Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menggelar Pertemuan Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community Council/AECC) ke-22 di Jakarta, 6–7 Mei 2023 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.
Pertemuan ini termasuk rangkaian event menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 yang akan digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 9–11 Mei 2023 mendatang.
Baca Juga
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, pertemuan Menteri Dewan MEA tersebut membahas soal perkembangan ekonomi ASEAN. Khususnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan.
Advertisement
"Pada tahun 2023, sesuai tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, Indonesia memiliki visi untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/5/2023).
Selanjutnya, Menko Airlangga memaparkan tema Epicentrum of Growth secara lebih rinci yang ditekankan pada tiga elemen, yakni pengembangan ketahanan kawasan, penguatan faktor pendorong (key drivers), serta implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
"Tema tersebut tentunya bukan tanpa alasan, sebab dilatarbelakangi oleh modalitas yang mendukung pertumbuhan ekonomi ASEAN, seperti populasi usia produktif yang tinggi, pendapatan per kapita yang terus meningkat, serta perjanjian perdagangan dengan mitra dagang utama yang menjamin akses pasar dan kebutuhan dunia usaha," ungkapnya.
Airlangga memaparkan, faktor kunci untuk membuka potensi tersebut adalah konektivitas di antara negara-negara ASEAN. Antara lain, melalui digitalisasi dan infrastruktur kawasan.
"Dalam hal ini, konektivitas juga diperlukan untuk memperlancar kegiatan ekonomi dari segi mobilitas barang, jasa, serta masyarakat, guna mendukung pertumbuhan ekonomi," imbuh dia.
Adapun pertemuan Menteri Dewan MEA bakal membahas prioritas ekonomi Indonesia pada Keketuaan ASEAN, yang selanjutnya akan dilaporkan kepada kepala negara di KTT ASEAN. Salah satu keluaran utama pertemuan tersebut terkait kesepakatan kepala negara untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di ASEAN.
Secara umum, para Menteri Dewan MEA juga akan mendorong kepala negara untuk meningkatkan integrasi dan daya saing kawasan melalui keterhubungan sistem pembayaran QRIS antarnegara anggota ASEAN.
"Isu-isu penting dalam megatren perekonomian global perlu diselaraskan pada pembahasan di tingkat kawasan, oleh karenanya Indonesia terus menggerakkan optimisme kawasan, menjembatani digital divide, serta memposisikan isu keberlanjutan dalam pertumbuhan ekonomi," tutur Menko Airlangga.
Selain penyelenggaraan Pertemuan Dewan MEA dan KTT ASEAN, Menko Airlangga juga menyampaikan rencana penyelenggaraan ASEAN Indo-Pacific Forum. Terdiri dari ASEAN Business and Investment Summit, ASEAN Creative Economy Business Forum, dan Indo-Pacific Infrastructure Forum.
"Menggencarkan tema ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah pada flagship event lainnya, termasuk ASEAN Investment Forum dan ASEAN Inclusive Business Summit," tandasnya.
Jokowi Ingin Keketuaan Indonesia Dorong ASEAN Jadi Kawasan Pusat Produksi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan bahwa keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 ingin mendorong agar kawasan tersebut menjadi pusat produksi.
Hal tersebut sesuai dengan tema yang diusung oleh Indonesia pada keketuaannya, yakni ASEANsebagai pusat pertumbuhan atau "Epicentrum of Growth".
Jadi konsentrasi kita nanti adalah ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, 'Epicentrum of Growth', arahnya ke sana," kata Jokowi di Sarinah Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Menurut dia, banyak barang-barang produksi dihasilkan oleh anggota ASEAN. Mulai dari, EV battery, electric vehicle, dan produk-produk yang memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan produksi dari negara-negara yang lain.
"Kekuatan inilah yang ingin kita satukan agar kawasan ini menjadi sebuah pusat produksi utamanya sesuai dengan potensi yang kita miliki," tutur Jokowi.
Advertisement
Kawasan ASEAN Punya Potensi Besar
Dia menjelaskan penduduk di ASEAN mencapai lebih dari 650 juta jiwa dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Hal ini menandai ASEAN merupakan kawasan yang memiliki potensi yang sangat besar.
"Kita tahu ya potensi ASEAN ini sangat besar. Penduduknya 650 juta orang. Pertumbuhan ekonominya selalu di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia," ungkap Jokowi.