanakan bimbingan teknis kepada koperasi-koperasi potensial di seluruh Indonesia untuk memberikan informasi terkait proses pengajuan proposal pembiayaan dana bergulir.
"Kami juga akan semakin gencar mencari mitra baru, selain memberikan dukungan perkuatan modal koperasi yang sudah menjadi mitra kami, kami juga akan mengoptimalisasi program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM. Strategi ini merupakan upaya menjaring mitra-mitra baru, khususnya pelaku UMKM yang nantinya akan diinkubasi untuk bergabung dalam wadah koperasi, sehingga ke depan dapat merasakan manfaat dari pembiayaan LPDB-KUMKM,’’ kata Supomo.
Dia menambahkan, LPDB-KUMKM juga akan terus melaksanakan program Inkubasi melalui Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM yang akan dilaksanakan dengan delapan lembaga Inkubator sepanjang tahun 2022.
"Kami juga melakukan venture capital approach, pendekatan ini menjadikan kami tidak hanya memberikan kekuatan permodalan seperti perbankan, namun juga melakukan pembiayaan berdasarkan by design atau rencana kerja mitra yang akan dibiayai. Selain itu, LPDB-KUMKM juga masuk ke sisi pendampingan, hingga di fase akhir akan bekerja sama dengan offtaker yang nantinya memberikan kepastian pasar bagi produk-produk anggota koperasi yang menjadi mitra LPDB-KUMKM,’’ papar Supomo.
Model pembiayaan dengan skema venture capital approach ini merupakan bagian dari upaya peningkatan pembiayaan kepada koperasi sektor riil, mulai dari pangan, peternakan, perikanan, dan perkebunan.
’’Harapannya, penyaluran dana bergulir di 2022 ini akan semakin meningkat, wilayah sebaran penyaluran kami juga akan semakin meluas terutama di daerah-daerah yang masih minim penyaluran,’’ kata Supomo.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Fokus ke Koperasi Mitra LPDB-KUMKM
Supomo menegaskan, pada 2022 ini, penyaluran dana bergulir 100 persen masih fokus ke koperasi mitra LPDB-KUMKM. Menurut Supomo, dengan fokus pembiayaan kepada koperasi, maka pembiayaan LPDB-KUMKM dapat menjangkau dan dirasakan oleh para pelaku UMKM di seluruh Indonesia yang merupakan anggota dari koperasi.
’’LPDB-KUMKM fokus ke koperasi sebagai upaya menjangkau UMKM di seluruh Indonesia, sehingga apabila melalui koperasi yang telah dibina dan diberi permodalan oleh LPDB-KUMKM, pada akhirnya koperasi dapat menjangkau usaha skala mikro, kecil dan menengah di daerah,’’ kata Supomo.
LPDB-KUMKM juga menargetkan penyaluran dana bergulir kepada koperasi sektor riil meningkat menjadi 40 persen dari jumlah koperasi yang disasar pada tahun 2022. Pada tahun 2021 jumlah mitra koperasi yang mendapatkan pinjaman dana bergulir sebanyak 192 unit, di mana 25 persen merupakan koperasi sektor riil.
’’Tahun 2020 sektor riil hanya 2 persen, 2021 kita sudah 13,5 persen tapi untuk jumlah koperasi sektor riilnya itu sudah hampir 25 persen dari 192. Untuk itu, tahun 2022 ditargetkan oleh Pak Menteri untuk sektor riil harus mencapai 40 persen. Namanya kita ditarget kita akan berusaha semaksimal mungkin dengan berbagai macam strategi,’’ katanya.
Pihaknya mengharapkan, para pelaku UMKM untuk bergabung dengan koperasi untuk meningkatkan kapasitas usahanya, meningkatkan daya saing, dan juga kemudahan akses permodalan.
"Kami juga mengharapkan agar para pelaku UMKM di seluruh Indonesia dapat bergabung kepada koperasi agar bisa mendapatkan manfaat dari dana bergulir LPDB-KUMKM yang kami salurkan kepada koperasi,’’ pungkas Supomo.
Untuk diketahui realisasi penyaluran dana bergulir pada tahun 2021 mencapai Rp1,641 triliun, atau melebihi jumlah target pemerintah sebesar Rp 1,6 triliun. Rinciannya, yakni pola konvensional sebesar Rp 813 miliar, dan pola pembiayaan syariah sebesar Rp 828 miliar.
’’Tahun ini merupakan tahun yang paling berat bagi LPDB karena di dalamnya itu ada PPKM darurat. Itu hampir tiga bulan kita tidak bisa apa-apa, tetapi dengan semangat yang luar biasa dari jajaran LPDB akhirnya kita bisa mewujudkan target ini,’’ ucap Supomo.
LPDB-KUMKM juga menekan angka kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) dari 1,24 persen menjadi 1,15 persen pada tahun 2021. Penyaluran dana bergulir dinilai sangat efektif membantu koperasi dalam menghadapi masa sulit akibat pandemi Covid-19.
"Jadi LPDB mempunyai kontribusi pada saat pandemi ini. Kehadiran LPDB di tengah para pelaku koperasi dan UKM itu ternyata bermanfaat. Kalau tidak bermanfaat pasti koperasi itu akan macet,’’ ungkap Supomo.
Advertisement