Mendag: Belum Ada Permintaan Beras dari Malaysia

Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mengekspor beras ke beberapa negara.

oleh Arthur Gideon Diperbarui 25 Apr 2025, 16:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2025, 16:00 WIB
Harga Pangan
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso meninjau harga pangan di Pasar Senen, Jakarta Pusat pada Selasa, (18/3/2025). (Natasha/Liputan6.com) ... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia siap mengirim beras ke sejumlah negara seiring meningkatnya hasil produksi beras dalam negeri. Ia mengungkapkan bahwa beberapa negara telah menyampaikan permintaan resmi untuk membeli beras dari Indonesia.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan Malaysia kemungkinan menjadi salah satu negara tujuan ekspor beras Indonesia. Namun sampai saat ini memang belum ada permintaan secara resmi dari Malaysia untuk impor beras Indonesia.

"Belum ya, kalau secara resmi. Kan kalau kita dulu impor dari Vietnam, kan pakai MOU segala macam. Ya bisa jadi nanti ada MOU ya, kalau ia ingin impor dari Indonesia, tapi belum sampai situ," ujar Budi dikutip dari Antara, Jumat (25/4/2025).

Sebagaimana diketahui, saat ini Malaysia tengah mengalami krisis beras, di mana produksi di dalam negerinya hanya mampu mencukupi sekitar 40 hingga 50 persen dari total permintaan.

Lebih lanjut, kata Budi, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mengekspor beras ke beberapa negara.

"Pada prinsipnya kita ikutin arahan Presiden, karena kita juga sudah surplus," imbuhnya.

 

Budi menyampaikan Malaysia kemungkinan menjadi salah satu negara tujuan ekspor beras Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto menanam padi dengan memanfaatkan teknologi drone di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel), Rabu (23/4/2025).
Presiden Prabowo Subianto menanam padi dengan memanfaatkan teknologi drone di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel), Rabu (23/4/2025).(Liputan6.com/ Lizsa Egeham)... Selengkapnya

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa sejumlah negara meminta bantuan agar Indonesia mau mengekspor beras ke mereka. Prabowo pun mengizinkan Indonesia mengekspor beras ke beberapa negara uang membutuhkan.

"Ada beberapa negara yang sudah mendekati kita. Saya dapat laporan dari Menteri Pertanian, Menko Pangan, beberapa negara minta agar kita kirim beras ke mereka. Saya izinkan dan saya perintahkan kirim beras ke mereka," kata Prabowo Subianto saat peluncuran Gerakan Indonesia Menanam di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (23/4/2025).

Menurut dia, produksi beras di Indonesia sudah cukup untuk kebutuhan nasional sehingga bisa ekspor ke negara lain. Prabowo bahkan meminta agar Indonesia tak perlu mencari untung besar dari ekspor beras.

"Dan kalau perlu sekarang atas dasar kemanusiaan, kita jangan terlalu cari untung besar. Yang penting, ongkos produksi plus angkutan, plus administrasi," ujar Prabowo.

 

Indonesia Mampu Memberi

Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Gerakan Indonesia Menanam (Gerina)
Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Gerakan Indonesia Menanam (Gerina). (Liputan6.com/Lizsa Egeham)... Selengkapnya

Hal ini, kata dia, membuktikan bahwa Indonesia bukan negara yang meminta-minta. Prabowo ingin menunjukkan Indonesia mampu memberikan bantuan kepada negara lain.

"Kita buktikan bangsa Indonesia sekarang menjadi bangsa bukan bangsa yang minta-minta, tapi bangsa yang bisa membantu dan memberi bangsa lain. Ini sesuatu yang membahagiakan saya," tutur Prabowo.

Prabowo menuturkan dirinya menjadi Presiden RI saat dunia tengah menghadapi konflik, perang dagang maupun fisik, hingga rivalitas. Namun, Prabowo senang Indonesia masih aman dan bersatu.

"Bahwa pada saat saya diberi kepercayaan menjadi presiden di tengah dunia penuh pergolakan konflik, perang, perang fisik, perang dagang, rivalitas, perpecahan, Indonesia aman, Indonesia sejuk, Indonesia bersatu," pungkas Prabowo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya