Lewat Gambar, Bos Pertamina Jawab Pertanyaan Kenapa TBBM Depo Plumpang Berdiri di Tengah Hunian Padat Warga

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan kondisi situasi terminal bahan bakar minyak (TBBM) atau Depo Plumpang di Jakarta sejak berdiri hingga kondisi saat ini.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Mar 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2023, 11:00 WIB
Foto udara Suasana pemukiman warga terdampak kebakaran depo Pertamina Plumpang
Foto udara kondisi permukiman warga yang hangus akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Koramil, Rawa Badak, Jakarta Utara, Sabtu (4/3/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Kejadian kebakaran TBBM Plumpang di Jakarta, beberapa waktu lalu menuai perhatian masyarakat. Kondisi ini pun menuai pertanyaan keberadaan dari terminal bahan bakar minyak (TBBM) tersebut.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pun menjelaskan awal mulai keberadaan dan kondisi terminal bahan bakar minyak (TBBM) atau Depo Plumpang di Jakarta sejak berdiri hingga saat ini.

Dia mengakui jika sejak kejadian kebakaran di Depo Plumpang, kemudian muncul pertanyaan perihal alasan Pertamina membangun TBBM Plumpang di tengah padatnya hunian masyarakat.

"Jadi banyak sekali pertanyaan yang sampai ke kami pertanyakan kenapa Pertamina membangun dan mengoperasikan Terminal BBM di tegah warga yang sangat padat, di tengah kota," jelas Nicke Widyawati saat RDP dengan Komisi V, Rabu (15/3/2023).

Nicke menjelaskan jika kondisi atau situasi Depo Plumpang saat ini sangat berbeda dengan pertama kali dibangun. Pembelian tanah TBBM berlangsung pada 1971 hingga pembangunan di 1972.

Dia pun menunjukkan gambar jika pada tahun 1972, sekeliling TBBM Plumpang masih berupa lahan kosong. Dengan luas lahan sekitar 82 hektare (ha).

"Jadi tahun 1972 itu sekelilingnya masih kosong, ada 82 hektare di sekitar TBBM Plumpang dan kuning area operasional dibangun Pertamina sekitar 72 hektare," jelas dia.

Kemudian terjadi perubahan pada tahun 1980-an di mana mulai muncul hunian masyarakat. Hingga kemudian sekeliling TBBM Plumapng ini mulai padat dengan hunian masyarakat.

"Masyarakat mulai mendekat di akhir 1980-an dan di hari ini bisa terlihat begitu padatanya sampai masyarakat atau rumah-rumah masyatakat menempel di dinding pembatas dari Terminal Plumpang. Jadi ini kondisi hari ini," tegas Nicke.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Penampangan Depo Plumpang atau TBBM Plumpang.
Penampangan Depo Plumpang atau TBBM Plumpang.

Bos Pertamina Bongkar Penyebab Kebakaran Depo Plumpang: Bukan dari Tangki BBM

pasca kebakaran depo Pertamina Plumpang
Suasana pemukiman warga hangus terbakar dampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Koramil, Rawa Badak, Jakarta, Sabtu (4/3/2023). Adapun untuk suasana kondisi di lapangan memang masih terasa bau gas yang menyengat di beberapa titik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan insiden kebakaran di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang atau Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3) malam bukan berasal dari tangki BBM.

"Insiden itu ada di mana ? itu kalau kita di pojok atas kanan, pas di belokan, di situ. Jadi, bukan di tangkinya tetapi di pipanya. Kalau dilihat ada pipa yang masuk ke dalam tangki tersebut. Di pipa inlet itu lah yang terjadi kebakaran," ucap Nicke saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI dipantau secara daring pada Selasa.

"Saya ingin sampaikan bahwa sebetulnya tangki-tangki dan seluruh instalasi fasilitas yang ada di TBBM Plumpang itu masih aman, tidak terbakar. Yang terbakar adalah pipa yang inlet saja," lanjutnya.

Ia menjelaskan api yang membakar pipa tersebut dapat dipadamkan dalam waktu 1 jam setelah kejadian dan berikutnya proses pendinginan.

"Itu pun berhasil kami padamkan dalam waktu 1 jam setelah itu didinginkan sehingga setelah 3 jam dinyatakan aman sehingga pada saat itu setelah kejadian pukul 04.00 sudah diaktifkan digunakan kembali tetapi pipanya kami off-kan tidak digunakan," tuturnya.

Suplai BBM Tetap Aman

Adapun, kata dia, suplai BBM selanjutnya menggunakan pipa yang berasal dari laut untuk menjamin suplai BBM tetap aman kepada masyarakat.

"Sehingga pasokannya menggunakan yang dari laut, menggunakan pipa yang dari laut sehingga itu untuk memastikan suplai BBM untuk 22 kabupaten/kota itu tetap terjamin walaupun ada insiden ini. Kami waktu itu menjalankan komitmen dan kami menyampaikan kepada masyarakat bahwa kami jamin suplai karena ini tadi tangki-tangkinya semuanya aman, kami langsung on-kan pengiriman yg dari laut," ungkap Nicke.

 


Proses Investigasi

masih ditemukan jenasah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Petugas Basarnas menyisir lokasi rumah warga yang hancur akibat kebakaran hebat Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (4/3/2023) pagi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan, sebanyak 1.085 orang mengungsi akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang. (merdeka.com/Arie Basuki)

Ia juga menyampaikan sampai saat ini, proses investigasi penyebab terjadinya kebakaran tersebut masih dilakukan oleh tim Pertamina dan pihak-pihak terkait lainnya.

"Adapun penyebab kebakaran ini masih dilakukan investigasi yang terdiri dari aparat penegak hukum, kemudian dari Ditjen Migas Kementerian ESDM dan juga tim dari Pertamina. Hasil investigasi belum selesai, belum keluar, tentu nanti kalau sudah ada bisa kami sampaikan dalam forum yang lain," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Nicke secara pribadi dan seluruh jajaran Pertamina meminta maaf atas insiden kebakaran tersebut.

"Saya pribadi dan seluruh jajaran Pertamina ingin mengucapkan permohonan maaf, rasa prihatin, dan duka yang mendalam atas terjadinya insiden ini dan kami berusaha memberikan seluruh upaya terbaik untuk melakukan penanggulangan dari insiden yang tidak sama-sama kita inginkan ini," ucap dia.


Nasib Depo Pertamina Plumpang Usai Direlokasi, Bakal Jadi Gudang Oli

Foto udara Suasana pemukiman warga terdampak kebakaran depo Pertamina Plumpang
Foto udara kondisi permukiman warga yang hangus akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Koramil, Rawa Badak, Jakarta Utara, Sabtu (4/3/2023). Berdasarkan informasi yang Liputan6.com peroleh kejadian terjadi pukul 20.11 WIB. Adapun objek yang terbakar ialah pipa bensin Pertamina. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menteri BUMN Erick Thohir menjamin Depo Plumpang milik PT Pertamina (Persero) tidak akan ditinggalkan begitu saja. Meskipun Terminal BBM di sana rencananya akan dipindahkan ke lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

Erick menyebut Depo Pertamina Plumpang masih potensial untuk dimanfaatkan, semisal sebagai gudang penyimpanan pelumas (lubricant) atau oli.

"Lalu Plumpang ditinggalkan? Tidak, karena di situ ada lubricant, ada oli yang memang tidak memerlukan pipa seperti BBM. Mungkin lebih aman. Jadi apa, ekosistem untuk lubricant bisa dikembangkan di situ," kata Erick Thohir di Jakarta, dikutip Jumat (10/3/2023).

Kendati begitu, ia mengatakan, transformasi Depo Pertamina Plumpang tersebut perlu hitung-hitungan bisnis. Sehingga dia bakal meminta masukan dari berbagai pihak, termasuk Komisi VI DPR RI.

"Makanya komisi VI akan memanggil direksi pertamina Minggu depan untuk memaparkan ini. Jadi kita jangan debat kusir yang tidak penting. Tetapi sesuai instruksi Presiden, keselamatan rakyat harus diprioritaskan," ungkapnya.

Daerah Penyangga Depo Pertamina Plumpang

Di luar bagaimana nasib Depo Plumpang ke depan, Erick saat ini menaruh perhatian utama terhadap daerah penyangga, yang memisahkan antara kawasan permukiman dengan area penyimpanan bbm sehingga tidak terlalu berdekatan (buffer zone).

"Nah artinya apa, proses ini akan kita lanjutkan, yang utama buffer dulu. Kalau pemindahan itu perlu waktu. Pelindo harus bikin tanahnya dulu, itu mungkin baru 2024," ujar Erick.

Adapun menurut rencana sebelumnya, Depo Pertamina Plumpang itu akan digeser ke lahan milik PT Pelindo yang jadi bagian dari proyek reklamasi di Kalibaru, Jakarta Utara.

Mengacu jadwal, tanah Pelindo itu akan siap dibangun akhir 2024. Erick Thohir pun memperkirakan, pembangunan Depo Pertamina butuh waktu sekitar 2-2,5 tahun, artinya masih ada waktu 3,5 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya