Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjamin daging kerbau impor asal India tanpa lemak dan lembut untuk dimasak. Pernyataan itu diberikan pasca Perum Bulog mendatangkan 18.000 ton daging kerbau impor India sebagai alternatif di tengah harga daging sapi yang mahal di pasaran. Â
Pria yang akrab disapa Buwas tersebut lantas membandingkan beda daging kerbau India dan lokal. Ia memastikan daging kerbau impor tersebut lebih nikmat karena dikelola lewat teknik peternakan.Â
"Sebenarnya daging kerbau ini sama dengan sapi, karena kerbau dari India ini bukan kerbau yang diliarkan. Jadi ini dipiara, kerbau dipiara khusus. Bukan kerbau yang kalau di kita untuk bajak (sawah). Jadi ada ototnya, dagingnya keras," ungkapnya dalam operasi pasar di Alfamidi Super Bangka Raya, Jakarta, Jumat (14/4/2023).
Advertisement
"Tapi kalau yang ini lembut. Karena ini dipiara, diternakan di India. Seperti itu, jadi ini kualitasnya bagus," tegas Buwas.Â
Mantan Kabareskrim Polri itu mengatakan, daging kerbau juga cocok dihidangkan untuk menu khas Lebaran, semisal rendang dan semur.
"Ya apa saja, rendang oke, semur ya oke gitu. Pokoknya daging bagus, tergantung mau dimasak apa. Dibakar boleh, dibikin sate," kata Buwas.Â
Buwas menilai, daging kerbau saat ini sudah diminati masyarakat. Itu banyak dijadikan alternatif daging sapi yang harganya di pasaran cenderung fluktuatif dan lebih tinggi.Â
"Kalau yang belum pernah coba daging kerbau beli dicoba dulu deh, sama atau enggak, lebih enak atau tidak gitu aja. Supaya tidak ada keraguan," ucap dia.Â
Bersama dengan Badan Pangan Nasional, Perum Bulog juga bakal melakukan pengecekan untuk memastikan stok daging kerbau impor India tersedia di ritel modern seharga Rp 80.000 per kg.Â
"Jadi untuk kebutuhan Lebaran terpenuhi, termasuk kita sudah memperhitungkan tadi daerah-daerah yang ada pergeseran penduduk pulang kampung, di kampung itu sudah ada juga. Sehingga di mana saja Insya Allah tersedia daging kerbau," tuturnya.Â
Impor 18 Ribu Ton, Bos Bulog Jamin Daging Kerbau Asal India Bebas Penyakit Mulut dan Kuku
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) memastikan daging kerbau beku impor dari India bebas dari Penyakit mulut dan kuku (PMK). Perum Bulog pada Rabu pagi ini menerima 18 ribu ton daging kerbau dari India untuk memenuhi kebutuhan Lebaran 2023.
"Ini sudah diperiksa. Tadi kalau dari karantina semua udah pasti bebas (PMK) gitu, yakin dari produksinya sana sudah diawasi, kita kirim tim ke sana untuk mengawasi dari produksinya," kata Budi Wasesi dalam monitoring pembongkaran impor daging kerbau beku, di New Priok Container Terminal One, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (12/4/2023).
Buwas menegaskan, daging kerbau beku impor ini terjamin halal. Artinya, masyarakat tidak perlu khawatir.
"Jadi halal pun dari sana ada, ada sertifikat halal, sampai di sini juga ada sertifikat halal. Jadi jangan khawatir, tidak ada PMK, itu enggak ada," ujarnya.
Selain itu, Buwas juga menjamin daging kerbau beku impor tersebut berkualitas baik, karena sudah sesuai dengan standar yang berlaku.
"Ini dagingnya daging berkualitas, tidak sembarangan daging terus kita datangkan, ada ketentuannya, ada standarnya," ujarnya.
Advertisement
18 Ribu Ton Daging Kerbau asal India Mendarat, Buat Penuhi Kebutuhan Lebaran
Perum Bulog mendatangkan 18 ribu ton daging kerbau dari India pengganti sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia menjelang lebaran 2023.
"Jadi ini 18 ribu ton datang untuk kepentingan puasa lebaran. Disiapkan alternatif selain sapi. Ini dari India, daging kerbau," kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) dalam monitoring pembongkaran impor daging kerbau beku, di Tanjung Priok, Rabu (12/4/2023).
Pria yang akrab disapa Buwas ini mengungkapkan, sebetulnya Pemerintah menargetkan alokasi kebutuhan daging kerbau impor adalah 100 ribu ton. Namun, untuk saat ini baru mampu mendatangkan 18 ribu ton daging kerbau impor.
Padahal, kata Buwas, targetnya 20 ribu ton daging kerbau. Tapi dari negara impor hanya sanggup 18 ribu ton saja. Ke depan akan dilakukan impor daging kerbau secara bertahap hingga target 100 ribu ton terpenuhi.
"Saya ngecek kedatangannya hari ini dengan pak Dirjen Perdagangan, kita ngecek kedatangan daging impor untuk kebutuhan puasa lebaran ini dari alokasi kita 100 ribu ton baru datang 18 ribu ton yang seyogyanya kita harapkan 20 ribu, tapi yang baru datang 18 ribu ton nanti ini bertahap," ujarnya.