Liputan6.com, Jakarta Mudik lebaran tahun ini akan menjadi momen yang luar biasa bagi para operator bandara, seperti salah satunya PT Angkasa Pura I. Bagaimana tidak, Kemenhub memprediksi 4,4 juta orang bakal mudik lebaran menggunakan pesawat.
2023 adalah Lebaran pertama yang bisa dirayakan dengan meriah, setelah sejak 2020 Idul Fitri selalu diiringi dengan larangan mudik. Sejumlah bandara pun akan mendapatkan limpahan penumpang dalam jumlah besar, salah satunya Bandara Internasional Yogyakarta.
Sebagai salah satu tujuan mudik dan destinasi wisata favorit, Yogyakarta International Airport (YIA) diestimasi akan melayani jumlah penumpang cukup besar, yakni naik 16 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Advertisement
Pengamat penerbangan Gatot Rahardjo mengatakan, hingga saat ini Bandara YIA sudah memadai, baik dari sisi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang pesawat.
"Asalkan semua fasilitas dijalankan dan personelnya juga lengkap, tidak ada masalah di bandara ini. Jadi dari sisi bandara sebenarnya tidak ada masalah, kecuali kalau ada fasilitas yang tidak dioperasikan dengan alasan efisiensi," ujarnya saat dihubungi ditulis Rabu (19/4/2023).
Dari sisi kapasitas dan kelayakan, YIA terbilang sebagai salah satu bandara dengan kesiapan yang cukup prima dalam menyambut arus mudik dan arus balik pada tahun ini.
Pengembangan Kapasitas Bandara
Angkasa Pura I telah mengembangkan kapasitas bandara YIA 11 kali lebih besar menjadi 20 juta penumpang per tahun dari Bandara Adisutjipto yang hanya berkapasitas 1,8 juta penumpang per tahun.
Dari segi konektivitas transportasi, Bandara YIA memiliki berbagai pilihan transportasi publik yang dapat memberikan kemudahan bagi pengguna jasa bandara. Bandara YIA memiliki koneksi langsung ke pusat Kota Yogyakarta menggunakan Kereta Bandara.
"Yang harus diperhatikan itu akses ke kota Yogya dan sekitarnya. Apalagi kalau nanti ada extra flight yang biasanya pada malam hari, harus diperhatikan juga sisi keamanan, kenyamanan dan kapasitas transportasi daratnya," ujarnya.
Kesiapan AP I
Sebelumnya, Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, untuk mengantisipasi potensi lonjakan penumpang ini, Angkasa Pura I telah menyiapkan bandara-bandara kelolaannya, baik secara operasional maupun infrastruktur.
Khusus untuk bandara internasional Yogyakarta, Faik menjelaskan bahwa koneksi langsung ke pusat Kota Yogyakarta menggunakan Kereta Bandara sudah ditambah jadwalnya, dari sebelumnya 24 perjalanan datang dan berangkat melalui YIA menjadi 30 perjalanan datang dan berangkat melalui YIA. Hal ini dilakukan untuk mengakomodir pengguna jasa bandara yang menggunakan penerbangan malam hari.
"Kami berupaya memastikan kelancaran mudik pengguna jasa bandara dengan berprinsip pada safety, security, services, dan compliances” ujar Faik.
Advertisement
Kelola Bandara Kediri, Angkasa Pura I Bidik Potensi Kargo Jawa Timur
PT Angkasa Pura I (Persero) telah sepakat menjadi operator Bandara Kediri selama 30 tahun. Perusahaan membidik adanya potensi angkutan kargo dari Jawa Timur yang cukup tinggi.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengungkap, kargo dari Jawa Timur cukup besar tercatat dari capaian di Bandara Juanda Surabaya. Harapannya, dengan adanya Bandara Kediri, bisa mengurai kepadatan angkutan kargo dan membuka ruang lebih bagi kargo dari wilayah tersebut.
"Ini juga pertumbuhan untuk mengakomkdir market-nya kargo yang cukup besar dari Jawa Timur juga. Jadi saya kira ini hal yang positif untuk memperkuat Juanda Surabaya," ujarnya di Jakarta, ditulis Jumat (14/4/2022).
Meski ada peluang di kargo, Faik juga melihat ada upaya untuk mengurai padatnya pengguna pesawat di Jawa Timur. Mengingat Bandara Juanda yang memiliki kapasitas sebanya 20 juta orang per tahun.
"Ini kan untuk memperkuat kapasitas untuk di wilayah Jawa Timur. Kalau kita lihat Juanda ini kan kapasitas 20 juta ya, sekarang sebelum pandemi aja 20 juta," urainya.
"Dan katanya tren ke depan kan kebutuhan bandara di wilayah Jawa Timur kan perlu ditingkatkan, opsinya adalah di Kediri," sambung Faik.
Informasi, Bandara Kediri sepenuhnya dibangun menggunakan biaya dari PT Gudang Garam melalui anak usahanya PT Surya Dhoho Investama (PT SDHI). Peran AP I hanya sebagai operator bandara Kediri dengan lama kerja sama 30 tahun.
Keuntungan
Melalui kerja sama ini, Faik mengungkap keuntungan yang didapat dari pengelolaan bandara Kediri. Ada beberapa hal yang dinilai bisa menjadi keuntungan untuk perusahaan.
Mengingat, seluruh pembangunan mulai dari pembebasan lahan dibebankan kepada Gudang Garam.
"Ya, (sumber keuntungan) ada manajemen fee, ada revenue sharing, ya kayak gitu-gitu lah," ungkapnya.