Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan penataan kawasan wisata Desa Nagari Tuo Pariangan yang berlokasi di Provinsi Sumatera Barat. Desa Nagari Tuo Pariangan ini pernah dinobatkan sebagai salah satu desa terindah di dunia.
Selain itu, Kementerian PUPR juga telah merapikan Lapangan Cindua Mato di Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Penataan kawasan di dua lokasi tersebut diharapkan dapat mendukung pengembangan pariwisata di Provinsi Sumatera Barat.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities dan event baru promosi besar-besaran.
Advertisement
"Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul. Prinsipnya adalah merubah wajah kawasan dilakukan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional,” kata Basuk dalam keterangan tertulis, Rabu (31/5/2023).
Kawasan Nagari Tuo Pariangan merupakan kekayaan budaya Indonesia yang terletak di Kabupaten Tanah Datar. Menurut Tambo Minangkabau (catatan sejarah Minangkabau), Pariangan adalah nagari tertua di Minangkabau dan dikenal sebagai desa yang menjadi cikal bakal rakyat Minangkabau.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Barat Kusworo Darpito mengatakan, penataan kawasan Nagari Tuo Pariangan dilaksanakan pada tahun 2021 dengan biaya Rp 2,5 miliar.
"Lingkup pekerjaannya mencakup pembangunan Plaza Panarian, Batu Lantok Tigo, penataan lansekap, dan perbaikan Makam Panjang Tantejo Gurhano," kata Kusworo.
Jantung Kota Batusangkar
Sementara untuk penataan kawasan Lapangan Cindua Mato, Kusworo mengatakan, pembangunannya dilaksanakan pada tahun 2021 hingga 2022 dengan biaya Rp 12,5 miliar.
"Ruang lingkup pekerjaannya termasuk pembangunan taman interaktif dan playground yang dilengkapi wahana air mancur," ujarnya.
Lapangan Cindua Mato merupakan ruang terbuka hijau yang berada di jantung Kota Batusangkar. Lapangan ini sering digunakan sebagai arena pertunjukan, olahraga, marching band dan event atau lomba lainnya.
Syofriani, salah seorang pengunjung Lapangan Cindua Mato membagikan momen anaknya bermain di playground lapangan tersebut. "Malam minggu with duo bocil," tulisnya dalam caption instagram pribadinya.
Yesi Marlina yang juga salah seorang pengunjung Lapangan Cindua Mato membagikan momen kebersamaannya saat apel pagi bersama rekan-rekan kantornya. "Apel gabungan," tulisnya.
Advertisement
Desa Terindah di Dunia
Untuk diketahui, Desa wisata Nagari Tuo Pariangan adalah sebuah desa indah yang terletak di lereng Gunung Marapi, sebuah gunung api aktif yang berada di dataran tinggi Provinsi Sumatera Barat.
Dikutip dari laman kemenparekraf, posisi geografis ini juga memberikan anugerah alam yang elok dan subur bagi desa wisata Pariangangan dimana sawah berjenjang memanjakan mata dari lereng Gunung Marapi hingga lembah-lembah yang ada dibawahnya bahkan hingga ke Danau Singkarak.
Pariangan adalah sebuah desa yang istimewa. Tambo, tradisi lisan Masayarakat Minangkabau, menyebut Pariangan sebagai desa atau nagari tertua tempat nenek moyang dan peradaban mereka bermula.
Pariwisata di Nagari Tuo Pariangan mulai berkembang pesat dengan adanya publikasi dari Travel Budget USA pada tahun 2012 yang menyebut Pariangan sebagai salah satu desa terindah di dunia.
Pada artikel World’s 16 Most Picturesque Village yang ditulis Sandra Ramani dan dipublikasikan pada 23 Februari 2012, Pariangan disandingkan dengan Shirakawa-go di Jepang, Eze di Perancis dan Niagara-on-the-lake di Kanada dan desa-desa lainnya sebagai 16 desa terindah di dunia.
Desa Wisata Pariangan dapat ditempuh lewat jalur darat dengan kendaraan roda dua maupun empat dari kota-kota besar di Sumatera Barat; 90 menit dari Bandara Internasional Minangkabau, 2 jam dari kota Padang, 90 menit dari Kota Bukittinggi dan 90 menit dari kota Payakumbuh.