Liputan6.com, Jakarta Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa percaya, tren pemulihan ekonomi nasional sedang berada dalam jalur positif. Dengan demikian, ia berharap Indonesia bisa kembali masuk menjadi negara berpendapatan menengah ke atas, atau upper middle income country.
"Sehingga 2023 menjadi penting untuk sebagai titik percepatan pertumbuhan ekonomi lagi. Sehingga dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 yang diharapkan minimum di 5,3 persen dapat mengembalikan status Indonesia ke upper middle income di tahun 2022," tutur Kepala Bappenas dalam sesi bincang virtual, Senin (21/2/2022).
Baca Juga
Pada tahun ini, pemerintah memproyeksikan momentum pemulihan ekonomi Indonesia dengan sasaran pertumbuhan 5,2-5,5 persen, baik secara nasional maupun daerah.
Advertisement
"Meskipun demikian, ada beberapa tantangan yang perlu dijawab, yaitu recovery gap dalam pemulihan ekonomi Indonesia," imbuh Suharso.
Pertama, ia melihat adanya kesenjangan pertumbuhan ekonomi di tiap wilayah. Seperti diketahui, ekonomi di Maluku Utara, Papua hingga Sulawesi Tengah berhasil tumbuh double digit pada 2021 lalu. Sementara Bali dan Papua Barat masih terkontraksi.
Â
Industri Masih Terkontraksi
Begitu pun pertumbuhan di beberapa subsektor industri yang masih terkontraksi, di antaranya subsektor industri pengolahan, barang logam, hingga kertas.
"Kemudian PDB riil kita per kapita memang belum kembali ke level prakrisis. Tapi PDB nominal per kapita tahun 2021 sudah di atas level practices. Pada saat yang sama, kita masih mengalami efek lupa (scarring effect) pasca-Covid-19 pada sisi ekonomi dan sosial," bebernya.
Selain itu, terjadi juga penurunan produktivitas akibat pembatasan sosial, hilangnya pengetahuan (learning loss) di tingkat pelajar, hingga maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) atau job loss akibat pemulihan dunia usaha yang lambat.
"Yang penting juga, sebenarnya terkait dengan pembenahan sistem kesehatan nasional kita yang sampai sekarang ini sedang mengalami perbaikan," tukas Suharso.
Advertisement