Viral Netizen Bandingkan Pertalite Dinilai Makin Boros, Pertamina Jamin Kualitas Sesuai Aturan

Sejumlah warganet keluhkan pemakaian BBM jenis Pertalite kini lebih boros. Simak penjelasan Pertamina.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 26 Sep 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2022, 15:00 WIB
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke dalam kendaraan di sebuah SPBU di Jakarta (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke dalam kendaraan di sebuah SPBU di Jakarta (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah beberapa waktu lalu resmi dilakukan penyesuaian harga, sejumlah warganet menilai jika konsumsi BBM jenis Pertalite menjadi boros. Keluhan itu salah satunya diungkapkan oleh akun platform TikTok bernama @inikanreza. 

Melalui unggahan video TikTok berjudul "Setelah harga Pertalite naik malah jadi boros?", Reza menceritakan pengalamannya saat menggunakan BBM jenis Pertalite.

Dalam video berdurasi hampir dua menit itu Reza membeberkan perjalanan yang ia lakukan dalam sehari, setelah mobil pribadinya yang diisi dengan Pertalite sebanyak 20 liter atau Rp 200 ribu.

Dalam perjalanan sehari, Reza menyetir dengan total jarak 133 km. Dia menyebutkan bahwa BBM Pertalite yang dipakai untuk mobilnya kini habis lebih boros dari biasanya.

"Masa iya 6,65 kilo (jarak tempuh) per liter?," keluhnya, seraya melanjutkan ; "Ini mobil saya Civic Nova dengan ukuran mesin 1.300 cc, yang biasanya bensinnya itu  :10 ".

"Masa iya mobil saya yang dulunya 1:10 (perbandingan jarak 1 liter BBM untuk 10 kilometer) sekarang hanya menjadi 1:6,65," jelasnya.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menegaskan kualitas bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite (RON 90) tidak berubah.

Pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri.

 “Batasan dalam spesifikasi Dirjen Migas yang menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar di antaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP). Saat ini hasil uji RVP dari Pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diizinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (Kilopascal),” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting dalam keterangan tertulis, Rabu (21/9/2022).

 

Pengawasan Kualitas yang Ketat

Detik-Detik Kenaikan Harga BBM Bersubsidi di SPBU
Antrean kendaraan sesaat jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi di SPBU Kawasan Jalan Siliwangi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (3/9/2022). Pemerintah resmi menaikkan harga BBM Bersubsidi pada Sabtu (3/9) pukul 14.30 WIB. Harga BBM Subsidi jenis Pertalite naik dari Rp 7650 ke Rp 10.000,- dan Pertamax dari Rp 12.500 ke Rp 14.500,-(Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Selain itu, Pertamina juga menjamin seluruh produk BBM yang disalurkan melalui lembaga penyalur resmi seperti SPBU dan Pertashop sesuai dengan spesifikasi dan melalui pengawasan kualitas yang ketat.

Sedangkan produk BBM yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan tidak akan disalurkan ke masyarakat.

“Pertamina berkomitmen untuk menyalurkan produk-produk BBM berkualitas sesuai dengan spesifikasi. Melalui kontrol kualitas, produk yang tidak sesuai spesifikasi tidak akan disalurkan ke lembaga penyalur,” ujar Irto.

Pertamina mengimbau agar konsumen melakukan pembelian BBM di lembaga penyalur resmi, seperti SPBU dan Pertashop, agar produk BBM yang didapatkan terjamin kualitas dan keamanannya.

Masyarakat juga diimbau untuk mengisi BBM sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam buku panduan kendaraan bermotor karena pabrikan telah menyesuaikan bahan bakar yang cocok sesuai jenis kendaraan. Pergantian isi jenis BBM dengan kadar oktan (RON) yang berbeda juga tidak direkomendasikan.

“Sebaiknya pengendara selalu konsisten dalam memilih bahan bakar yang berkualitas, agar mesin kendaraan selalu awet dan terawat. Lebih aman menggunakan bahan bakar berkualitas dengan oktan/cetane yang direkomendasikan oleh pabrikan, agar mesin dapat bekerja secara maksimal,” tutup Irto.

Stafsus Erick Thohir: Pertalite Sekarang Lebih Boros Itu Hoaks

Arya Sinulingga, Stafsus Menteri BUMN Erick Thohir saat melihat pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mitra binaan PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).
Arya Sinulingga, Stafsus Menteri BUMN Erick Thohir saat melihat pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mitra binaan PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).

Menteri BUMN Erick Thohir melalui Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menepis keras isu yang mengabarkan produk BBM jenis Pertalite yang beredar sekarang telah berubah warna dan jadi semakin boros.

Isu tersebut viral di media sosial setelah salah satu akun di Facebook mengunggah foto yang membandingkan produk Pertalite dulu dan sekarang.

Dalam unggah tersebut, terlihat foto yang menampilkan perbedaan warna Pertalite yang berwarna hijau pekat dan agak terang. Selain itu, pemakaian jenis BBM RON 90 ini pun dituding lebih boros dari sebelumnya.

"Enggak lah, kan (Pertalite yang beredar di SPBU) ada standarnya. Itu kan isu aja, hoax itu," tegas Stafsus Erick Thohir saat ditemui di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022).

Adapun kriteria penjualan Pertalite oleh PT Pertamina (Persero) sendiri sudah diatur dalam Keputusan Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017, tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri.

Batasan dalam spesifikasi Pertalite menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar di antaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP). Saat ini, hasil uji RVP dari Pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diizinkan, yakni dalam rentang 45-69 kPa.

Lebih lanjut, Arya juga turut berkomentar soal implementasi pembatasan pembelian Pertalite yang kini masih dilakukan uji coba, yakni sebanyak 120 liter per satu mobil pribadi.

Menurut dia, kewenangan tersebut ada di tangan Kementerian ESDM. "Kalau pembelian itu tetap di Kementerian ESDM. Kita enggak bisa ngomong," tandasnya.

Infografis Beli Pertalite dan Solar Bakal Pakai MyPertamina
Infografis Beli Pertalite dan Solar Bakal Pakai MyPertamina (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya