Puncak Belanja Pakai THR saat Ramadan Diperkirakan H-7 Idul Fitri 2023

waktu belanja masyarakat saat Ramadan sangat berkaitan dengan kapan mereka menerima Tunjangan Hari Raya (THR).

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2023, 15:40 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2023, 15:40 WIB
Ilustrasi THR.
Ilustrasi THR. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - The Trade Desk meluncurkan hasil riset terbaru mereka mengenai perilaku konsumen Indonesia selama bulan Ramadan. Riset ini untuk memberikan gambaran mengenai perbedaan tren tahun ini dibanding sebelumnya beserta dampaknya bagi para brand dan pemasar.

Senior Manager Inventory Partnerships at The Trade Desk Kautsar Ikrami menjelaskan, hasil survei menunjukkan bahwa 53 persen masyarakat Indonesia berencana untuk menggunakan THR untuk belanja keperluan Idul Fitri dibanding menabung. 

Selain itu, waktu belanja masyarakat saat Ramadan sangat berkaitan dengan kapan mereka menerima Tunjangan Hari Raya (THR). 

"Karena masyarakat Indonesia menggunakan sebagian besar waktu untuk mempersiapkan pembelanjaan mereka menjelang bulan suci tahun ini, terdapat peluang berarti bagi para brand untuk menjangkau konsumen mereka melalui pesan yang relevan di waktu yang tepat," jelas Kautsar Ikrami dalam acara Ramadhan Success With The Trade Desk, Jakarta, Rabu (11/1/2023).

Menurut data agregat dari lima situs e-commerce di Indonesia, aktivitas daring seperti ini diperkirakan akan mencapai puncak pada 7 hingga 10 hari sebelum Idul Fitri, waktu dimana masyarakat Indonesia umumnya telah menerima THR mereka.

Perlu diketahui masyarakat Indonesia sudah mulai bersiap untuk merayakan perayaan bulan suci ramadhan di tahun 2023 ini. Sebanyak 88 persen masyarakat berencana untuk berbelanja kebutuhan. Sementara perempuan milenial diperkirakan akan berbelanja daring lebih banyak dibandingkan kalangan lainnya.

Survei yang dilakukan pihaknya, secara khusus mereka diperkirakan akan lebih banyak berbelanja produk kosmetik dan parfum yakni 49 persen, kesehatan dan perawatan pribadi 52 persen, serta pakaian dan aksesoris 61 persen.

Di sisi lain lelaki milenial diperkirakan akan lebih banyak berbelanja kebutuhan spiritual dan produk digital, sementara konsumen Gen Z akan lebih banyak berbelanja produk kesehatan dan perawatan pribadi, serta kosmetik dan parfum dibandingkan dengan masyarakat umum.

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Harga Telur Hingga Cabai Bakal Naik Jelang Ramadan, Mendag Waspada

harga telur ayam di tingkat peternak
Peternak menimbang telur ayam ras hasil panen di peternakannya di Kampung Kebon Kopi, Pengasinan, Bogor, Kamis (15/12/2022). Menurut peternak setempat, sejak tiga pekan terakhir harga telur ayam ras di tingkat peternak mulai mengalami kenaikan dari Rp22 ribu menjadi Rp29 ribu per kilogram. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan tengah mengambil ancang-ancang menghadapi kenaikan harga komoditas menjelang bulan puasa atau Ramadan mendatang. Harga telur ayam hingga cabai masuk ke radar pantauannya.

Diketahui, menjelang ramadan, biasanya terjadi kenaikan harga bahan pangan di pasaran. Sejumlah komoditas yang biasa naik diantaranya telur ayam, daging ayam, cabai, hingga daging sapi.

"Memang, pasti (antisipasi kenaikan harga). Kalau produksi kan stabil. Justru kalau kebutuhan cepat (permintaan masyarakat), harga (akan) tinggi, (solusinya) itu pemerintah siapkan subsidi untuk transportasi dan harga," kata dia saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Selasa (10/1/2023).

Dua komoditas yang jadi perhatiannya adalah telur ayam dan cabai. Untuk telur, Mendag Zulkifli menyoroti soal produksi telur yang terbatas. Maka, hal ini perlu diantisipasi.

 


Faktor Cuaca

Kemudian, harga cabai yang dipengaruhi dari produksinya yang tengah menurun. Salah satunya karena faktor cuaca yang belakangan ini mengganggu waktu panen.

"Biasanya telur (harganya naik), kan nelur enggak bisa dua (menetasnya), kalau nelur satu, kan butuhnya dua sehari, telurnya tetap satu kan gitu. Sama cabai, takut (terdampak produksinya karena) cuaca, sama bawang," sambung Mendag.

Ramadan sendiri diperkirakan akan jatuh pada 22-23 Maret 2023 mendatang. Artinya, hanya ada waktu kurang lebih 2 bulan lagi sebagai ancang-ancang.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya