Liputan6.com, Jakarta Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kembali membuat onar, setelah membakar pesawat Susi Air di Kabupaten Nduga, Papua. Menurut informasi beredar, itu merupakan jenis pesawat Pilatus PC-6 Turbo Porter yang diawaki pilot berkebangsaan Selandia Baru.
Jenis pesawat Susi Air tersebut memang jadi moda andalan maskapai milik mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti untuk mengangkasa di langit Papua.
Baca Juga
Mengutip laman resmi Susi Air, Selasa (7/2/2023), pihak maskapai pertama kali membeli dua unit pesawat Pilatus Porter sejak Desember 2007, untuk kembali membeli dua unit tambahan di 2009.
Advertisement
Menurut laporan situs Flightglobal.com pada 2010, pembelian baru pesawat tersebut dihargai USD 1,9 juta, atau sekitar Rp 28,785 miliar.
Spesifikasinya dinilai cocok untuk lepas landas di Papua, lantaran pesawat tersebut punya kemampuan untuk mendarat di segala medan, tepatnya sekitar 250 meter dari permukaan yang disiapkan secara wajar.
Kemampuan medan pendek ini lantas dikombinasikan dengan muatan sekitar 900 kg, yang diklaim Susi Air sangat diminati di Indonesia untuk landasan pendek dengan panjang tak lebih dari 500 meter.
Mengacu spesifikasi tersebut, Susi Air mengoperasikan Pilatus Porter di Papua untuk mengakses lapangan terbang yang tak dapat dijangkau armada Cessna Grand Caravan.
Selain itu, Susi Air juga melengkapi dua pesawatnya dengan bus listrik khusus, yang diklaim menjadi favorit bagi operator survei di Indonesia dan negeri tetangga.
Pesawat ini juga punya daya tampung 7-8 penumpang, dengan kursi portabel dan mudah disesuaikan. Di luar itu, Pilatus Porter juga kerap dipakai sebagai angkutan khusus kargo untuk landasan manapun, khususnya Papua. Juga, dilengkapi kamera LIDAR untuk keperluan geosurvey.
Detik-Detik Pesawat Susi Air Dibakar, Sempat Landing hingga Dilaporkan Diserang
Beredar kabar pesawat Susi Air dibakar di Lapangan Terbang Paro, Papua. Kementerian Perhubungan mengonfirmasi kejadian tersebut.
Menurut keterangan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, kejadian dibakarnya pesawat Susi Air itu bermula sejak Selasa (7/2/2023) pagi.
Mengutip keterangan yang sama, Ditjen Perhubungan Udara telah menerima laporan awal terkait kasus penyerangan pesawat milik maskapai Susi Air PK-BVY pada Selasa (7/2) pukul 06.17 LT di Lapangan Terbang (Lapter) Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.
Mulanya, pesawat Susi Air yang melayani penerbangan perintis beroperasi secara normal. Bahkan operasional masih normal hingga pesawat mendarat di Lapangan Terbang Paro, Nduga, Papua.
"Berdasarkan laporan, pesawat PK-BVY rute penerbangan perintis Timika - Paro take off normal dari Bandara Timika pukul 05.30 LT, dan landing pukul 06.17 LT di Lapangan Terbang Paro," ujar Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati, dalam keterangannya, Selasa (7/2/2023).
Adita menyampaikan, setelah beberapa jam, pihak Station Susi Air di Timika mendapat informasi dari Kapolres Kabupaten Nduga bahwa pesawat Susi Air dirusak (dibakar). Serta kondisi pilot dan penumpang masih dalam proses pencarian.
"Saat ini Ditjen Hubud terus berkoordinasi dengan pihak keamanan TNI AU, dan rencananya pihak TNI AU akan terbang kembali melintasi Lapter Paro untuk membantu observasi keadaan disana," sambung dia.
Lebih lanjut, Ditjen Hubud memerintahkan Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke terus memonitor dan menyampaikan kondisi terkini pada kesempatan pertama.
Advertisement
Koordinasi
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menerima laporan awal terkait kasus pesawat Susi Air dibakar di Nduga Papua Pegunungan. Kemenhub menyebut pesawat Susi Air PK-BVY tersebut diserang.
Peristiwa pesawat Susi Air dibakar itu berlangsung pada Selasa (7/2/2023) pukul 06.17 LT di Lapangan Terbang (Lapter) Paro. Kabupaten Nduga, Papua.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, Kementerian Perhunungan telah bekerjasama dengan aparat terkait untuk menindaki insiden pembakaran pesawat Susi Air tersebut.
"Saat ini Ditjen Hubud terus berkoordinasi dengan pihak keamanan TNI AU, dan rencananya pihak TNI AU akan terbang kembali melintasi Lapangan Terbang Paro untuk membantu observasi keadaan di sana," kata Adita dalam pesan tertulis, Selasa (7/2/2023).
"Ditjen Hubud memerintahkan Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke terus memonitor dan menyampaikan kondisi terkini pada kesempatan pertama," imbuhnya.
Adapun berdasarkan laporan yang diterima Kemenhub, pesawat PK-BVY rute penerbangan perintis Timika-Paro take off normal dari Bandara Timika pukul 05.30 LT, dan landing pukul 06.17 LT di Lapangan Terbang Paro.
Setelah beberapa jam, pihak Station Susi Air di Timika mendapat info dari Kapolres Kabupaten Nduga bahwa pesawat dirusak (dibakar). "Kondisi pilot dan penumpang masih dalam proses pencarian," pungkas Adita.