Rupiah Ditutup Tertekan Imbas Komitmen Bank Sentral AS Kendalikan Inflasi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa sore melemah, seiring pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang dinilai agresif.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2022, 18:02 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2022, 18:02 WIB
Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa sore melemah, seiring pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang dinilai agresif.

Rupiah ditutup melemah 11 poin atau 0,08 persen ke posisi 14.348 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.337 per dolar AS.

"Sentimen utama kembali ke USD karena ada anggapan bahwa The Fed akan menjadi lebih agresif di tahun 2022 ini," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia seperti dikutip dari Antara, Selasa (22/3/2022).

Menurut Nikolas, hal itu sebagai dampak dari The Fed yang bertujuan untuk mengendalikan inflasi yang tinggi sehingga dianggap memerlukan langkah yang lebih agresif lagi.

"Hal tersebut berhasil membuat USD menguat sementara IDR terkoreksi karena efek tersebut," ujar Nikolas.

Dolar menguat setelah komentar dari Powell yang membuka pintu bagi bank sentral untuk mengambil jalur kebijakan moneter yang lebih agresif.

 

Pengendalian Inflasi

Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Powell mengatakan bank sentral harus bergerak "cepat" untuk mengendalikan inflasi yang terlalu tinggi, dan akan menggunakan kenaikan suku bunga yang lebih besar dari biasanya untuk melakukannya jika diperlukan.

The Fed menaikkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin minggu lalu untuk pertama kalinya sejak 2018 karena upaya untuk memerangi kenaikan harga-harga sambil mencoba menghindari kesalahan kebijakan yang dapat mengirim ekonomi AS ke dalam resesi.

Pelaku pasar sekarang fokus pada potensi kecepatan dan ukuran kenaikan suku bunga di masa depan.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi 14.352 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 14.345 per dolar AS hingga 14.361 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya