Siapa Bilang Nasabah BPR Tak Tersentuh Layanan Digital, Ini Buktinya

Berbagai transaksi nasabah BPR dapat melakukan berbagai transaksi perbankan kapan saja dan dimana saja tanpa perlu ke kantor cabang, dengan menggunakan aplikasi Abank BPR.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Jun 2023, 10:45 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2023, 10:45 WIB
Ilustrasi Bank
Berbagai transaksi nasabah BPR dapat melakukan berbagai transaksi perbankan kapan saja dan dimana saja tanpa perlu ke kantor cabang, dengan menggunakan aplikasi Abank BPR.

Liputan6.com, Jakarta Bank DKI kembali memperluas kolaborasinya dengan mitra strategis, dalam hal peningkatan layanan digital untuk perluasan akses perbankan kepada masyarakat. Terbaru, Bank DKI menandatangani kerjasama dengan DPD Perbarindo DKI Jaya & Sekitarnya dalam hal pemanfaatan jasa layanan perbankan, khususnya kepada nasabah BPR/BPRS (anggota DPD Perbarindo DKI Jaya & Sekitarnya) melalui layanan Abank (Agen Bank) BPR.

Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI, Amirul Wicaksono menyampaikan bahwa kerjasama ini diharapkan dapat menghadirkan manfaat bagi BPR/BPRS maupun bagi masyarakat khususnya dalam peningkatan inklusi keuangan.

”Kerjasama ini berpotensi mendorong BPR dan BPRS untuk semakin dapat tumbuh dan bersaing melalui peningkatan fee based income dari layanan berbasis digital” ujar Amirul dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Sebagai informasi, melalui kolaborasi antara Bank DKI dan anggota DPD Perbarindo DKI Jaya & Sekitarnya, Bank DKI siap memberikan dukungan dengan penyediaan fasilitas dan infrastruktur layanan JakOne Abank kepada nasabah BPR untuk menjadi agen yang di-branding menjadi Abank (Agen Bank) BPR.

Nantinya, berbagai transaksi nasabah BPR dapat melakukan berbagai transaksi perbankan kapan saja dan dimana saja tanpa perlu ke kantor cabang, dengan menggunakan aplikasi Abank BPR. 

Lebih lanjut, Amirul mengatakan, mengawali kerjasama tersebut, maka akan dilakukan piloting Abank BPR sebanyak 10 BPR/BPRS yang saat ini tergabung sebagai anggota DPD Perbarindo DKI Jaya & Sekitarnya dengan sejumlah fitur diantaranya: transaksi perbankan (transfer antar rekening, virtual account, Cek Saldo), transaksi pembayaran dan pembelian, transaksi pajak, Scan QRIS, pelaporan transaksi, hingga informasi promosi yang menarik.

“Melalui kemudahan layanan perbankan digital, diharapkan loyalitas nasabah BPR/BPRS dapat terus meningkat dan semakin memberi manfaat kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional” ujar Amirul.

 

Produk Digital

Bank DKI
Bank DKI tunjukkan dukungan terhadap program inklusi keuangan digital yang dicanangkan Pemerintah, dengan turut serta pada Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) tahun 2023 yang diadakan di Jakarta Convention Center pada tanggal 8-10 Mei 2023. (Dok. Bank DKI)

Dibawah kepemimpinan Direktur Utama, Fidri Arnaldy, Bank DKI adaptif menghadirkan ragam produk digital untuk mempermudah akses perbankan, salah satunya dalam mendukung UMKM melalui JakOne Abank. JakOne Abank merupakan layanan perbankan tanpa kantor dengan sistem keagenan menggunakan perangkat Mobile Point of Sale (MPOS).

Agen JakOne Abank dapat melayani berbagai transaksi, diantaranya transfer antar rekening, pembayaran pajak dan retribusi, hingga pembayaran berbagai tagihan dan mendapatkan komisi dari setiap transaksi. Saat ini aplikasi JakOne Abank telah banyak digunakan masyarakat khususnya para pelaku UMKM sebagai upaya dalam peningkatan usaha.

Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Arie Rinaldi menambahkan, kolaborasi antara Bank DKI dan anggota DPD Perbarindo DKI Jaya & Sekitarnya ini juga sebagai bentuk upaya dalam meningkatkan inklusi keuangan, serta menjadi bukti bahwa layanan perbankan digital Bank DKI semakin dipercaya untuk melayani masyarakat lebih luas lagi melalui kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Bank DKI siap mendorong pertumbuhan kinerja BPR dan BPRS melalui kolaborasi pemanfaatan jasa layanan perbankan, mengingat bahwa BPR dan BPRS memiliki koneksi yang kuat dalam menghubungkan masyarakat dengan sektor keuangan dengan cakupan wilayah yang lebih fokus.” tutup Arie.

 

Mau Naik Kelas, Digitalisasi BPR Masih Terganjal Mindset

Logo Bank Perekonomian Rakyat (BPR)
Logo Bank Perekonomian Rakyat (BPR) (Istimewa)

Sebelumnya, Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) terus berupaya untuk melakukan digitalisasi pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang kini telah berganti nama jadi Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS).

Ketua Umum Perbarindo Tedy Alamsyah menjelaskan, tantangan mendasar yang dihadapi oleh industri BPR dan BPRS tatkala berkeinginan menerapkan digitalisasi, dimulai dari pola pikir (mind set). Pasalnya, keterbatasan yang dimiliki yaitu keterbatasan modal, infrastruktur dan SDM yang belum memiliki pengetahuan yang memadai.

"Pola pikir ini yang akhirnya membelenggu dan mempengaruhi upaya transformasi digital. Untuk itu, forum seperti ini bagi Perbarindo sangat penting dan strategis guna meningkatkan kapabilitas serta kompetensi SDM BPR dan BPRS, pada akhirnya akan meningkatkan daya saing industri," ujar Tedy dalam sesi seminar nasional di Jakarta, Selasa (11/4/2023).

Menurut dia, industri BPR dan BPRS harus mampu memenuhi preferensi nasabah terhadap layanan perbankan ke depan. Layanan yang lebih mengutamakan kecepatan, kemudahan, keamanan dan dapat bertransaksi tanpa dibatasi ruang serta waktu, tentu menjadi harapan bagi BPR dan BPRS untuk mewujudkannya.

“Kami sadari, kebutuhan masyarakat semakin berkembang, di sisi lain kami juga terus berupaya mencari solusi yang efektif, efisien, dan aman dalam penyediaan teknologi bagi BPR, BPRS. Salah satu upayanya yaitu menjalin sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Tentunya dengan model bisnis yang saling melengkapi, menguntungkan dan mendorong tumbuh bersama. Sehingga dampak akhirnya, masyarakat yang dilayani lebih mudah, cepat, dan aman," ungkapnya.

Upaya memenuhi kebutuhan konsumen membutuhkan penguatan pengelolaan terhadap data, model bisnis, regulasi, dan teknologi. Tedy menilai, keempat bidang terpenting ini tidak memungkinkan untuk dikuasai dalam jangka waktu yang singkat.

Peningkatan Daya Saing

Ilustrasi bank
Ilustrasi bank (Sumber: Istockphoto)

Sementara peningkatan daya saing sangat mendesak untuk dilakukan agar tidak kehilangan momentum. Untuk itu, upaya mentransformasi BPR dan BPRS tidaklah dapat dilakukan secara optimal tanpa melibatkan semua aspek yang saling mendukung satu dengan lainnya.

Aspek-aspek yang dimaksud antara lain, peningkatan kapasitas SDM, pengembangan produk dan layanan, perbaikan tata kelola, manajemen risiko, pemenuhan ketentuan, penyempurnaan infrastruktur teknologi informasi, dan sistem informasi manajemen.

Dalam upaya penguatan SDM, khususnya peningkatan kapasitas dan kompetensi digital SDM memang telah menjadi agenda besar Perbarindo.

"Perbarindo memang berkomitmen untuk terus berupaya membawa BPR dan BPRS naik kelas, sesuai yang telah tercantum dalam Program Kerja Perbarindo Tahun 2022-2026. Program tersebut antara lain dalam pengembangan digitalisasi BPR yaitu BPR e-Cash dan pengembangan core banking system (CBS) melalui kerja sama dengan pihak ketiga," sebutnya

"Pengembangan SDM juga diperkuat dengan menuntaskan penyusunan modul untuk sertifikasi staf supervisor dan pelaksana. Sehingga akan mempermudah BPR dan BPRS untuk meningkatkan kompetensi, pengetahuan, dan wawasan," pungkas Tedy. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya