Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaluddin Iqbal menyampaikan stok cadangan beras pemerintah (CBP) cukup untuk didistribusikan hingga akhir tahun. Meski ia mengakui jumlah CBP belum sesuai dengan ekspektasi pemerintah.
"Stok Cadangan Beras Pemerintah yang dikuasai oleh Bulog masih cukup untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan akhir tahun, walaupun jumlahnya belum sampai dengan harapan pemerintah," ujar Iqbal kepada merdeka.com, Selasa (11/10/2022).
Dia menuturkan, saat ini Bulog terus mengupayakan melakukan penyerapan beras hasil panen petani dalam negeri yang di beberapa tempat masih ada panen (panen gadu). Panen gadu merupakan sebutan dari panen yang terjadi pada musim kemarau yang telah ditetapkan dalam rencana tata tanam atau dinamakan gadu izin.
Advertisement
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Syailendra juga mengatakan bahwa masih banyak hasil panen beras yang dikuasai pemerintah belum terserap oleh Bulog.
"Kita bicara yang dikuasai pemerintah memang 700.000 itu tapi yang di masyarakat banyak yang belum diserap," ujar Syailendra.
Syailendra menuturkan, Kemendag telah bekerjasama dengan Badan Pangan Nasional untuk sudah menaikan harga acuan pembelianya.
Tujuannya, agar Bulog segera menyerap hasil panen dari petani. Dan berdasarkan data yang diterima Kemendag dari kementerian atau lembaga terkait produksi beras Indonesia masih surplus.
"Jumlah yang tersedia, kalau data yang kita terima , termasuk yang di masyarakat angka diatas 2-3 juta dan cukup sampai akhir tahun, karena itu masih ada yang panen dan masih berjalan," ujar dia.
Cukup Sampai Akhir Tahun
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan semua bahan pangan, termasuk beras tersedia cukup sampai dengan akhir tahun 2022 melalui perluasan tanam maupun pengadaan. Hal itu disampaikannya saat memimpin Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) terkait Kebijakan Pangan, pada Jumat (2/9/2022).
Dalam Rakortas diputuskan yang pertama tentang kebijakan pembelian gabah/beras petani dengan fleksibilitas harga, dan yang kedua adalah Badan Pangan Nasional menugaskan kepada Perum Bulog dalam rangka penguatan stok CBP untuk melakukan pembelian gabah/beras dengan menggunakan fleksibilitas harga," kata Menko Airlangga dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu (3/9).
Panen gadu petani diperkirakan akan menghasilkan panen sebesar 5 juta ton. Untuk itu, Bulog diharapkan dapat menyerap sampai dengan 1,2 juta ton dengan fleksibilitas harga.
Advertisement
Harga Gabah Naik, Mendag Jamin Harga Beras Bulog Tak Naik
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan harga beras yang Bulog tidak akan mengalami kenaikan. Kendati diakui ada kenaikan harga beras yang dijaul di pasaran.
Penyebab kenaikan harga beras karena adanya peningkatan harga gabah. Dengan begitu, ada kenaikan sedikit di harga beras yang dijual di pasaran.
"Harga gabah naik, oleh karena itu sedikit naik. Tetapi beras Bulog dijamin harganya," ujarnya saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Selasa (11/10/2022).
Di sisi lain, dia tak menjamin kalau beras premium bisa dijaga. Alasannya, beras premium mengikuti mekanisme pasar. Artinya, tidak ada intervensi pemerintah terkait harga jual beras tersebut.
"Kalau premium kan seperti minyak goreng yang brand, memang itu selera, tapi yang Bulog itu harganya tetap tidak berubah, kalau ada kenaikan tentu ditanggung, disubsidi oleh pemerintah," ungkapnya.
Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga beras premium rata-rata berada di angka Rp 12.630 per kilogram. Sementara, beras medium rata-rata berada di angka Rp 11.090 per kilogram.
Harga beras medium paling tinggi berada di Sumatera Barat dengan Rp 13.400 per kilogram. Mengacu pada grafik yang ditampilkan, terjadi tren kenaikan harga beras sejak Juli 2022.
Atur Harga Acuan
Ditemui terpisah, Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra menuturkan sudah ada langkah yang dilakukan.
Misalnya, Badan Pangan Nasional yang sudah menyesuaikan harga acuan pembelian gabah. Artinya, ada keuntungan pembelian di tingkat petani.
"Kalau dari data yang disampaikan teman-teman di kementerian lain yang terkait itu produksi kita masih surplus, jadi kita minta supaya Bulog segera menyerap, kan produksi banyak," terangnya.
Syailendra mengungkapkan, saat ini pemerintah masih menguasai stok beras di Perum Bulog sekitar 700 ribu ton.
Sedangkan, data riil stok beras yang ada di masyarakat ataupun di Bulog sebanyak 2 juta ton. Dengan begitu, ia memastikan stok ini cukup hingga akhir tahun.
"Kalau data yang kita terima, termasuk yang di masyarakat segala macem itu angkanya di atas 2 juta ton. Cukup sampai akhir tahun? Cukup lah," pungkasnya.
Advertisement