Jokowi Minta Antisipasi Krisis Pangan, Erick Thohir Siapkan BUMN Serap Beras Petani

Selain soal peran menyerap hasil petani, Erick Thohir juga membahas soal pendanaan.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 06 Des 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 06 Des 2022, 19:00 WIB
Vaksin IndoVac
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menerima suntikan dosis kedua booster IndoVac di teras Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat (Jabar), pada Kamis (24/11/2022) pagi.

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir membahas mengenai antisipasi krisis pangan imbas dari resesi global saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Selasa (6/12/2022).

Kepada kepala negara, dia memastikan BUMN akan turut andil dalam proses memitigasi dampak resesi tersebut. Salah satu yang dikedepankan adalah BUMN yang menyerap hasil dari petani. Sehingga petani memiliki kepastian untuk menyalurkan hasil panennya.

"Tadi kan bicara mengenai resesi pangan yang harus diantisipasi, karena itu kami dari BUMN tadi mendorong kemungkinan seperti yang sudah dibicarakan Bapak Presiden bagaimana BUMN menjadi offtaker atau mengambil daripada produksi petani. Tetapi kan penugasan itu harus dilakukan dulu, nah jenis-jenisnya apa?," kata dia di Istana Negara Jakarta, Selasa (6/12/2022).

Selain soal peran menyerap hasil petani, Erick juga membahas soal pendanaan. Dia mengusulkan dana penugasan dari pemerintah tak langsung masuk ke kantong BUMN teknis, tapi melalui Himpunan Bank Negara (Himbara).

Namun, skema usulannya itu masih dalam tahap pembahasan. Kendati, Erick belum merinci aspek mana saja yang sedang digodok.

"Lalu pendanaan saya mengusulkan ditaruh di Himbara, tidak ditaruh langsung ke BUMN-nya, ditaruh di Himbara dengan bunga yang rendah supaya jangan tadi ketika kita mau beli ini urusan petani mahal lagi biayanya. Karena ini kan benar-benar circular economy, ekonomi yang berputar, ini yang kita lagi petakan," bebernya.

Hal ini sejalan dengan yang pernah dibahas bersama Komisi VI DPR RI saat menggelar rapat kerja pada Senin (5/12/2022) kemarin.

Di sektor pangan, dia memiliki PT Rajawali Nusantara Indonesia atau ID Food, Bulog, hingga PTPN yang ikut bergelut ke proses stabilisasi pangan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Wanti-Wanti Jokowi

Ratusan Ribu Ton Beras Tak Terpakai di Gudang Bulog
Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka sidang kabinet di Istana Negara Jakarta dengan arahan kepada seluruh menterinya.

Jokowi menyampaikan, ada sejumlah catatan penting yang harus menjadi perhatian kabinetnya, utamanya soal ancaman cuaca ekstrem dan krisis multisektor.

"Antisipasi rencana cuaca ekstrem dan yang berkaitan dengan keselamatan, agar kita semuanya memberikan perhatian, memaksimalkan informasi cuaca dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) sebagai peringatan dini dan juga mitigasi bencana di seluruh daerah yang memiliki potensi," kata Jokowi kepada para menterinya, Selasa (6/12/2022).

Jokowi ingin perhatian para menterinya dapat diartikan sebagai representasi negara yang hadir di tengah masyarakat terdampak bencana. Caranya, dengan langsung terjun melakukan penanggulangan ke daerah yang terdampak.

"Kita ingin memastikan negara betul-betul hadir, segerakan bantuan kemanusiaan dan juga segerakan rekonstruksi bangunan terdampak gempa ataupun bencana lainnya apabila memang keadaan sudah memungkinan untuk segera dimulai," ucap Jokowi.

 


Waspada

Jokowi
Presiden Jokowi memamerkan beras dan gula murah untuk warga tak mampu.

Selain soal penanggulangan bencana, Jokowi juga menyoroti kondisi perekonomian tahun 2023. Presiden ingin semua tetap waspada dengan ancaman krisis multisektor yang sudah diprediksikan sebelumnya.

"Kita harus tetap hati-hati dan waspada yang berkaitan dengan krisis keuangan, ekspor yang menurun, krisis pangan hati-hati mengenai ini karena nanti bisa larinya masalah sosial dan politik. Sehingga utamanya yang berkaitan dgn beras betul dihitung semuanya," ucap Jokowi.

Jangan Salah Hitung

Jokowi mewanti supaya tidak ada hitungan yang keliru. Sehingga jika dibutuhkan, negara mempunyai persiapan untuk mempertahankan suplly dan demamd yang terkendali.

"Kita tahu bahwa situasi dunia masih tidak baik-baik saja, sehingga sekali lagi saya minta seluruh policy yang berkaitan dengan masyarakat hajat hidup orang banyak betul dikalkulasi, dihitung betul," kata Jokowi menutup.

INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya