Liputan6.com, Jakarta - Pasca mengikuti Indonesia Investment Forum (IIF) 2022, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan pertemuan dengan 2 perusahaan Prancis. Mereka adalah HDF Energy, perusahaan produsen listrik independen (IPP), dan Eramet, salah satu perusahan tambang terbesar di Perancis.
Bahlil Lahadalia memberikan dukungannya atas rencana investasi HDF Energy di Indonesia terkait pengembangan proyek energi terbarukan di Indonesia. Ia menjelaskan, Indonesia memiliki sumber daya yang cukup, seperti angin, air, dan matahari yang dapat dimaksimalkan dengan menggunakan teknologi yang canggih.
Baca Juga
Dalam operasionalnya, HDF menggunakan hidrogen untuk menyimpan kelebihan suplai energi hijau dari angin dan matahari. Perusahaan saat ini tengah dalam menjalankan rencana 20 proyek dengan total investasi senilai USD 1,5 miliar.
Advertisement
Bahlil juga mengapresiasi rencana kolaborasi HDF dengan pengusaha daerah, karena hal tersebut sejalan dengan arah kebijakan Pemerintah RI saat ini.
"Tapi saya minta jangan hanya bekerja sama dengan BUMN, tetapi harus dengan pengusaha lokal selain BUMN. Karena kita ingin ada pemerataan. Tapi pengusahanya yang profesional, yang bisa bekerja sama dan memiliki kualitas," tegas Bahlil dalam keterangan tertulis, Minggu (30/10/2022).
Saat ini, HDF Energy tengah mengupayakan pengembangan proyek Renewstable Energy pertama di Indonesia, dengan target kawasan timur Indonesia. Proyek tersebut direncanakan akan dikembangkan secara bertahap dimulai dari Sumba, NTT, yang selanjutnya akan diperluas ke daerah timur Indonesia lainnya.
Teknologi Renewstable menangkap energi terbarukan (tenaga matahari, angin, atau kombinasi) dan mengombinasikan dengan baterai dan teknologi hidrogen untuk menghasilkan listrik bersih 24 jam.
Â
Proyek Smelter
Sementara dalam pertemuannya dengan Eramet, Bahlil mendorong korporasi agar segera merealisasikan rencana investasinya dalam pembangunan proyek smelter untuk bahan baku baterai.
Eramet bekerja sama dengan BASF, perusahaan kimia asal Jerman, dan berlokasi di Weda Bay dengan total investasi sebesar USD 2,2-2,5 miliar. Adapun proyek ini dinamakan sebagai Proyek Sonic Bay.
"Saya harapkan komitmen dari Eramet untuk segera merealisasikan proyek ini dan dapat memulai kontruksi. Saya hanya minta satu hal saja. Keterlibatan pengusaha lokal harus diperhatikan. Kontraktortambangnya harus beri porsi pengusaha lokal agar ada pemerataan. Jadi saya harap ini jadi fokus yang dibicarakan oleh Eramet dengan BASF," tuturnya.
Advertisement
Cetak Sejarah, Realisasi Investasi Kuartal III 2022 Capai Rp 307 Triliun
Sebelumnya, Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia melaporkan realisasi investasi pada kuartal III-2022 sebesar Rp 307,8 triliun. Angka ini tumbuh 1,9 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan tumbuh 42,1 persen jika dibandingkan pada periode yang sama di tahun lalu.
"Investasi di kuartal III ini sebesar Rp 307,8 triliun, tumbuh 1,9 persen (qtq) dan 42,1 persen (yoy)," kata Bahlil di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta Pusat, Senin (24/10).
Bahlil menjelaskan pertumbuhan tersebut bersumber dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Di kuartal ketiga ini, investasi asing yang masuk ke Indonesia tercatat Rp 168,9 triliun. Capaian tersebut mengalami kenaikan 3,5 persen (qtq) dan 63,6 persen (yoy).
"Ini terbesar sepanjang sejarah, jadi kita tumbuh 63,6 persen," kata dia.
Sementara itu, investasi yang masuk dari investor domestik yakni Rp 138,8 triliun. Sayangnya kata Bahlil, dibandingak kuartal lalu pertumbuhannya mengalami kontraksi 0,05 persen. Tetapi jika dibandingkan dengan tahun lalu tetap mencatatkan pertumbuhan 22,5 persen (yoy).
"Secara kuartal per kuartal turun 0,05 persen tapi secara tahunan kita tumbuh 22,5 persen," kata dia.
Bahlil menyebut dari masuknya investasi tersebut telah mampu menyerap tenaga kerja hingga 325.575 orang atau naik 12,8 persen (yoy).
Pertumbuhan realisasi investasi langsung ini dinilai sebagai prestasi karena saat ini kondisi ekonomi global penuh dengan ketidakpastian.
"Sekalipun ekonomi global, ekonominya lagi gelap tapi ada secercah harapan buat investasi," kata dia.
Â
Yakin Target Tercapai
Meski begitu Bahlil optimis realisasi investasi langsung tahun ini sebesar Rp 1.200 triliun tercapai. Mengingat pada kuartal I realisasinya mencapai Rp 282,4 triliun dan realisasi kuartal II sebesar Rp 302,2 triliun.
Jika diakumulasikan sampai September 2022, investasi yang sudah masuk sebesar 892,4 triliun. Sehingga masih membutuhkan sekitar Rp 307, triliun.
"Ini sebuah target yang Insyaallah 1.200 triliun ini bisa dicapai," kata dia mengakhiri.
Advertisement