Kementan Lakukan Panen Kedelai di Sukoharjo dan Sosialisasi Pupuk Organik Hayati

Kementerian Pertanian terus bergerak untuk terus mengontrol ketersediaan 12 pangan strategis tetap aman dan melakukan kunjungan kerja.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 08 Mei 2022, 11:36 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2022, 11:36 WIB
Kementan Lakukan Panen Kedelai di Sukoharjo dan Sosialisasi Pupuk Organik Hayati
Kementerian Pertanian melakukan kunjungan ke Desa Selat, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, jum'at (6/5/22) untuk meninjau lokasi pertanaman kedelai.

Liputan6.com, Sukoharjo Kementerian Pertanian terus bergerak meskipun masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri tidak henti-henti untuk terus mengontrol ketersediaan 12 pangan strategis tetap aman dan juga melakukan kunjungan kerja ke beberapa tempat guna memastikan kegiatan pertanian tetap berjalan agar produksi pertanian terus meningkat.

Setelah dari Blitar kemarin dilanjut dengan kunjungan berikutnya ke Desa Selat, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, jum'at (6/5/22) untuk meninjau lokasi pertanaman kedelai.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi yang selalu dengan semangat memberi motivasi kepada petani mengatakan, pihaknya saat ini tengah menggenjot produksi dalam negeri, langkah tersebut dilakukan untuk mengamankan stok kedelai untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.

“Di tahun ini Kementan sudah mempersiapkan lahan untuk meningkatkan produksi kedelai di dalam negeri,“ jelas Suwandi.

Adapun lahan pertanaman kedelai itu tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Diantaranya, Provinsi Sulawesi Selatan, DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Lampung, Jambi dan Banten.

Untuk diketahui luas lahan kacang kedelai di kecamatan Nguter 204 ha, hasil panen melimpah 2,2 ton/ ha. Varietas Grobogan biaya produksi nya hanya 3,8 juta/ha.

Lebih lanjut Suwandi mengharapkan untuk sebisa mungkin memakai cara cara bertani yang ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk organik, pupuk hayati, bio pestisida dan pestisida hayati sehingga lahan menjadi subur, lingkungan lestari dan produksi tinggi. Salah satunya adalah pupuk yang dibuat dari rumput dan dedaunan yang segar dan sudah terbukti hasilnya pun sangat memuaskan. Tinggi tanaman rata-rata 80 cm dan bulir nya pun hingga mencapai ratusan,” tambah Suwandi. Ini sudah banyak dikembangkan di daerah Blitar.

Pengembangan Kedelai dan KUR

Di tempat yang sama Direktur Aneka Kacang dan Umbi Ditjen TP Yuris Tiyanto mengatakan saat ini Kementan telah berkomitmen dengan CV Java Agro Prima (JAP) selaku offtaker pengembangan kedelai untuk membeli hasil panen kedelai yang ada di sini.

"Jadi petani kedelai tinggal menanam saja dan jangan khawatir untuk menjual hasil panennya karena kami sudah menjamin itu dengan harga di atas 9000, untuk petani yang membutuhkan modal sekarang sudah ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) bunganya kecil bayarnya setelah panen. Caranya adalah CV. JAP sekaligus mengkoordinir itu untuk memudahkan para petani," ujarnya

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno mengucapkan terima kasih atas kehadiran Dirjen TP dan bersyukur hari ini bisa menerima kedatangannya.

"Ini menunjukan totalis kami di wilayah meskipun hari libur lebaran, pak Camat, Petani kedelai, Pak Danramil, Pak Kapolsek dan semua jajaran juga hadir di sini, semoga kedatangan pak Dirjen membawa keberkahan untuk kami semua. Mohon masukan dan bimbingannya sehingga kecamatan Nguter yang kondisi nya seperti ini bisa dioptimalkan untuk meningkatkan hasil produksi kacang kedelai di sini," ujarnya

Sementara itu salah satu offtaker yang hadir, Sunarso mengungkapkan ini adalah kesempatan yang langka, di bulan seperti ini ada tanaman kacang kedelai yang bagus.

"Kita siap bekerja sama satu minggu lagi saya akan ke sini lagi untuk bisa berdiskusi bersama, untuk kepastian pasarnya, harganya dan ada bimbingannya. MOU nya jelas dan kita akan tanda tangan pada tanam berikutnya, sehingga para petani itu menanam sudah dalam ketenangan karena sudah ada yang bimbing dan sudah ada yang beli," terang Sunarso.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya