LinkedIn PHK 716 Karyawan, Ini Alasannya

Juru Bicara LinkedIn mengatakan perusahaan akan tetap hadir di China untuk membantu perusahaan yang beroperasi di sana untuk mempekerjakan dan melatih karyawan di luar negeri.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Mei 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2023, 11:00 WIB
LinkedIn
LinkedIn (AP Photo/Paul Sakuma, File)

Liputan6.com, Jakarta LinkedIn menjadi perusahaan teknologi terbaru yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Perusahaan melakukan PHK terhadap 716 karyawan dari 20.000 tenaga kerjanya. Jaringan media sosial yang berfokus pada profesional bisnis itu juga akan menghapus aplikasi pekerjaan lokalnya di China.

Mengutip BBC, Rabu (1/5/2023) LinkedIn melalui sebuah surat dari kepala eksekutif perusahaan Ryan Roslansky, dia mengatakan PHK bertujuan untuk merampingkan operasi perusahaan.

"Dengan pasar dan permintaan pelanggan yang lebih berfluktuasi, dan untuk melayani pasar yang sedang tumbuh dan berkembang secara lebih efektif, kami memperluas penggunaan vendor," tulis Roslansky.

Dia juga mengatakan, perubahan tersebut akan menghasilkan 250 pekerjaan baru yang dapat diterapkan oleh karyawan yang terkena dampak pemotongan penjualan, operasi, dan tim pendukung.

Namun, seorang Juru Bicara LinkedIn mengatakan perusahaan akan tetap hadir di China untuk membantu perusahaan yang beroperasi di sana untuk mempekerjakan dan melatih karyawan di luar negeri.

Diketahui, LinkedIn telah menjadi satu-satunya platform media sosial asal Amerika Serikat yang beroperasi di China. Saat diluncurkan pada 2014, platform itu sepakat untuk mematuhi persyaratan pemerintah China agar dapat beroperasi di negara tersebut.

Setelah LinkedIn sebagian besar menarik bisnisnya di China pada tahun 2021 karena alasan "lingkungan yang menantang", aplikasi serupa bernama InCareers juga akan dihapus pada 9 Agustus di negara itu. 

Produsen Mobil Volvo PHK 1.300 Karyawan di Swedia

Volvo Mulai produksi SUV Listrik Canggih (Paultan0
Volvo Mulai produksi SUV Listrik Canggih (Paultan0

Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kini melanda industri otomotif di Eropa.

Melansir The Straits Times, Jumat (5/5/2023) Volvo Cars mengungkapkan akan memberhentikan sekitar 1.300 karyawannya di Swedia karena meningkatkan pemotongan biaya.

Kepala eksekutif Volvo Jim Rowan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya masih memerlukan pemotongan biaya meski dorongan efisiensi grup mulai menunjukkan hasil.

"Hambatan ekonomi, kenaikan harga bahan baku, dan persaingan yang meningkat kemungkinan akan tetap menjadi tantangan bagi industri kami untuk beberapa waktu," katanya.

Sekitar 1.100 pekerjaan akan dipangkas di unit operasi global utama Volvo Cars, yaitu Volvo Personvagnar, sementara 200 posisi lainnya akan diidentifikasi setelah peninjauan entitas perusahaan di seluruh Swedia, menurut keterangan perusahaan tersebut.

Sehari sebelumnya, Volvo Cars, yang mayoritas dimiliki oleh Geely Holding China, mengatakan bahwa penjualan meningkat 10 persen YoY di bulan April menjadi 51.976 mobil, didorong oleh kenaikan yang kuat di China.

Penjualan Volvo di China melonjak 46 persen, sementara di Eropa, yang merupakan pasar terbesarnya, penjualan naik 5 persen.

Sedangkan Amerika Serikat, penjualan Volvo turun 4 persen.

Volvo Cars mengatakan penjualan mobil listrik naik hampir dua kali lipat menjadi 1 persen dari total penjualan.

Semua unit model Rechargenya, termasuk yang tidak sepenuhnya bertenaga listrik, naik 28 persen. 

Morgan Stanley PHK 3.000 Karyawan

Ilustrasi PHK (Istimewa)
Ilustrasi PHK (Istimewa)

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal Amerika Serikat, Morgan Stanley.

Melansir US News, Rabu (3/5/2023) sebuah sumber mengabarkan bahwa Morgan Stanley berencana untuk memangkas sekitar 3.000 pekerjanya pada kuartal kedua 2023, dalam putaran PHK kedua dalam enam bulan.

Sumber itu menyebut, kesepakatan yang lambat dan lingkungan ekonomi yang sulit mendorong bank investasi itu mengurangi jumlah karyawannya, kata sumber itu.

Bloomberg News adalah yang pertama melaporkan tentang PHK terbaru di Morgan Stanley.

PHK terbaru di Morgan Stanley mengikuti kuartal lain di mana biaya dari unit perbankan investasi menurun, menyeret total pendapatan turun hampir 2 persen menjadi USD 14,5 miliar.

Bulan lalu, kepala keuangan Morgan Stanley Sharon Yeshaya mengatakan bahwa pengelolaan biaya adalah prioritas mengingat ketidakpastian pasar yang lebih luas dan inflasi yang tinggi.

Bank investasi di Wall Street itu telah terdampak dari penurunan dalam kesepakatan karena investor menjadi lebih berhati-hati tentang pasar yang bergejolak dan suku bunga The Fed yang naik dengan cepat.

Pada Desember 2022, CEO Morgan Stanley James Gorman juga telah mengatakan bahwa bank akan melakukan pemutusan hubungan kerja "sederhana" di seluruh dunia. Namun saat itu Gorman tidak memberikan angka pasti pada karyawan yang akan terdampak PHK.

Pada akhir Maret 2023, Morgan Stanley tercatat memiliki lebih dari 82.000 karyawan dan PHK akan memengaruhi hampir 4 persen stafnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya