Neraca Pembayaran Indonesia Surplus USD 6,5 Miliar di Kuartal I 2023

Bank Indonesia (BI) melaporkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I 2023 mencatat surplus sebesar USD 6,5 miliar, meningkat dari USD 4,7 miliar pada kuartal IV 2022.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 23 Mei 2023, 14:20 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2023, 14:20 WIB
Bank Indonesia (BI) melaporkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I 2023 mencatat surplus sebesar USD 6,5 miliar, meningkat dari USD 4,7 miliar pada kuartal IV 2022.
Bank Indonesia (BI) melaporkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I 2023 mencatat surplus sebesar USD 6,5 miliar, meningkat dari USD 4,7 miliar pada kuartal IV 2022. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) melaporkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I 2023 mencatat surplus sebesar USD 6,5 miliar, meningkat dari USD 4,7 miliar pada kuartal IV 2022.

Dikutip dari Antara, Selasa (23/5/2023), Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengungkapkan kinerja NPI tersebut ditopang oleh berlanjutnya surplus transaksi berjalan dan diiringi oleh surplus transaksi modal dan finansial.

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa meningkat dari USD 137,2 miliar pada Desember 2022 menjadi USD 145,2 miliar pada Maret 2023 atau setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Transaksi berjalan membukukan surplus sebesar USD 3 miliar (0,9 persen dari produk domestik bruto/PDB), melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya yang sebesar USD 4,2 miliar (1,3 persen dari PDB), yang didukung oleh surplus neraca perdagangan barang yang tetap tinggi.

Ia menuturkan surplus neraca perdagangan barang tetap tinggi didukung oleh permintaan dari mitra dagang utama yang tetap baik terhadap komoditas ekspor nonmigas dan penurunan defisit migas seiring penurunan harga minyak dunia.

Defisit neraca jasa mengalami penurunan, ditopang oleh kinerja jasa perjalanan yang terus menguat seiring dengan mobilitas yang meningkat dan dampak positif dari pembukaan ekonomi Tiongkok, sehingga mendorong kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara.

Selain itu, defisit neraca pendapatan primer juga menurun dipengaruhi oleh pembayaran imbal hasil investasi yang lebih rendah.

Transaksi Modal dan Finansial

Kurs Rupiah terhadap Dolar
Karyawan bank menunjukkan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (2/11/2020). Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (2/11) sore ditutup melemah 0,1 persen ke level Rp14.640 per dolar AS, dari perdagangan sebelumnya yaitu Rp14.690 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Erwin menyebutkan transaksi modal dan finansial pada triwulan I-2023 mencatat surplus USD 3,4 miliar (1 persen dari PDB), naik signifikan dibandingkan dengan surplus USD 300 juta (0,1 persen dari PDB) pada kuartal IV 2022.

Perkembangan ini dikontribusikan oleh peningkatan kinerja investasi portofolio, terutama dalam bentuk aliran masuk pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda dan imbal hasil aset keuangan yang menarik.

Investasi langsung juga tetap solid, dengan membukukan peningkatan surplus sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap terjaga. Di sisi lain, transaksi investasi lainnya mengalami peningkatan defisit antara lain disebabkan oleh peningkatan investasi swasta dan kebutuhan pembayaran utang luar negeri.

BI menilai kinerja NPI triwulan I-2023 yang meningkat tersebut terus menopang ketahanan eksternal Indonesia. Ke depan, Bank Sentral senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan erat dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

BI Prediksi Neraca Pembayaran Kuartal I 2023 Surplus

Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller tengah menghitung mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan transaksi berjalan triwulan I-2023 bisa mencatat surplus ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang sebesar USD 12,3 miliar.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, juga memperkirakan transaksi modal dan finansial triwulan I-2023 bisa mencatat surplus seiring aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio pada triwulan I 2023 yang mencatat net inflows sebesar USD 4,7 miliar.

Adapun aliran masuk modal asing ke investasi portofolio terus berlanjut pada April 2023 yang hingga 14 April 2023 mencatat net inflows USD 1,2 miliar.

"Perkembangan positif di aliran masuk modal asing sejalan dengan dampak meredanya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah kondisi ekonomi domestik yang terus membaik seperti pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi yang rendah, dan imbal hasil aset keuangan yang menarik," kata Perry dalam konferensi Pers RDG periode April 2023, Selasa (18/4/2023).

Di samping itu, BI mencatat posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2023 juga terus meningkat menjadi USD 145,2 miliar, setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Berbagai kinerja positif tersebut diprakirakan berlanjut sehingga NPI 2023 diprakirakan mencatat surplus, dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari PDB," ujarnya.

 

Aliran Masuk Modal Asing

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan mencatat surplus yang lebih tinggi didukung oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk PMA dan investasi portofolio.

Diketahui, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 April 2023 memutuskan tetap mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,50 persen.

"Keputusan ini konsisten dengan stance kebijakan moneter yang pre-emptive dan forward looking untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan," kata Perry.

Bank Indonesia meyakini bahwa BI7DRR sebesar 5,75 persen memadai untuk mengarahkan inflasi inti tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1 persen di sisa tahun 2023, dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen lebih awal dari perkiraan sebelumnya. 

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya